Prologue

2.7K 126 30
                                    

Disuatu tempat, dibalik pegunungan yang hijau dan indah terdengar suara ledakan serta gemercikan benda tajam dan juga teriakan. Disitu terlihat beribu mahkluk sedang beradu pedang, salah satunya manusia dengan baju jirah beserta pedang dan tamengnya, bertaruh nyawa melawan musuh bertubuh kekar dan tinggi, berwarna hijau dengan rambut merah, serta bergigi taring dan membawa sebuah pedang besar.
Mereka adalah bangsa Arc yang ingin menumpas manusia dan berkuasa atas dunia.

Dengan perbedaan kekuatan, fisik dan dengan keterbatasan manusia yang banyak membuat mereka mengalami kekalahan yang tak terelakkan.

Grhuaaaaaaaa...!!!

Pertempuran antar dua ras bangsa ini telah berlangsung lama hingga berpuluh-puluh tahun lamanya, yang telah meninggalkan sejarah kelam serta menyisakan luka dan duka.

Mayat dan tubuh yang tidak dapat bergerak atau menatap satu sama lain terpampang berserakan disana sini, pasukan bangsa Arc yang lebih unggul hanya mengalami kematian yang tak berarti dibandingkan manusia yang sudah tak terhitung jumlah kematiannya.

Keseimbangan atau keunggulan yang tidak terwujud pada ras manusia membuat mereka semakin terperosok, bahkan pihak kerajaan yang berkuasa atas rasnya sendiri tanpa henti terus menerus mengirim pasukan yang sudah tak terhingga jumlahnya. Mereka gugur tanpa hasil, membuat posisi manusia semakin terancam.

Yang menjadi pesan terpenting sekarang adalah jumlah bukanlah segalanya, justru siapa yang kuat itulah yang mutlak menang, itu sangat jelas terlihat pada kedua bangsa ini.

Desa-desa yang minim akan pertahanan dan perhatian dari pihak kerajaan, hancur begitu saja dengan mudah.
Bagi mereka yang tertinggal akan dibunuh, dicincang dan dibantai tanpa ampun entah itu orang tua, perempuan, bahkan anak-anak sekalipun.
Sepanjang jalan, aliran segar darah tanpa henti menghiasi kesuraman dunia yang penuh dengan kekejaman tersebut.

Hutan yang seharusnya menjadi simbol keindahan dan ketentraman tercemar begitu saja oleh keputusasaan yang membelenggu dari setiap pengunjungnya, percikan darah ada dimana-mana bahkan sisa-sisa potongan tubuh berserakan dibalik semak dan pepohonan, membuat pemandangan menjadi amat suram, ya sungguh tragis kehidupan mereka.

Beringas dan juga kejam itulah yang tergambar pada bangsa Arc, mereka adalah mahkluk yang tercipta tanpa kasih sayang dan cinta, sangat cocok dengan sebutan monster penyabut nyawa.

Menang dan kalah adalah sesuatu yang tidak bisa hindari begitu saja dalam masalah seperti ini, bahkan ras manusia semakin menyusut. Keputusasaan, kesedihan dan juga ketakutan semakin meraja rela memenuhi dan mempengaruhi pemikiran dari setiap masing-masing orang, yang artinya kesempatan lepas dari ketidakberdayaan menurun.

Namun semuanya berubah ketika dimana hari nan cerah dan berkilau muncul ditengah-tengah perseteruan tersebut, yang diiringi dengan perasaan hangat dan juga damai, terciptalah manusia dengan kemampuan spesial yang mampu mengendalikan berbagai aliran dengan elemen-elemen tertentu, para pengendali itu disebut Adherents. Dengan lahirnya para manusia spesial tersebut, mereka mampu mengalahkan berbagai jenis bangsa Arc, dengan kekuatan yang mereka miliki sekarang. Keseimbangan dan juga kekuatan sepenuhnya telah mereka capai.

Adherents terbagi menjadi 2 jenis,
Jenis pertama tingkat umum dengan kemampuan mengendalikan elemen alam yang berupa angin, air, api, dan juga tanah. Pada jenis ini hampir 90℅ mahkluk manusia dapat mengusainya dan akan terus meningkat sesuai dengan perkembangan pada tingkat tertentu.

Jenis kedua tingkat langka dengan kemampuan mengendalikan elemen tertentu yang sangat jarang ditemui dan didapat. Contohnya saja seperti elemen kegelapan, petir dan juga partikel. Jenis ini hanya dimiliki beberapa orang saja dengan tingkat kemampuan diatas rata rata. Kenyataannya bahwa manusia yang dilahirkan pada tingkat ini mampu melawan 100 bahkan 1000 pasukan bangsa Arc sekaligus pada tingkat tertentu.

Sejak munculnya para Adherents, kini bangsa Arc mengendur, mereka melemah dan juga berkurang, daerah-daerah dimana dulunya yang pernah mereka kuasai, perlahan namun pasti akhirnya kembali dikuasai manusia.

Dan sekarang bangsa Arc mulai mengurungkan diri diwilayah mereka. Daerah yang terkenal dengan pepohonan lebat dan juga perbukitan dengan bebatuan besar.

.............

Jauh dibalik pegunungan, bebatuan besar yang merupakam sebuah gua dengan diameter panjang terlihat, didalamnya samar-samar seorang Arc sedang terbaring diatas altar dengan dikelilingi oleh 7 orang Arc berjubah hitam yang tak lain adalah penyihir Arc.

Ditangan masing-masing para penyihir Arc tersebut terdapat sebuah cairan berwarna, warna yang paling mencolok adalah warna ungu. Bersamaan 7 penyihir Arc menumpahkan semua cairan tersebut ke arah Arc yang sedang terbaring diatas altar. Mulut mereka berkomat kamit seperti merepalkan sebuah mantra dan berkata...

" Bangkitlah wahai sang raja pelahap...!!! "

7 penyihir Arc tersebut berkata demikian dengan bersamaan.
Dan dengan perlahan mata sang Arc terbuka, matanya berwarna merah kehitaman, tubuhnya yang beraura gelap membuat dirinya terkesan lebih ganas dan juga kuat.

Irregulars WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang