▪BINTANG▪

331 31 4
                                    

Somay dan Senat Mahasiswa.

BINTANG menatap enggan papan tulis didepannya kini, matanya sudah terlalu lelah melihat teori-teori ekonomi yang panjangnya mengalahkan rel kereta api itu, iseng dia merobek halaman belakang bukunya itu lalu menulis beberapa kata disana dan dilemparkannya ke arah Robi yang duduk di depan selang dua bangku di tempatnya sekarang.

Robi yang merasakan sesuatu menimpuk punggungnya lantas menoleh, dirinya mengernyitkan kening kala melihat gumpalan kertas, tanpa harus berpikir panjang dirinya langsung menyimpulkan bahwa ini adalah ulah Bintang yang sekarang sedang tersenyum jahil, Robi membuka gumpalan kertas itu yang sebelumnya dia harus memastikan bahwa Bu Neni -guru yang sedang mengajar sekarang tengah sibuk dan tidak memperhatikan sekitar muridnya,

Cabut yuk,

Senyum kecil terbit di bibir Robi kala melihat tulisan tak karuan khas Bintang disana, Robi lalu meraih pulpen teman sebangkunya yang padahal masih menulis, tak mau kalah dituliskannya kalimat di kertas yang sama lalu dilemparkannya kembali ke Bintang.

Lo aja sendiri, gue udah tobat kalee...

Mata Bintang melotot seketika melihat balasan dari sohibnya itu, tobat? Alasan macam apa itu? Bintang akhirnya pasrah ketika Bu Neni berdiri dari kursi zona amannya dan mulai menjelaskan materi yang ditulis di papan tulis, dan itu berarti bahwa Bintang tak punya kesempatan lagi untuk berencana kabur dari pelajaran membosankan ini.

Sementara itu, di waktu yang sama namun diruangan yang berbeda, terlihat Bulan yang kini sedang mempresentasikan tugasnya di hadapan dosen dan teman-temannya, semua pasang mata menatapnya tidak berpaling, Bulan memang selalu terlihat perfect kapan saja, cewek dengan tingkat intelegensi dan kecantikan yang tinggi itu memang pantas menjadi banggaan para dosen di universitasnya yang notabene universitas terbaik nomor satu di Indonesia.

Riuh tepuk tangan mengakhiri presentasinya tadi, Bulan tersenyum lalu merapihkan kembali perlengkapannya, pujian dari dosen nya hanya dibalas senyuman dan anggukan terimakasih, sampai akhirnya dia harus menahan senyum sampai mata kuliahnya habis.

"Lan, ikut gue yuk, bentar."

Bulan terlonjak kaget ketika tubuhnya dengan paksa ditarik oleh Kanya sahabatnya, dirinya tidak sempat protes lagi karena Kanya buru-buru menatapnya tajam dengan pandangan yang berbicara, dah lu diem aja deh.

Dirinya lalu membeku kala Kanya behenti menariknya persis di depan gedung Senat, Kanya lalu menunjuk sebuah poster yang tertempel di mading kaca,

"Nih, lo daftar gih."

OPEN RECRUITMENT
Staf Ahli Senat Mahasiswa KM
Universitas Bromo


"Aduh, enggak deh, Nya. Aku gak punya waktu sama hal kayak gini." ucap Bulan, lalu memandang lekat-lekat pada Kanya, "Kalo enggak, kamu aja yang daftar?"

Kanya memutar bola matanya jenuh, "Kalo gue mau daftar, gue juga gak usah susah-susah kali bawa lo kesini." jelasnya.

Bulan menggaruk kepalanya bingung, sebenarnya menjadi bagian Senat Mahasiswa adalah keinginan Bulan, namun melihat betapa sibuknya dia saat ini, banyaknya tugas dan pekerjaan tambahan menjadi asisten dosen membuatnya harus berpikir dua kali untuk menerima ajakan Kanya. "Gini aja deh, Nya. Aku pikir-pikir lagi ya tawaran kamu nanti." kata Bulan akhirnya pasrah dan disambutan anggukan oleh Kanya.

Bulan & BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang