BAB 3 - I Think I Love You

46 6 2
                                    

WARNING : TYPO BERTEBARAN !!

Dira POV

Sejak saat itu kami dekat,aku dan Adrian.Sangat dekat.Bahkan tak sedikit dari teman sekelas kami yang menjodoh-jodohkan kami.Terkadang hal itu membuatku sedikit tidak nyaman.Namun,itu tidak berlaku bagi hatiku.Entahlah,hati dan jiwaku selalu nyaman saat aku ada didekatnya atau bahkan hanya dengan membaca chatnya.

Kupikir banyak yang berubah dari diriku.Aku yang semula tidak peduli pada makhluk yang bernama 'cowok' itu sekarang menjadi sedikit demi sedikit peduli,terutama pada orang yang selalu membuat hari-hariku berwarna belakangan ini,Adrian.Selain itu aku yang semula berusaha untuk menjadi dewasa sekarang malah sebaliknya,tingkahku bahkan lebih buruk dari seorang anak SD sekalipun.Misalnya saat ini.Hari ini sekolah kami mengadakan kegiatan pemantapan atau yang biasa kami sebut dengan jam tambahan.Kebetulan hari ini dan seminggu yang akan datang aku dan Reina duduk dibelakang Adrian dan temannya yang juga merupakan teman SMP ku dulu,Iwan.Dengan begitu kami akan semakin dekat bukan ??

Jam tambahan hari ini adalah Fisika dan Matematika.Kedua pelajaran yang membuatku harus lebih menguras otak.Dan sekarang adalah jam matematika,pelajaran yang membuatku tak bersemangat sama sekali.Seperti saat ini saat guru membosankan itu menyuruh kami mengerjakan soal yang sama sekali tak ku mengerti.Dan yang membuatku bertambah malas untuk mengerjakan adalah jam dinding yang sudah menunjukan pukul 3.55 yang artinya kurang 5 menit lagi bel pulang akan terdengar.

Kulirik Reina yang sedang mencorat-coret kertasnya seakan-akan ia sedang mencoba menghitung padahal kenyataanya ia sedang menggambar pemandangan ala anak SD,gunung dan sawah.

"Na,lo ngga ngerjain tuh soal?" Kusenggol lengannya agar ia menoleh kearahku.Alhasil,gambaranya tercoret asal.Dan tentu saja si pemilik gambar tersebut menggerutu tidak jelas.

"Gue nggak ngerti sama tuh soal."Balasnya dengan menambahkan nada kesal yang sama sekali tidak berpengaruh padaku.

"Ah lo mah.Bukannya tanya sama yang ngerti malah gambar gak jelas."

"Suka-suka gue dong.!" Nada sinisnya kini semakin menjadi.Aku hanya tertawa mendengar nada sinisnya itu.Aku tau dia hanya bercanda.

Tak lama,kulihat seseorang yang duduk dibangku depanku,Iwan maju kedepan untuk mengerjakan soal dipapan tulis.Dan jawabanya 100% benar.Namun,salahkan otakku ini yang sedikit menyebalkan,aku belum paham sama sekali dengan jawabanya yang tertulis rapi dipapan tulis.Mau tidak mau aku harus bertanya pada seseorang yang paham akan soal itu.Dan kurasa orang itu adalah Adrian.Sejak tadi kulihat dia sedang mencatat jawaban tersebut.Tanganku berusaha untuk menggapai pundaknya namun tak sampai,akhirnya kujulurkan kakiku untuk menggoyang kursinya, dan yess !! berhasil !!Adrian memiringkan sedikit tubuhnya agar bisa melihatku dan bergumam tidak jelas.

"hmm?? apaan dh ?" Gumamnya yang sedikit membuatku kesal.Apalagi kalau bukan karena sikap cueknya itu.

"Lo udah nyatet ?pinjem dong?gue gak keliatan."Pintaku dengan nada yang err...sedikit manja.Kenapa aku bisa semanja ini.Padahal sebelumnya aku tidak pernah ingin menunjukan sifat manja ku pada mamiku untuk orang lain.

"Bentaran."Jawabnga seraya berbalik dan meneruskan kegiatannya mencatat.Kalian bisa bayangin sendiri gimana rasanya dicuekin kan??Yah kurang lebih seperti itu,kesel.

"Cepetan ian,udah mau bel juga.Gue nggak ngerti sama tuh soal.Jadi,lo juga harus nerangin ke gue."Pintaku sedikit memaksanya dengan menarik lengan bajunya.

"Benataran dh,gue lagi nyatet."Dan sekali lagi dia nggak noleh sedikitpun kearahku.Ngeselin kan nih anak.Orang lagi ngomong sama dia eh dianya nggak liat wajahnya orang yang ngajak ngomong.Itu sama aja di abaikan.iya DI ABAIKAN.

BittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang