(03/12/18)
Seharian kami berjalan menyusuri hari dengan pemandangan mayat hidup, dan itupun sudah menjadi pemandangan biasa untuk kami. Tujuan kami selanjutnya adalah istana negara dan membawa kurang dari 1/4 penduduk di Jakarta.Beberapa jam kemudian kami tiba di dekat gerbang istana negara, tidak mudah untuk masuk ke dalam sana karna banyak zombie yang mengantri masuk di pintu gerbang. Aku dan teman-temanku pun turun untuk membantu membasuh jalan, banyak zombie yang mendekati kami. Tapi aku tidak akan memudahkan mereka untuk menyentuh orang-orang yang bersamaku.
Mendengar suara tembakan dari luar, tentara penjaga dari dalampun ikut membantu kami agar dapat masuk dengan mudah. Cukup banyak tentara yang membantu kami dan itupun membuatku merasa senang, karna setelah sekian lama akhirnya aku bisa merasakan zombie-zombie itu tidak lagi menjajah kami.
Ketika zombie-zombie itu tak tersisa, pak robet menuntun semuanya agar turun dari truk dan segera menuju ke dalam istana, aku menitikan air mata melihat wajah mereka yang jelas sangat kehilangan. Begitu juga aku dan ketiga sahabatku, Erllangga pasti senang melihat semua ini tapi sayang dia sudah senang di alam sana.
Setelah kami semua masuk ke istana, banyak orang-orang yang bersama kami bertemu keluarganya dan berpelukan seraya menampilkan tangisan gembira, dan banyak juga orang yang sedih ketika melihat anggota keluarganya tidak bersama kami.
"Febby!!!".
Teriak sindy memanggilku, dia berlari mendekat dan sepertinya ingin mengucapkan sesuatu.
"Terima kasihh" ucap sindy dengan senyum lebar.
"Saa.. maa.. samaa"ucapku terbata bata.
"Aku akan ke keluargaku lagi, dadahh" ucap sindy berlalu.
Dia mencium pipiku, dan pipikupun berubah menjadi merah marun. Apakah ini mimpii, arghh aku bisa terbang menembus langit ketujuh kalau begini. Tapi takpapa itulah yang dinamakan bidadari pembawa pesan. Hehehe.
Tidak lama ayahku memanggilku sambil berjalan mendekatiku dia langsung memeluku dengan erat.
"Syukurlah kau selamat, aku sangat menyayangimu nakk" ucap ayahku.
"Aku juga sayang ayah..." ucapku menitikan air mata.
"Kau anak yang hebat, ayah bangga padamu" ucapnya.
Ucapan itu membuat bibirku tersenyum lebar, lalu akupun izin ingin bertemu sahabatku. Aku sedih sekaligus bahagia karna masih dipertemukan dengan keluargaku sama hal nya dengan sahabat-sahabatku. Tiba-tiba seorang wanita cantik berumur 30an bersama anaknya menghampiriku, dia bertanya padaku.
"Hei nak, apa kau bertemu suamiku?" tanyanya dengan senyum.
"Suami ibu? Siapa?" sahutku.
"Dia adalah pria gagah berpakaian loreng, sahabat ayahmu" jelasnya.
Aku berfikir sejenak, dan aku ingat bahwa pria tersebut adalah pemimpin tentara hebat yang menolong anak kecil seusia anak yang bersama ibu itu.
"Apakah yang ibu maksud pemimpin tentara yang menjemput kami?"
"Ya benar! Aku tidak melihatnya bersamamu, apa dia sudah menyelesaikan tugasnya?" tanyanya dengan senyum bangga.
"Aku sangat minta ma..."
"Tidak papa nak! Aku bangga mempunyai suami sepertinya, dan aku harap dia tenang di alam sana"
Belum selesai aku menjawab dia memotong pembicaraanku dengan tangisan gembira, aku senang kalau dia menerimanya dengan lapang dada, dan aku juga senang sudah dipertemukan orang hebat seperti komandan itu.
Setelah selesai, helikopter berdatangan untuk menjemput kami menuju luar negeri. Kami semua naik ke helikopter, sampai diatas kami ditampilkan pemandangan jet yang menjatuhkan nuklir ke kota kami tinggal.
Aku duduk berdampingan dengan sahabat-sahabatku.
"Apa menurut kalian ini udah berakhir?" tanya ade.
"Tentu saja, engga ada yang perlu di khawatirin lagi" jawabku
"Gue nyesel banget sama kejadian Erllangga" ucap Reno.
"Enggak Ren, itu bukan salah lo. Itu salah kita" jawab Ade.
"Apa kita akan tetep bersahabat?" tanya Abang.
"Tentu saja! dan akan selalu menjadi sahabat" sahutku.
"Bagaimana dengan Errllangga?" lanjut Abang.
"Dia bukan hanya sahabat, tapi pahlawan persahabatan kita. Kita berlima adalah sahabat, untuk sekarang dan selamanya!"
The End
************************************
***
(Tokyo,05 Februari 2020)
Waktu menunjukan pukul 9 malam, aku duduk menikmati teh ku sambil menunggu ayah pulang.
Sekilas berita di tv terlintas
*tim swat menemukan sebuah lab di tengah hutan California yang diduga penyebab awal insiden California hingga Indonesia kemarin.
Saat tim swat menelusuri setiap ruangan, salah seorang anggota melihat anjing gila yang melompat ke jendela dan berlari keluar.
Dengan sigap tim swat mengejarnya namun anjing itu berlari sangat cepat dan tidak meninggalkan jejak.
Pemerintah masih mengirim tim untuk mencari anjing tersebut, menurut salah seorang anggota tim yang melihatnya, anjing tersebut diduga mempunyai ciri-ciri sama dengan zombie yang sudah diteliti para ahli. Dan sampai sekarang, anjing gila tersebut belum juga di temukan.
Aku langsung mengambil handpone ku dan mengirim pesan ke sahabat-sahabatku.
"Febby,Abang,Ade. Kerumah gue sekarang!".
"Siap Ren!!!".
***********************************
Hai readers! Im back from a long time. maaf sebelomnya saya ganti hape jadi yaginii. Maaf ya, semoga kalian terhibur dengan cerita ane yg absurd ini hehe. Dan rencananya mau bikin season duanya nih, setuju ngga readerss? *enggaaawkwkwk.
tapi yg ini bantu like dan komen dulu yahh ga ngures kuota kok, terima kasihhh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Survive In Indonesia (END)
БоевикAku berlari diikuti ketiga sahabatku, kami tidak tau lagi harus pergi kemana, tahukah kalian apa yang telah terjadi sekarang? Sebagian wilayah Indonesia kehilangan kendali, tidak seperti biasanya kita bisa melihat masyarakat melakukan aktivitas seha...