Kate's POV
"Harry, kamu dengarin aku ngomong gak sih?" Ujarku pada Harry yang sibuk dengan ponselnya.
"Apa sih, Kate. Kan aku lagi sibuk" ujar Harry dengan nada agak--kesal?
Aku menghembuskan nafas perlahan. Akhir-akhir ini sikap Harry banyak berubah. Yang dulunya sangat perhatian, kini tidak peduli.
"Memangnya kamu sibuk ngapain, sih?"
Harry mendengus. Pun ia menatapku dengan kesal. "Kenapa kamu banyak tanya?"
Aku terdiam. Tak menyangka akan jawaban Harry.
"Udahlah, aku ada urusan. Aku pulang duluan" Harry bangkit dari kursi dan meraih kunci mobilnya di atas meja. Saat ia mulai berjalan, aku mencegahnya.
"Terus aku pulang sama siapa?"
Harry memutar bola matanya. "Taksi, ojek atau apalah. Jangan manja" setelah berkata begitu, Harry pergi meninggalkanku.
Aku menggigit bibir bawahku, mencoba menahan tangis. Aku benci diriku yang cengeng ini. Mungkin Harry sedang punya masalah, makanya ia bersikap begitu.
Dengan malasnya aku melangkahkan kakiku keluar cafe ini.
BRUK!!
"Hei i'm so sorry." ujar yang barusan menabrakku. Sebenarnya salah aku karena aku menunduk daritadi.
"Are u okay?" Tanyanya. Lalu aku menduduki bangku luar cafe tersebut dan melihat apakah ada memar atau berdarah dibagian lututku.
"Tidak apa apa, hanya memar kecil" Dia mengerutkan dahinya "what? Hanya memar? Kau bilang hanya memar?"
Dia ini kenapa, iya memang hanya memar emangnya kenapa?
"I-yy-aa memangnya kenapa?"
"Itu pasti sakit. Biarkan aku mengobati memarmu yang kau bilang 'hanya memar'" jawabnya dengan mengikuti cara aku berbicara di 'hanya memar'. Tidak.
"Gapapa kok. Biarkan aku saja yang mengobati luka ini. Aku merepotkanmu nantinya"
Dia diam sebentar. Kalau kulihat, mukanya seperti orang asia pada umumnya. Dengan mata coklatnya dan rambut hitamnya meyakinkan aku kalau ia adalah orang asia.
"Hey, why u looking at me like that?" oke aku ketangkap basah olehnya. Aku sangat malu.
"Kau mau kemana?"
Aku bingung kalau aku akan kemana. Di jam segini, 14:03 biasanya aku masih makan siang tetapi karena tidak dalam mood, aku tidak melakukan yang biasanya aku lakukan.
"Kerumah."jawabku singkat dan melihat kearahnya.
"Aku antar pulang, boleh?" Aku diam, pikiran negatif mulai melayang layang diotakku. Bagaimana kalau dia memperkosaku? Atau bisa saja dia seorang pedofil?
Seperti tau apa yang aku pikirkan, ia menyahut "aku tak seburuk yang kau kira," ia tersenyum lalu aku mengangguk tanda setuju akan ajakannya tersebut karena kupikir, dia tidak seburuk yang kukira sebelumnya, sama seperti apa katanya barusan.
Jarak mobil yang ia parkirkan tidak terlalu jauh dari keberadaan kami. Oh akhirnya aku mendapatkan udara dingin dari AC mobilnya.
"Alamat kamu?" tanyanya. Aku lupa akan hal itu. Dia memberikanku secarik kertas dan pena yang ia taruh di atas dashboard mobilnya. Lalu aku tulis alamatku dengan jelas.
"Sebelumnya, aku lupa menanyakan namamu siapa." ujarku.
Dia terkekeh, "namaku Calum Thomas Hood. Kau bisa panggil aku Calum. Oh iya, jangan mengira kalau aku orang asia. Aku sama sekali tidak ada darah campur asia" jawabnya dengan penjelasannya.
Beberapa menit yang lalu aku yakin kalau ia berdarah asia tapi sekarang katanya.. tidak ada campuran darah asia? Aku bingung tapi masa bodoh akan hal itu.
"Dan kamu?" tanyanya balik.
"Katelyn Anderson. Panggil aja kate" balasku.
Dia hanya mengangguk dan fokus ke mobil yang ia sedang kemudikan.
Suasana menjadi hening setelah melakuka sesi pengenalan diriku dan Calum. Aku yang sedari tadi hanya memikirkan Harry yang sifatnya tiba tiba berubah itu, lalu aku lelah dan memilih untuk tidur di perjalanan yang mungkin lama karena jarak rumahku dari cafe barusan tidaklah dekat.
---
Calum POV
Aku melirik Kate yang telah tertidur pulas di sebelahku. Suara dengkuran halusnya membuatku tersenyum. Dengan ragu-ragu, aku menyentuh pipinya. Wajahnya sungguh polos dan damai.
"Hm" gumaman Kate membuatku menarik tangan dengan segera. Aku menghembuskan nafas lega saat ternyata ia masih terlelap.
Tanpa sengaja, mataku melirik rok Kate yang tersibak setengah. Menampakkan paha mulusnya. Aku meneguk ludah. Fantasi liarku mulai berjalan. Aku menggelengkan kepala, mencoba menghilangkan bayangan nakal yang mulai bermain di kepalaku.
Sialan. Aku tidak bisa berhenti melirik rok--maksudku paha Kate. Karena tidak fokus menyetir, aku memberhentikan mobil di pinggir jalan.
Membuka sabuk pengaman, aku duduk menghadap Kate. Menggigit bibir bawahku, aku menimang-nimang apakah aku akan melakukannya atau tidak. Dan jawabannya ya, aku akan melakukannya.
Dengan perlahan-lahan, aku mengulurkan tangan kearah pahanya. Oh, bahkan pahanya terasa sangat lembut. Tanganku mengelus lembut pahanya lalu merangkak naik ke pangkal pahanya.
"Uh, Cal?"
Sialan. Ia bangun.
---
NGEGANTUNG CIE DI GANTUNGIN CERITANYA
sama cerita wattpad aja digantungin, gimana sama doi?
Hah apaan sih bye deh
Hallo guys !!!
Its me, dhila a.k.a dipeloukin hehe
Jadi bagaimana ceritanya menurut kalian?
Kalian bisa vomments deh ya.
Oh iya, check work gue ya itu udah aada link acc nya yak add library semua yak HAHHAA gadeng serah kalian yang mana satu tapi gue saranin cerita yg sering gue update, 'Broken Home' , 'Invisible' , and 'The Reason' THENKS YA SEBELUMNYA
iya nih ya gue juga juga punya OA Line 'FiveSOS Idiots' pake id aja ya @irg2122z (p.s: pake @ nya ya) hehe add ya guys biar gue semangat buat update ttg 5sos nya yak makasih banget deh.
Love you guys, xx
org yg msh nafas 1 udara w/ 5sos-
YOU ARE READING
Late
FanfictionWe will see they're precious when we lost them, that's when all what's left is just regret. So boys, don't fucking waste any girl that loves you. © Copyright 2016 by another1d X daddysgxrl X dipeloukin X luek-white-coffee X mike-ro-wave- X niall-ofc