Chapter 1 : Summer in two worlds

1.5K 105 37
                                    

Di awal musim panas terjadi kesibukan disana sini,
orang berlalu lalang mengenakan berbagai aneka baju musim panas.

Nampak hembusan angin menggerutu menghempas dedaunan, disitu terlihat sepasang jangkrik meriuk-riuk di pepohonan menyambut datangnya musim panas.

Dengan panasnya terik matahari terlihat bangunan berjejer di tepi jalan, salah satunya sebuah toko buku.

Seseorang beranjak dari dalam, dengan membawa sebuah kardus berukuran sedang. Ia keluar dari toko itu dan bertemu dengan silauan cahaya.

Seorang lelaki berambut hitam pekat yang dipadu dengan warna matanya yang hitam itu menampakkan wajah yang dingin dengan aura yang tidak bersahabat, namanya adalah Naruho Yamazaki.

Tidak jauh dari tempatnya, tepatnya diseberang jalan Ia melihat sebuah taman kanak-kanak.

Disitu ada segerombolan anak-anak kecil yang sedang
cerianya bermain dibawah panasnya terik matahari.

Heran, bingung dan juga kesal adalah perasaan yang sedang ia pancarkan saat itu.

Aneh, sungguh aneh. Bisakah mereka berpikir sejenak dengan apa yang sedang mereka hadapi...
Lupakan, aku tidak peduli dengan apa yang orang lain pikirkan, aku sudah tau jika akhirnya itu hanyalah gumaman ku semata, karena hal itu tidak akan ada yang memperdulikannya.

Naruho mengadahkan kepalanya ke atas, langit yang ia lihat begitu kosong, warna kebiru-biruan tampak jelas menyelimuti langit itu. Awan yang awalnya berkuasa perlahan memudar dan sinar matahari mulai beranjak menyerang ke bumi.

Sekali lagi suara jangkrik membentang keseluruh tempat, aura-aura panas sinar matahari terlihat jelas dilihat.

Aku benci musim panas... Itulah kenapa aku lebih memilih berdiam diri dirumah, tapi aku tidak dapat berbuat apa-apa selain keluar dari sarangku demi memenuhi keinginan seseorang.

Ia menggeleng-gelengkan kepalanya karena berpikir perih mengenai hal itu.

Ia adalah satu dari puluhan orang yang berpikir bahwa musim panas itu menyakitkan. Bahkan dibenaknya Naruho pernah berpikir lebih baik ia mati daripada harus berakhir dengan berada di bawah sinar matahari, namun lelaki dengan wajah lesu dan dingin itu kembali mengurungkan pikirannya mengenai hal itu.

Jika segala permohonan dapat dikabulkan, aku lebih ingin berada didunia yang penuh dengan sesuatu menakjubkan, yah... seperti tidak ada aktifitas yang melelahkan dan juga matahari sialan ini.

Ia kembali berjalan seakan-akan panas matahari telah melahap habis dirinya.

Menoleh ke segala arah mencari sesuatu yang dapat ia gunakan sebagai tameng pertahanan,
namun tidak menemukan apa-apa selain kekesalan.

Irregulars WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang