"Aku butuh pelangi setelah senja hariku," tuturnya lembut ketika di malam penghujung tahun ini.
"Aku butuh hatimu untuk kudiami," begitulah ucapku selepas meninggalkan sosoknya.
BRAKkKkK!Tubuh kecil ini mulai terhempas ke pasir putih pinggir pantai. Dua bola mata ini saling bertemu setelah menikmati pesta kembang api.
"Hello peri jumatku! Jutek, manis, dan imut," tuturnya yang lembut kembali ku dengarkan.
"Kau lagi rupanya," gumamku kecil.
"Fy, ayo cepat pergi dari sini!" tutur katanya kali ini sangatlah tegas dan segera menarik tanganku.
Kini aku pun mengikuti langkah kakinya yang terbirit-birit.
"Aduh, jangan kencang-kencang! Tanganku sakit," ocehku jutek sambil mengerutkan keningku.
"Ify!" Teriakkan beberapa orang itu sangat dekat. Aku segera menoleh ke belakang.
"Oh tidak!" Aku menjerit dalam hatiku.
"Ify ... Alyssa Saufika Umari, seorang cewek jutek, manis tapi imut sukses mencuri bagian kecil dari hidupku," batin seorang cowok tengil yang sedang bersamaku, Rio ... Mario Stevano Aditya Haling.
Awwww!
Dua tangan yang berotot dan sepasang dua bola mata ini kembali menikmati pesta kembang api. Sejenak aku dan dia saling memandang. Kini tubuhku di gendong olehnya. Bibir manisnya pun mulai memainkan aksara kecil yang membuatku terdiam.
"Pegangan ya? Aku mau lari," ucapnya sambil memandangiku.
Diam dan terpaku masih bergelut denganku. Segeralah, aku mengangguk kecil dan dia melingkarkan kedua tanganku di lehernya. Lalu kusandarkan kepalaku di dadanya yang datar.
Rasanya, aku tak ingin menutupi senyum di ranum bibirku. Tapi ... Mengapa perasaan yang entah dari mana asalnya selalu menggebu-gebu?
Kini kunikmati setiap ritme detak jantungnya. Perlahan kuusap dadanya yang datar secara samar.
"Fy ...," begitu sosoknya memanggil sepenggal namaku.
Kuputar bola mataku dan kumain-mainkan seakan menunjukan daya tahan lima watt seperti lampu yang akan meredup.
"Andaikan kau ... Ah, sudahlah!" pikir sosoknya ketika melihatku tertidur pulas di dadanya.
Keesokkan harinya.
Aku mengerjap-ngerjapkan kedua bola mataku. Kuulurkan kedua tanganku ke atas.GUBRAK!
"Ify ... Kau sudah bangun?" tanyanya melihat sosokku yang telah mendapati kedua bola mata elangnya.
PLAK!
"Oops!" ucapku terkejut, ketika mendengar suara alumunium berjatuhan.
"Kubuatkan sarapan pagi untukmu tapi, kau tumpahkan. Apa kau sebenci itu terhadapku, Fy?" batin sosok tengilnya menatapku tajam.
"Ternyata...," dialog dalam hatiku mencoba memprotes pikiranku.
Sesunyi malam yang telah kulewati bersamanya. Sama halnya, saat ini suasana pun sunyi sepi. Tanpa sepatah kata pun aku meninggalkan sosoknya.
Hwaaaaaaa!
Kali ini teriakanku tak seperti kunci chord major yang kumainkan. Minor-lah yang menjadi pengiringnya di setiap aksaraku.
"Ify ....," ucap sosoknya dengan segera menangkap tubuh mungilku yang akan mencium lantai.
Kembali kutatap kedua bola mata elangnya. Helaan nafas naik-turun tak stabilnya. Dan tumit tipisnya merebut kalbuku hingga meruntuhkan tsunami dalam rasa ketakutanku.
"Nyaman ... Itulah yang aku miliki bersama denganmu, Fy" bisiknya di kecup keningku.
Jum'at dan Jumat. Lengkapi rasa bahagiaku!

KAMU SEDANG MEMBACA
Follow the Love
RomanceFollow The Love Penulis : Nathania Jingga Genre : Romance Fiksi Penggemar Published on Juni 2016 Sebuah novel penggemar romance teenlite komedi yang menceritakan kisah cinta remaja romantis dengan beberapa nama tokoh idolanya. Tentu saja, cerita ini...