WARNING : TYPO BERTEBARAN
Dira POV
Hari-hari selanjutnya berjalan seperti biasanya.Yang berbeda hanyalah semangatku untuk berangkat kesekolah.Semenjak mengenal Adrian,semangatku untuk kesekolah semakin bertambah.Alasanya mungkin sepele,aku hanya ingin selalu bertemu dengan Adrian.Tak bisa kupungkiri bahwa Adrian berdampak positif bagiku,bagi hidupku.
Sabtu ini mungkin biasa saja,namun menjadi tak biasa karena sekolahku akan memulangkan murid-muridnya lebih awal.Selain karena seorang guruku yang menikah,alasan kepala sekolah memulangkan kami jam 8 pagi adalah karena di pusat kota diadakan festival barong nasional yang diikuti oleh seluruh daerah dinusantara.Aku dan Ella sebenarnya kurang tertarik dengan hal semacam ini.Aku bahkan lebih memilih untuk pulang kerumah lalu tidur kalau saja pemuda penunggu hatiku ini tidak mengkode bahwa ia akan nonton.
"Dh,lo nonton nggak ?" Tanya Adrian saat ia baru saja memasuki pintu kelas kami
"Nonton apaan ?" Balasku sok polos.Padahal aku sudah tau kearah mana pertanyaanya tadi.
"Nonton barong lah masak mau nonton ayam bertelur."Selorohnya yang membuat moodku menjadi baik pagi ini.
"Ya kali aja lo mau nontonin ayam gue yang lagi betelur." Aku juga bisa menanggapi guyonanmu itu Adrian.
"Gue serius dh,lo nonton nggak?"Adrian mulai penasaran dengan jawabanku.Apa mungkin dia mau ngajakin aku nonton bareng ya,Ah mungkin saja.
"Tergantung nanti,kalo gak males juga.Kenapa ?"
"Ya nggak apa-apa cuma pengen tau aja."Duh,serasa dijatuhin dari langit ketujuh ini mah.Kirain tadi nanya-nanya mau ngajakin nonton bareng,eh taunya cuma nanya-nanya tanpa kepentingan kayak wartawan gosip aja.Eh,kalau wartawan gosip mah ada kepentinganya,lah ini ?gaada sama sekali.Kok aku jadi ngomongin wartawan gosip sih!
Tetttt...Tetttt..Tetttt...
Akhirnya saat yang kutunggu-tunggu datang.Bel tanda pulang berbunyi,seketika semua siswa menuju keparkiran motor tempat mereka memarkirkan motornya.Tidak semua juga sih yang keparkiran,ada juga yang berjalan kaki menuju gerbang untuk menunggu bis atau memang rumah mereka dekat.Misalnya Adrian,dia lebih memilih berjalan kaki dari rumahnya ke sekolah.Adrian memang berbeda dari kebanyakan pemuda lainya yang meskipun rumah mereka dekat mereka tetap menggunakan motor untuk kesekolah,alasannya sih palingan biar gak kepanasan atau kalau nggak harus jemput pacarnya dulu.Itu alasan pasaran guys!!
Aku menunggu Aqila dikelasku,biasanya bocah itu sudah muncul didepan pintu kelasku sambil berteriak-teriak memanggilku.
"Diraaaa !! " Tuh kan baru aja aku omongin orangnya udah main muncul aja,pake toa lagi.Dikira kelasku lapangan apa.
"Iye,Ila.Bisa nggak toanya disimpen aja.Gue belom budeg buk." Balasku seraya menghampirinya.
"Lah kayak situ nggak aja.Eh,Dir nonton festival yuk." Kebetulan yang memang udah aku harapin kalo ini mah.Semoga saja si Adrian juga nonton dan kita ketemu disana,jadilah cerita 'nonton bareng Adrian'.
"Emang lo tau tempatnya?" Tanyaku sebagai kamuflase.Setidaknya aku nggak nunjukin kalo aku udah mengharapkan nonton festival itu.
"Nggak." Duh,bawa adek kekorea bang.Nih anak ngajakin nonton malah nggak tau tempatnya.Emang sarap nih bocah satu.
"Lah ngapa lo ngebet banget ngajakin gue nonton kalo nggak tau tempatnya?? Aqila sahabat gue dari SMP,mending lo cari tau dulu tempatnya baru ngajakin gue." Balasku dengan nada kesal namun bercampur geli.Semoga saja hanya ada satu Aqila didunia ini.Gak kebayang deh kalo ada dua atau bahkan tiga Aqila didunia.Bisa sarap semua warga dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet
Teen FictionNadira Elleane,seorang gadis biasa yang begitu memuja sahabatnya.Mereka dipertemukan dalam bingkai putih abu-abu.Namun,hanya Nadira yang merasakan perasaan itu,rasa yang coba ia tutupi dengan satu jalinan yakni persahabatan.Hanya dengan itulah Nadir...