"Rio, cepat bawa Ify ke rumah sakit!" perintah Bunda Manda.
TEN... TEN... TENNNNN...
Suara klakson mobil milik Kak Acel. Rupanya Kak Acel dan Cenna ready stock mengantarkan aku dan Rio.
"Rio, Bunda nanti nyusul. Bunda akan membawakan beberapa baju untuk Ify di sana. Ingat, jangan pernah tinggalkan Ify sendirian."
"Baik, Bunda hati-hati. Rio berangkat dulu," sahut Rio sambil membopong tubuh mungilku lemas tak berdaya.
Betapa sedikitnya waktu yang tak mungkin lagi kudapatkan. Berhari-hari lamanya aku menunggu detik-detikmu.
Setiap waktu memikirkanmu,
ku katakan pada bayangmu.
Sampai kapan ku harus menunggumu jatuh cinta.(Andaikan - Ify Blink)
Rio sangat cemas dan super gila paniknya. Unyu-unyu gimana gitu hihihii. Sementara aku hanya terbaring tak sadarkan diri. Bermimpi indah seperti malaikat. Lalu terjaga hati yang tulus mencinta bahagia."Rio, bagaimana keadaan Ify?" tanya bunda mengejutkan Rio dihantui dengan perasaan harap cemas.
Rio memalingkan tubuhnya kehadapan bunda. Dan langsung memeluk erat bunda. Di sisi lain, Kak Acel dan Cenna cemas-cemas saling romantis.
Yaps, maklumlah COUPLE UP TO DATE IN THE MOMENT julukan teman-teman hihihihiii. Kadang suka sebel ngelihat sikap romantis mereka. ASLI bikin butterflies banget.
Air matapun telah memakan suasana galau di rumah sakit. Dokter pun tak kunjung jua membuka pintu ruang UGD.
"Usap air matamu dan kuyakin kau belahan jiwaku."
"Fy, yakinlah cintaku selalu mengikutimu."
"Tenangkan hati dan pikiranmu," Bunda mengelus-elus rambut Rio dan menghapus khayalan tingkat tinggi Rio.
Tiga detik berharap cahaya dalam gelapku tak meredup.
Aku tak bisa melupa pada gemericik rasa di pipimu; yang bisa kubaca hanya matamu, tidak dengan hatimu.
UGD masih menjadi sebuah misteri cinta Rio.
"Dok, bagaimana perkembangan Ify?" tanya Rio kepada Dr. She, Nia Shewidka sahabat kecil Rio; dokter pribadi keluarga.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan, Ify akan siuman setelah selesai operasi dilakukan, yaitu 2 x 24 jam. Permisi, saya chek up pasien lain dulu," penjelasan dari Dr. She yang berlalu ke kamar sebelah.
"Rio, sabar ya sayang? Kita berdoa saja. Semoga keajaiban bersama kita semua." Bunda pun menenangkan Rio.
"Kalau bukan karena kamu, Kak Ify gak akan ngalamin hal tragis seperti ini," ketus Vinne, sahabat sekaligus adik bagiku; Ify.
Ya, aku dan Vinne bersahabat sejak kecil hingga dewasa. Sayangku berlebih kepada Vinne. Meskipun aku dan Vinne tak ada hubungan darah. Vinne, adik angkatku yang super star tegar menghadapi setiap masalah yang datang.
Tentu saja, menarik untuk diperbincangkan. Karena aku ... Aku hanyalah seorang gadis yang sangat ... Ah sudahlah! Tak perlu membahasnya. Lebih baik kau simak saja kisahku.
"Kak Rio, kalau sampai terjadi hal yang tragis dengan kakakku, Ify. Aku gak akan pernah biarin kak Rio dan kakakku bersama lagi!" ultimatum Vinne dengan ekspresi gagal total tegasnya.
Vinne sedikit mewek-mewek manja merenungkan kisah hidupnya.
"Apakah mungkin cerita cintaku juga akan berujung tragis?" pikir Vinne dangkal.
Vinne mengalihkan pandangannya ke Kak Acel. Kemudian menghampiri Kak Acel yang sedang duduk berpose say hello hai.
"Kak Acel foto dulu bareng aku?" ujar Vinne permisi.
"Hah!" jawab sontak Kak Acel, terkejut.
"Hih..., sekalian terus parkir!" gubris Vinne polos tanpa memperdulikan perasaan Cenna yang sedang dilanda si jago merah muda.
Kak Acel segera memalingkan wajahnya dari Vinne dan menjitak kepala Vinne diam-diam.
Andai kau izinkan
Walau sekejap memandang
Ku buktikan kepadamu
Aku memiliki rasa
Cinta yang ku pendam
Tak sempat aku nyatakan"Vinne galau mendengar lagu itu," info Kak Acel di telinga Vinne.
Lalu Kak Acel pergi ke caffe rumah sakit KASIH RIFY. Sementara Vinne mengamati gerak-gerik Rio.
Pada surat-surat gelisah, Rio menggigil di tengah perantauan harapan. Dinginnya malam membawa Rio ke ujung kenangan, ingin melupa tapi tak mampu terbuang.
"Rio!" seruku memanggil dengan keadaan tak stabil.
Dokter pun segera masuk ke ruang UGD. Entah, apalagi yang akan terjadi dengan tubuhku? Aku tak mengerti. Yang jelas, aku hanya butuh dia, si cowok tengil Rio.
"Ify, bertahanlah!" panik Rio melihatku dari luar jendela UGD.
"Kak Ify, aku yakin! Bahkan aku sangat yakin. Jikalau sesungguhnya kau mencintainya. Dan aku relakan rasa itu demi kau seorang," Vinne berbisik dalam hatinya menatapku dan Rio.
"Dasar cowok tengil! Kak Ify kritis main go to gak jelas," tukas Vinne meremas-remas sebal tas miliknya.
"Aku tahu, kau tak pernah menantinya. Tapi setidaknya hatiku tak merasa sesakit ini. Kau di mana? Tahukah kamu, bintang itu mampu aku dan kamu lewati. Meskipun terang, terkadang sinarnya redup," cakapku dalam jalan alam mimpiku.
"Tuhan, tolong Kak Ify. Buat dia selalu bahagia dan cepat sembuh," doa Vinne menatapku sambil meneteskan air mata.
"Vinne ...." Dr. She menepuk pundak Vinne dan memeluk Vinne.
Tangis dari Bunda Manda semakin memecahkan suasana relung hati dan imajinasi Vinne terlebih Rio.
***
Penasarankan cerita selanjutnya? Apa coba maksud dari perkataan Vinne? Don't forget give your vote and comment. So, salam karya! Happy reading! Thank you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Follow the Love
RomanceFollow The Love Penulis : Nathania Jingga Genre : Romance Fiksi Penggemar Published on Juni 2016 Sebuah novel penggemar romance teenlite komedi yang menceritakan kisah cinta remaja romantis dengan beberapa nama tokoh idolanya. Tentu saja, cerita ini...