Chapter 2 : Gate

1.1K 90 9
                                    

Ditempat lain, didaerah perbukitan yang lebat akan pepohonan dan berbagai tumbuhan terdengar kicaun burung-burung yang merdu dengan disinari cahaya hangat matahari yang menembus lembut pepohonan dan dedaunan. Jalan-jalan yang becek dan bekas jejakan yang tertutup terlihat fimiliar disitu, diarah yang sama jejak baru yang terbuat tampak hanyut kembali oleh genangan lumpur. Seorang perempuan berambut kuning sedang berjalan pelan menyusuri tempat itu ditemani seorang perempuan berambut twintail yang tampak sopan berjalan disampingnya.

" Nona muda- "

" Kau tak perlu memanggilku seperti itu disaat situasi kita sekarang, Celly " Perempuan berambut kuning dengan jubah berwarna merah itu menyela sopan ketika menyadari perempuan yang ada disampingnya memanggil dirinya seperti itu.

" Maaf aku lupa... kalau begitu, Tuan Putri, kenapa kau pergi begitu saja ketempat ini tanpa pengawal, itu sangat berbahaya mengingat tempat ini adalah tempat manusia "

" Eh... tidak perlu semarah itu Celly, apa salahnya jika aku pergi ketempat yang belum pernah aku datangi, lagipula dunia ini sangat berbeda dengan dunia kita. Disini begitu tentram dan damai, selain itu senyuman dan juga kebahagian tiap orang terlihat dimana-mana disini, tapi yang membuat ku iri adalah bahwa hal itu tidak pernah aku lihat di dunia kita " Diakhir kata-kata kegaguman perempuan itu, ia tertunduk dan tersenyum pahit ketika mengingat akan hal yang tak ingin ia ingat ditempat itu.

Celly yang diam mendengar hal itu tampak ikut bersedih mengingat dirinya juga berasal dari tempat yang sama seperti perempuan itu.

" Mereka- manusialah penyebab dari semua itu tuan putri, karena merekalah kita menderita, aku tau jika ini secara tidak langsung/tidak mereka lakukan tapi kenyataannya tetap saja bahwa itu semua salah mereka " Kebencian dan juga kemarahan terlihat membaur di wajah Celly, tatapannya juga begitu tajam dan ganas.

" Celly, kau... "

" Ayo tuan putri, sudah saatnya kita pulang, raja pasti sangat mencemaskanmu sekarang ini " Celly tersenyum manis dan seketika itu juga telah menghapus kebencian dan kemarahan dari wajah cantiknya.

" Ah, itu sudah pasti, aku yakin Ayah akan mengomeliku saat pulang nanti "

" Iya, jadi siapkan dirimu tuan putri "

Haha... Keduanya tersenyum dan tertawa kecil ketika membicarakan hal itu, dan kembali beranjak jalan pelan kedepan

...........
Naruho menutup matanya dan berusaha mengingat akan sesuatu yang ada hubunganya dengan mereka.

Nona muda!!!... ayo kita kembali ke bukit

Ingat naruho pada kejadian kemarin dimana sang pelayan berteriak kepada perempuan itu.

Hmmm bukit ya . Naruho membuka matanya dan kembali berlari dengan cepat menuju bukit yang tidak jauh dari sekolahnya.

Sial, kenapa aku harus melakukan hal ini, apa ini ada gunanya?
Diperjalanannya, terlihat pepohonan menjulang tinggi dengan dedaunan yang lebat dan jalan-jalan yang dilalui naruho terlihat becek, sepatu yang ia gunakan tadinya bersih kini sangat kotor, setiap kali langkahnya menginjak beceknya tanah-tanah itu, cipratannya meluncur mengenai celana hingga ke baju-bajunya.

Naruho menoleh ke atas dan tersenyum, ia senang akan adanya pepohonan yang dapat menghalau sinar matahari terhadapnya.

Ketika dirinya mencapai kawasan bukit, Naruho memperlambat larinya dan berhenti dibalik pepohonan.

Tidak jauh dari tempatnya, ada dua orang perempuan sedang berjalan pelan. Sesuai dengan apa yang Naruho perkirakan, kedua perempuan itu tidak lain adalah perempuan yang pernah ia temui dan ia lihat.

Irregulars WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang