Venoza's POV.
Gue sampai dirumah. Main basket ternyata sukses bikin gue mandi keringet,untung tadi gue ditraktir minum ama si om-om ganteng yang baik. Gue beranjak memasukkan motor gue ke teras. Tapi ada mobil yang asing bagi gue parkir didepan rumah. Ini mobil siapa yang punya? Karena kepo,gue pun masuk ke dalan rumah. Oh,ternyata ada tamu.
"Iya,maaf ngerepotin. Gue mau balik,nih. Takut kemaleman. Nitip salam buat adek-adek lo,ya." kata seorang lelaki yang tinggi. Itu siapa?
Gue ngeliat ada Reza yang duduk di sofa sambil main hp. Nah,kesempatan.
"Rez! Itu siapa sih?" bisik gue saat gue berhasil mendaratkan pantat ke sofa,duduk disebelahnya.
Baydewey, Reza ini kakak kedua gue. Dan yang lagi bergosip ria sama si tamu itu adalah kak Sheeza (baca : syiza). Kakak pertama gue.
"Oh itu. Dia temennya Sheeza." jawab nya santai.
"Bawa makanan,gak?" tanya gue.
Bukan jawaban yang gue dapet,malah toyoran yang gue dapet. Kanpret nih Reza.
"Makanan mulu,lo!"
"Ih,apaan sih,Reza!"
Gue menjambak rambutnya, melakukan pembalasan. Tapi gue berhenti ngejambak dia karena Kak Sheeza yang udah ngebentak.
"Kalian gak bisa akur dikit apa?!" bentak kak Sheeza.
Gue sama Reza langsung diem. Serem kalo liat muka Kak Sheeza pas ngamuk. Mirip singa lepas dari kandang. Brutal. Liar.
"Oh iya,adiknya Zello,temen gue yang tadi itu cowo,lho. Lebih ganteng adeknya daripada si Reza." katanya beberapa saat kemudian setelah ngebentak.
"Apaan coba? Jelas gantengan gue kemana-mana" kata Reza sok PD.
"Amit-amit" gumam gue.
"Bacot. Diem,deh." ujar Kak Sheeza ke Reza. "Gimana,Noz?"
"Naz noz naz noz. Panggil gue Veno,kak. Gimana apanya,sih?" gue ngga ngerti sama omongan Kak Sheeza.
"Goblok,dia mau jodohin elu sama adeknya temen nya dia,bego" jelas Reza.
Oh,dijodohin.
"Oh,gitu" balas gue santai.
Sedetik..
Dua detik..
Tiga detik..
Wait,whaaaat??
Dijodohin?!
DI JO DO HIN?!
"HAH?! LO GILA,KAK?! DIJODOHIN?! GAK GAK GAK! GUE NGGA MAU!" teriak gue, dan itu sukses bikin Reza kaget setengah mati.
"KAMPRET,BIASA AE NAPA SIH!" bentak Reza yang kesal.
"DIEM!!" spontan gue sama Reza diem karna teriakan kak Sheeza.
"Gini,ya,gue jelasin. Dia itu anak orang yang berada. Segalanya dia punya. Dan apa yang dia pengen itu tinggal kedip doang udah ada didepan mata." jelas Kak Sheeza.
"Jin kali,Sheez. Masa iya kedip doang udah ada didepan mata? Ada-ada aja" sahut si Reza, lalu ia mendapat lirikan tajem dari Kak Sheeza.
Kak Sheeza menoleh ke gue. "Hidup kita ini kurang berada. Makan aja kadang kita ngutang. Dan ide perjodohan lo ini bakal ngerubah segalanya. Lo bakal jadi orang yang sukses"
"Tapi,kak..."
"Lo ngga kasian sama ibu?" Kak Sheeza memotong omongan gue.
Gue terdiam. Memikirkan keadaan ibu yang sekarat didalem kamar. Ibu gue terkena penyakit infeksi lambung. Kata dokter,harus di operasi. Tapi sayang, kita ngga punya uang buat operasi. Kadang gue merasa hidup ini ngga adil.
"Kalo lo bisa nikah sama adek nya Zello,lo bisa minta dia buat mendanai operasinya Ibu"
Mata kak Sheeza mulai berkaca-kaca. Sedangkan Reza udah membuang muka. Gue tau dia juga nangis.
"Kenapa ngga lo aja yang nikah sama dia?" tanya gue.
"Gue ngga bisa,lo tau kan gue udah tetikat cinta terlarang sama Fadli?"
Fadli, cowo yang berhasil ngerusak kakak perempuan gue.
"Hh.. Udah,lo mandi aja sana dulu. Bau lo busuk. Jangan lupa isi airnya di ember ya kalo air nya udah keluar." kata Kak Sheeza,lalu dia masuk kamarnya.
Reza ikut beranjak,tapi ngga berkata apa-apa.
Gue berjalan ke kamar mandi,dan melewati kamar ibu. Gue liat Ibu yabg berusaha ngambil botol air minum di lemari kecil deket tempat tidur. Gue pun masuk dan membantu.
"Ibu mau minum ya? Sini Veno ambilin" ujar gue lembut sambil mengambil botol minuman untuk gue berikan ke Ibu.
Dia minum. Entah kenapa kata-kata kak Sheeza tadi bikin gue oengen nangis terus. Gue berpikir, apa gue harus nikah? Umur gue masih 16 tahun. Jadi apa gue kalo nikah muda?
Ya Tuhan,tolong hamba.Gue merasa tangan gue disentuh lembut oleh tangan Ibu. Tanpa sadar gue meneteskan air mata. Ayah gue udah pergi ninggalin kita karena dia tertarik sama wanita lain. B*ngsat,emang. Ninggalin Ibu yang sakit-sakitan. Melihat kondisi ibu sekarang, gue ngga tega untuk nolak perjodohan. Ada untung nya kalo gue mau dijodohin.
"Bu,Veno mau dijodohin." ujar gue.
Wajah ibu berubah sedih. Tatapannya sendu. Air mata gue makin deras.
"Veno harus nikah biar Ibu bisa operasi,biar Ibu sehat lagi. Veno kangen masakan nya Ibu."
Walau harus mengorbankan masa remaja gue,yang penting Ibu bisa sehat,gue bahagia.
*****
Maap yak,beda penulisan :v
Soalnya ini yang ngetik dua orang :'u
Antara yang ngetik Zian POV sama Venoza POV itu beda :"
Maapin daku..
KAMU SEDANG MEMBACA
Istriku Anak ABG
Teen FictionSeorang lelaki yang umurnya sudah diatas kepala 2 menikahi seorang gadis yang bahkan masih 16 tahun. Masih ABG. Wanna know more? Read it,then. *blink emoticon*