3 - Trending Topic

50 8 3
                                        

A/N : mulmed: Logan Lerman as Ozzi:*
Part ini banyak tokoh baru loh ya:)
Enjoy!

*

Aku melanjutkan langkahku, berusaha berjalan tegap sesekali menoleh kebelakang untuk memastikan keberadaan Aldi. Sosok nya sudah tak terlihat lagi, membuatku berspekulasi bahwa Aldi kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Untungnya, aku tidak sekelas dengan Aldi maupun Rara, sehingga aku mempunyai ruang gerak yang lebih bebas dari kehadiran dua orang itu.

Aku berdecak kesal mengingat scene tadi. Aldi menyapaku dengan santai seolah tidak pernah terjadi apa-apa, seolah tidak ada yang perlu dijelaskan, bahkan saat mengucapkan kata maafpun terlihat basa-basi.

Dari sekian banyak kebetulan yang terjadi, aku benci harus dipertemukan lagi dengan lelaki itu. Sosoknya selalu mengingatkanku dengan kata-kata menyengat yang pernah ia lontarkan.

Aku memejamkan mata dan menarik nafas dalam-dalam, menstabilkan suasana hati sebelum melangkah masuk menapaki ubin kelas, lalu memasang senyum yang dipaksakan agar terlihat baik-baik saja.

Dengan hati-hati, aku menyelonong masuk kedalam kelas. Untungnya sosok Bu Irma yang mengajar di jam pertama belum juga hadir.

Kelas terasa begitu riuh dengan suara tawa dan obrolan setiap siswa yang membuat forum-forum kecil dengan berbagai macam aktivitas. Ada yang sibuk mojok dengan pasangan nya, beragumentasi tentang soal matematika yang kelewat susah, jungkrak jingkrak di depan kelas menirukan gaya boyband, berghibah bak ibu-ibu rumpi, mencorat-coret papan tulis dengan menuliskan nama orang tua sebagai lelucon, mempoles wajah dengan riasan wajah untuk menarik perhatian dan gerombolan anak lelaki di meja guru yang sibuk fokus menatap layar laptop sambil terkikik geli-you know lah-.

Beberapa siswa termasuk forum cewek-cewek rumpi itu menatapku lalu berbisisk-bisik. Kubalas tatapan mereka dengan cuek lalu mengedarkan pandangan kesegala penjuru untuk menemukan siluet pria yang selalu petama kucari saat masuk kelas.

Ozzi dimana sih, batinku dalam hati

"Thaf, liat Ozzi ga?" tanyaku pada Althaf, si manusia es bermuka datar yang sekalinya ngomong gak mikir dua kali. Meskipun dengan sikap juteknya, salah satu teman dekatku dan Ozzi ini digandrungi banyak cewek karena pembawaannya yang cool.

Althaf memicingkan matanya sebagai jawaban kearah sekumpulan anak lelaki yang sibuk membicarakan sesuatu disusul denganku yang langsung beranjak menghampiri mereka.

"Selamat pagi bapak-bapak, lagi pada ngapain nih? Ngerumpiin gue yak?" ucapku lalu duduk disamping Ozzi. Serentak mereka semua menoleh kepadaku terkejut terutama Ozzi.

"Good morning, Oliv," sapa Ozzi membuat seringai lucu diwajahnya.

Aku berkacak pinggang. "Urusan kita tadi pagi belom selesai ya Zi," balasku dengan tatapan maut.

"Tunggu tunggu, sebelum lo akan menenggelamkan gue di bak kamar mandi karena ngambil aset pribadi lo tanpa ijin tadi pagi, gue mau minta maaf dengan kesungguhan hati gue. Gue gak bermaksud lancang Liv, sumpah," cerocos Ozzi kepadaku.

"Aset pribadi apaan sih?" Tanya Adit.

"Daleman," jawab Althaf membuatku melotot sinis kearah nya yang datang ikut bergabung dengan kami. Benar 'kan, sekalinya ngomong gak mikir dulu.

"Oh tidak!" timpal Dimas, siswa paling absurd yang kalo ngomong selalu mendramatisir.

"iii dasar kampret! Kutil! siluman! monyet! tai! Benciiii gue sama lo" rutukkku menyumpah serapahi Ozzi sambil menjambak rambut Ozzi dan memukul-mukul lengan Ozzi melampiaskan segala kekesalanku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OlivOzziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang