pertemuan

10.5K 640 45
                                    

*Alarm berbunyi

*Tetttt Tett Teett

Akupun terkejut dan membuka mataku.

"Hebat! Setengah tujuh kurang." gumamku.

Aku langsung bergegas turun untuk mandi dan berpakaian.

"calon telat ini mah!".

Aku terus bergumam sepanjang pergerakan, aku melihat ayah yang sudah rapi berada di meja makan dengan koran-nya dan langsung berpamitan padanya.

"aku berangkat duluan ya yahhh..." sambil mengambil kunci motor.

"iya nak hati-hatii" balas ayahku.

Aku melaju kendaraanku secepat jet, dan akhirnya sampai di sekolah. Bersukur gerbang belum di tutup dan aku pun langsung masuk. Aku berhenti seketika, karna melihat salah satu sahabatku Erlangga sedang memegang dua roti lapis di tanganya.

Waktu menunjukan pukul stengah 7 dan bel belum berbunyi.

"Aneh, apa ini hari terlambat nasional" pikirku.

Tanpa basa basi aku langsung menghampiri Erlangga disertai teriakan.

"woiii! Asik amatt, join bisa kalii" ejeku.

"kerja lu minta mulu kaya kernet(asisten supir bus)"

"Elahhh masih kaku aje kaya kanebo kering" sahutku mengejek

"Iyenihhh bawell" balasnya menyerah.

"haha gitu dong beb" sahutku menghibur.

"Yaudah ayu naik" suarakupun membuyarkan ekspresinya yang mulai berubah jijik.

Jadi... aku adalah murid 3 SMA di sekolah mewah, dan aku cukup tampan. Namaku Febby, nama panggilan yang mungkin cukup lucu bagi anak remaja pria seperti ku. Aku tinggal bersama ayahku, ibuku meninggal saat melahirkanku. Umuruku 17 tahun sekarang dan aku adalah anak yang ceria.

Aku berjalan bersama Erllangga menuju ke kelasku dan ternyata keadaan belum terlalu ramai alias sepi.

"Wah bener ni hari terlambat nasional" gumamku lagi.

Dikelas, aku sudah mendapat dua sahabat ku. yaa bisa dibilang dia adik kaka, dan keren nya... Mereka kembar! Tetapi aku masih bingung knapa sifat mereka tidak seromantis abang adik yang lainya? Apa karna mereka sering diejek teman sekelasku? atau karna mereka alien?*okengaco.

Mereka biasa dipanggil Ade Abang, istilah keren untuk anak kembar. Dan kerja mereka dikelas hanya belajar, tiduran, dan mendengarkan musik. Huh membosankan, dan seperti sekarang... Aku mendapatkan mereka sedang tiduran dengan Abang yang menyetel musik.

Akupun langsung menyapa mereka.

"Weii! De! Bang!" dengan nada tinggi.

"Ape feb." balas Abang dengan ekspresi loyo.

"Muka lu berdua kusut amat" sentak ku.

Hening tak ada jawaban , ya karna memang setiap pagi mereka selalu mengantuk, dan mungkin itu karena mereka selalu streaming bola setiap malam. Begitulah daily mereka...

Tidak lama bel pun berbunyi dan kelas akan dimulai. Tapi sebelumnya guruku memanggil seorang anak dari luar, dan kemungkinan anak baru.

Benar! Dia anak baru. Dia memperkenalkan namanya. Namanya Reno, dia tampan melebihiku, aku berfikir kalau dia dari negara lain karena gayanya yang asing. Dan itu membuat seluruh pandangan berpihak padanya. Tapi tidak untuku, aku selalu menatap kebangku 3 dari depan samping pintu.

Ya dia adalah perempuan yang sangat kusuka, namanya adalah Sindy. Aku akan mati matian melindunginya jika ada bahaya yang mengancam.

Saat sedang asik memandanginya, sahabatku membuyarkan lamunanku.

"Weiii!! Bengong aja, ngeliatin doii yaaa.." goda Ade.

"Apaan sih lu tong" pipiku memerah.

"Cieeecieee" sambut ketiga sahabatku, dan kamipun tertawa.

Tanpa disadari, ternyata guruku menyuruh reno duduk di sampingku, Kami hening tanpa suara.

Sampai akhirnya akupun membuka pembicaraan.

"Hai. Gue Febby" dengan nada pelan.

Dia tidak menjawab, aku mulai berfikir kalau dia sombong atau tidak tahu bahasa Indonesia, hingga akhirnya aku mencoba berbasa basi menggunakan bahasa asing.

"Hei. What is ur name?" tanyaku sombong.

"Sorry, gue Reno... Tadi gue kira lo engga ngomong sama gue" balasnya lancar.

"Ohaha! Begitu..." jawabku yang langsung memalingkan wajah karena malu.

*kringgggggg

Tak lama bel istirahat berbunyi, kami ber4 pun penasaran denganya. Aku mulai bertanya duluan.

"Lo tinggal asal mana ren?" tanya ku.

"Gue dari California" jawabnya.

"Lo tinggal bareng siapa disini?" lanjut Erlangga.

"Sama ayah gue" jawabnya singkat.

"Lo kenapa pindah kesini?" abang menyambung.

Setelah pertanyaan Abang dia langsung menunduk diam seperti menyembunyikan sesuatu. Akupun menjaga perasaanya dan langsung memotong pembicaraan.

"Oke mungkin cukup tanya jawabnya, makan yok Ren!" sahutku memotong.

***

Beberapa jam kemudian bel pulang pun berbunyi. Selesailah perkenalan kami semua dengan reno lalu saling berpamitan.

Survive In Indonesia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang