(1)

37 2 0
                                    

Kringg.. Kringg.. Kringg..

(Bunyi jam weker berdering menunjukkan pukul 6.00)

"Emm.. Berisik banget nih jam duh!" kata seorang gadis yang terlihat masih mengantuk dan malas bangun, dia adalah Farali.

Fazura sang kakak, terbangun dan langsung pergi ke kamar mandi. Farali masih manis tiduran di kasur. Fazura yang gesit bersiap siap untuk berangkat kuliah. Setelah itu Fazura hendak membangunkan Farali.

"Far! Farali! Bangun dong kita telat nanti. Cepetan mandi aku tunggu di bawah yaa" kata Fazura bergegas pergi.

Farali hanya mengangguk saja. Tiba tiba dia bangun dan melihat jam.

"Ya Tuhan.. Jam 7.00? Aduh bisa telat nih! Harus cepet siap siap" kata Farali terburu buru.

Farali sedang bersiap siap, sedangkan Fazura sedang menyantap sarapan pagi dengan nasi goreng buatan sang ayah. Kebetulan sang ayah bekerja sebagai chef di restauran terkenal.

"Zura? Mana adikmu kok belum nongol, kemana?" tanya ayah Fazura. "Far belum bangun yah, dia masih asyik di dunia mimpi nya" kata Fazura sembari tersenyum. Ayah hanya mengeleng gelengkan kepala.

Tiba tiba..

Bruukkk!!

"Aw sakit!" kata seseorang yang terjatuh tersandung meja kecil, dia adalah Farali.

"Ya ampun, Far! Hati hati dong, kamu itu sehari saja lebih tenang sedikit. Ish.. Ish.." kata Fazura.

Ayah hanya menatap kedua gadis kembar nya dengan senyum.

"Apaan sih, Faz bantuin ke? Ini malah ngomel ngomel dasar kakak!" kata Farali kesal. "Sudah sudah jangan berisik makan cepat nanti telat lagi ayah berangkat kerja" tambah ayah.

Fazura segera menghabiskan makanan nya, Farali pun sama. Setelah selesai mereka bertiga berangkat bersamaan.
-
-
Sesampainya di kampus..

Fazura dan Farali kuliah di kampus yang sama dengan jurusan yang berbeda. Fazura memilih jurusan Hukum, sedangkan Farali memilih jurusan Kedokteran. Otomatis ruangan mereka berbeda.

"Fazura! Tunggu!" teriak seseorang dari belakang.

Fazura pun dengan spontan menoleh kebelakang. Ternyata teman sejurusan dengan Fazura, Fateh.

"Eh Fat.. Ada apa teriak segala?" tanya Fazura. "Anu Zur soal sekripsi kemaren, gimana udah selesai belom? Apa ada yang belom? Nah gue lanjutin gitu biar gue ada kerja dikit hehe" jawab Fateh cengengesan.

"Oh itu udah selesai Fat.. Kemaren nanggung ya udah aku beresin, sorry :D gapapa lah tenang ajah aku masukin kok nama kamu, tenang.." kata Fazura. "Waduh serius Zur? Ya kalau udah gitu gimana? Apa boleh buat? Gue terima lapang dada deh" kata Fateh bahagia.

Melihat tanggapan Fateh seperti itu, Fazura hanya tersenyum. Farali menanggapi Fateh agak sinis.

"Enak yaa hidup kayak Fateh.. Tugas kelompok di kerjain sama satu orang, anggota lain mana? Fateh mana?" kata Farali mencibir Fateh.

Mendengar perkataan Farali, Fateh melawan.

"Apaan sih lo ngomong seenak jidat lo, gue gak nyuruh kakak lo kok. Dia ajah yang rajin amat. Pea lo!" kata Fateh kesal.

Fazura mulai tidak enak hati, akhirnya dia meninggalkan mereka berdua yang mengoceh satu sama lain.

"Lo keenakan pea!" tambah Farali. "Apaan sih lo!" kata Fateh. "Apa?" kata Farali menantang.

Mereka saling adu mulut. Lalu salah satu tidak sanggup melawannya lagi, dia meninggalkannya. Dia adalah Fateh. Farali hanya senyum sinis.

"Udah kalah ngomong ya lo, hah?!!" teriak Farali.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang