Chapter 4 : Hill RayNast

738 43 7
                                    

..........
Aula Kerajaan, singgah sana emas dengan bantalan kulit harimau terlihat dari depan pintu besar yang terbuka lebar, sisi kanan kiri pintu nampak penjaga memegang tombak dan berdiri tegak disitu. Di singgah sana, pria berpakain layaknya seorang raja serta mahkota raja yang melekat dikepalanya, duduk tenang sembari menghadap kedepan.

" Lapor yang mulia, tuan putri Emylia belum ditemukan! " Suara serak dan keras menggema diruangan itu, seorang pria berjubah hitam dengan logo merah bergambar bunga teratai putih di dada kiri jubahnya dan sepasang pedang hitam yang melintang dipinggulnya, menunduk dan berkata demikian dengan lantang. Wajahnya tua, berkumis kecoklatan dan terdapat bekas luka yang membujur dimata sebelah kirinya, luka yang parah sehingga membuat bola matanya memutih seperti buah rambutan tanpa kulit.

" Anak itu, kemana perginya? "
Cahaya matahari yang terang menumbus tajam kaca-kaca tebal yang menjadi pondasi jendela aula dengan ukiran dan gambar raja-raja terdahulu, menerangi seisi ruangan dan menampakkan wajah seorang raja yang tegas dan tegar, mata hitam tajam yang ia pancarkan begitu kuat seolah menggambarkan bahwa dirinya adalah raja yang kejam. Pria yang sudah menginjak umur diatas rata-rata orang dewasa itu sangat jelas terlihat dari betapa putihnya rambut dan juga kumis putih panjangnya.

Selang beberapa detik,
" Mungkin saja dia melakukan hal gila dan pergi ke bukit Raynast, ayah " Suara halus dari mulut manis seorang perempuan melesat ke telinga sang raja.

Sang raja termengung dan menoleh kearah tirai merah yang ada disebelah kirinya. Perempuan yang tidak ada yang menyadari hawa keberadaannya itu melangkah pelan mendekati sang raja.
Gaun merah, sarung tangan putih dan anting segi enam berwarna hitam yang memancarkan cahaya ungu ketika sinar matahari meneranginya, serta mahkota putri yang melekat dikepalanya, sudah cukup menandakan bahwa dirinya adalah seseorang yang dikenal banyak orang. Wajahnya begitu anggun dan menawan, matanya hitam mengkilau seperti sang raja, sangat padu dengan rambut hitam panjang miliknya.

" ... Selenia? "

" ... "
Kipas perak bercorak bunga teratai dengan pelan menutupi wajahnya, alisnya perlahan mengerut dan matanya menatap tajam.

" Jangan mengatakan hal tidak-tidak mengenai adikmu, Selenia "

" Maaf saya menyela yang mulia, kemungkinan besar putri Emylia ada disana karena bukit Raynast adalah satu-satunya daerah yang belum kami selidiki"

"....."
Raut wajah sang raja berubah, kedua alisnya mengerut dan menentang akan hal itu dalam batinnya.

Raynast atau sering disebut bukit Raynast, merupakan tempat peninggalan prasejarah Irregulars, disitu terdapat bangunan kuno dimana didalamnya terdapat sebuah gerbang. Gerbang yang memuat perputaran dan perbedaan dimensi, dimana gerbang tersebut dikatakan dapat mengirim maupun menerima sesuatu diluar keteraturan suatu dunia. Contohnya saja seperti, " Sesuatu yang hidup " .
Karena adanya suatu alasan tertentu, pihak masing-masing kerajaan sepakat untuk mengkaji tempat tersebut menjadi tempat yang sangat dilarang untuk dimasuki.

" ...Barteollo, segera kirim pasukan pencari ke bukit Raynast " Ucapnya lantang sembari berdiri dari singgah sananya.

" Tapi yang mulia, tindakan ini sangat bertentangan dengan peraturan yang telah disepakati antar kerajaan dan bisa saja menimbulkan konflik yang besar "

" Peraturan?. Jika tindakan ini memicu perang, aku siap menghunuskan pedang kepada mereka. Cepat segera laksanakan perintahku " Raja terlihat marah kali ini, wajah tenang dan tegas yang ia perlihatkan diawal tadi sesaat berubah seketika, keegoisan sang raja meluap, kekhawatirannya terhadap sang anak lebih besar dari resiko yang akan terjadi apabila ia melanggar hal itu.

" Ayah, perkataan seperti itu tidak mencerminkan sosok mu sebagai raja " Sesaat raja terdiam, ia menutup kedua kelopak matanya dan kembali duduk

" Sosok yang kau sebut itu bukan raja melainkan seorang ayah, sesekali libur dari penguasaanku untuk beberapa detik bukanlah hal salah "

Irregulars WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang