Chapter 2

88 8 22
                                    

"Uh, Cal?"

Sialan. Aku spontan melihat ke arah wajahnya. Kau tahu apa yang terjadi? Ternyata Kate mengigau. Aku mendesah lega dan melanjutkan pekerjaanku yang sebelumnya sempat tertunda.

Tanganku merangkak naik ke pangkal pahanya. Aku mengelus miliknya yang masih tertutup celana dalam. Sialan, aku sudah tidak tahan. Pun aku mencondongkan tubuh kearahnya. Menciumi pipi, telinga, rahang dan turun ke leher jenjangnya.

Aku menciumi lehernya dengan nafsu, menggigitnya. Meninggalkan jejak merah disana.

"Uh--" desakan Kate membuatku semakin menggila. Tanganku yang satunya tidak tinggal diam, aku meremas payudara sebelah kanannya.

"Cal?" Astaga.

Aku menjauhkan wajah dan kedua tanganku darinya. Ia bangun. Kuulangi lagi, dia sudah bangun. Kate sudah bangun.

"Kamu ngapain?" Kate mengusap lehernya, kemudian melihat tangannya yang basah karena terkena liurku.

Aku meneguk ludahku. Kemudian menggeleng. "A-aku" menarik nafas dan membuangnya. "Aku tadi ngapain ya?"

Kate memandangku dengan dahi berkerut.

"Aku--aku, tadi serangga aku-"

"Cal, kamu kalau jelasin yang bener, dong"

Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal. Astaga, aku harus bilang apa? Tidak mungkin kan aku bilang 'tadi aku habis main-main sama tubuhmu'.

"Serangga, aku lihat serangga. Iya serangga. Jadi tadi ada serangga di rok kamu. Aku mau ambil, tapi serangganya malah terbang ke leher kamu. Tuh, serangganya gigit leher kamu sampai merah gitu." Aku meringis. Berharap Kate akan percaya dengan penjelasan bodohku.

Kate mengerjapkan matanya. Tampak tidak percaya. Tapi sejurus kemudian ia mengangguk. "Oh, gitu. Tapi basah basah di leher ini apa? Liur serangga?"

Aku tersedak. Tapi cepat-cepat mengangguk sebelum Kate curiga. "Haha, iya liur serangga."

"Hm" balas Kate.

Aku bersumpah bahwa aku belum pernah bertemu gadis sepolos ini sebelumnya.

Aku membetulkan posisi dudukku dan memakai kembali sabuk pengaman. Melanjutkan menyetir.

Dalam perjalanan, kami berdua diam. Tidak ada satupun yang berbicara. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Aku masih memikirkan kejadian tadi. Tentang tubuh Kate.

"Cal, itu rumahku." suara Kate memecah keheningan diantara kami. Ia menunjuk rumah berpagar cokelat yang tak jauh dari kami. Aku memberhentikan mobil di depan rumah Kate.

"Makasih ya Calum udah antarin aku pulang," Kate membuka sabuk pengamannya dan keluar dari mobilku. "Mau mampir dulu gak?"

Aku menggeleng. "Lain kali aja, Kate." Jawabku.

Kate tersenyum. "Oke" ia melambaikan tangannya dan masuk ke dalam rumah. Pun aku kembali menjalankan mobil.

---

Kate POV

Aku merebahkan tubuh di kasur. Kejadian di mobil tadi masih terngiang di kepalaku. Calum yang bertingkah aneh, leherku yang--

Sontak aku bangun dan berjalan ke arah cermin. Benar saja, ada bekas merah di sana. Tidak tampak seperti gigitan serangga, sih. Aku mulai berpikir macam-macam. Apa Calum bohong soal serangga? Apa sebenarnya dia yang menyebabkan leherku seperti ini? Apa sebenarnya ia berniat melakukan itu?

Tapi, masa iya dia yang melakukannya? Aku tau dia orang baik baik, pasti tidak akan bertindak macam macam kepada orang yang baru saja ia kenal seperti ku. Positive thinking saja.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 14, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LateWhere stories live. Discover now