"nanti juga pergi sendiri" pikir Dinda. memanng akan pergi dengan sendirinya,tanpa menyapa atau bebasa basi.
Dinda hanya bertemu dengan bapak kosan itu saat berkeliling saja, karena biasanya yg menagih uang biaya kos adalah putrinya, setiap tanggal tertentu menagih uang sewa. mungkin mereka sudah membagi tugas untuk itu.
"lagi ngapain lo? kapan lo pulang ke jakarta?" pesan singkat dari shalika.
"nantilah kalau liburan gue lagi ngetik tugas aja, gmna keadaan disana? masih suka ngumpul" temen SMA?" dinda meletakan kembali telepon genggamnya
"udah jarang ngumpul2 ni huhu.. makanya gue ngerasa kaya kaga punya temen, nanti kalo lo lg libur terus pulang, hubungi gue ya, jangan sampai lupa hehe.. eh gmana kabar bapak kosan lo yg tercinta itu haha?" balas shalika. saat membaca kata "bapak kosan" dinda langsung merinding, sebenermya bapak kosan itu tidak pernah yg dibayangan orang , dia misterius, ekspresi wajahnya selalu menyeramkan. dia tidak pernah menunjukan satu senyuman saat dinda tersenyum.
"udah ah lo jangan mainin bapak kosan gue, dia orangnya serem tau, ntar kenapa kenapa lo,.." balas dinda. saat membalas pesan itu, tiba tia saja dia mencium wangi bunga melai yg menyengat di kamarnya, dia segera ngelirik jam di dinding kamarnya, pukul sebelas malam. seketika bulu kuduknya sendiri.
"iya iya, gue gak akan ngomongin bapak kos lo lagi, gitu aja ngambek" balasan shalika
"eh lo tau gak, gara gara ngomongin bapak kos gue, sekarang kamar gue bau bunga melati" balas Dinda
"hah? serius lo?! buesett serem banget ya kosan lo?" balas shalika
ketika hendak membalas kembali pesan singkat temannya, seketika ia kembali dikagetkan oleh kedatangan bapak kos. dia berdiri beberapa meter dari pintu kamar Dinda dengan tatapan cukup menyeramkan. dinda sampai tidak tau harus berbuat apa. dia hanya tersenyyum seraya menundukan kepalanya tanda memberi salam, tapi bapak kos tidak membalas, dia hanya diam dengan ekspresi penuh misteri. dinda sama sekali tidak dapat menangkap maksud dari ekspresi wajah itu, namun yg pasti dia menangkap rasa tidak suka di wajah bapak kos.
buru buru dinda mengalihkan pandanganbya ke layar laptopnya, tidak laggi mau menatap bapak kos. beberapa enit berselang, dinda kembali lirik keluar kamar. ternyata bapak kos sudah tidak ada. dia langsung menutup pintu kamarnya kosnya rapa rapat.
"udah ya, gak mau bahas lagi soal bapak kos gue" nutup dinda pada shalika. dia kemudian bersiap untuk tidur,karena memang keesokannya ada kelas jam sembilan pagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAPAK KOS
Terrortatapan tajam,senyuman misteri,dan ekspresinyaa bapak kos itu menemani gue setiap malam...