PART 2

29 3 0
                                    

"Pagi Sal." Sapa Mesha malas.

"Pagi Cha. Masih nggak percaya kalo kamu udah resmi jadi Mesha Guna Atmaja."

"Maksudnya? Udah deh nggak usah lebay. Aku be-te banget, masak tadi setiap anak yang ketemu pada ngasih selamat, terus ada juga yang sewot. Hidupku udah nggak tenang. Padahal baru hari pertama. Emang kancil, tuh si Adam." Mesha terus senam mulut.

"Terus rencana kamu apa?"

"Pokoknya aku pengen semua cepat berakhir. Aku pengen kontrak pacaranku sama Adam cepet abis."

"Kontrak?" Salsa membelalak. Matanya yang bulat jadi terlihat lebih besar. Biasanya keadaan Salsa yang seperti ini sering membuat Mesha geli. Tapi untuk sekarang tidak ada waktu untuk itu.

"Iya. Adam minta aku buat jadi pacarnya cuma sampai ortunya pulang ke Amrik lagi. Setelah ortunya pulang. Dia bakal putusin aku."

"Berapa lama?"

"Paling lama dua minggu."

"Wah lumayan."

"Maksudnya? Nggak usah mikir yang macem-macem."

"Nggak." Salsa melirik ke arah Mesha. "Ya nggak lah." Lalu, "hahaha...." mereka tertawa.

.....

Hari itu Mesha bak artis papan atas. Anak mading mewancarainya seputar penembakan yang dilakukan oleh Adam. Biasanya kabar seperti ini tidak sampai heboh. Tetapi karena Adam cukuppopular dan Mesha adalah sosok cukup dikenal, kabar itu menjadi spektakuler. Mesha yang biasa pandai bicara bila diwawancarai seputar prestasinya, kali ini banyak diam karena ini bukanlah hal yang menarik baginya. Dia juga juga tak mau banyak komentar atas rahasia di balik penembakan yang tidak boleh diketahui publik.

Di tengah carut marut suasana saat itu, ada seorang cewek yang benar-benar menambah Mesha be-te. Siapa lagi kalau bukan Marisa. Sebelumnya Mesha belum pernah berurusan dengan cewek yang penampilannya selalu menjadi trend setter itu. Namun karena sudah menyangkut masalah Adam, mau tidak mau Mesha harus bersedia meluangkan waktunya untuk meladeni cewek kurang kerjaan itu.

"Cha. Nggak usah seneng dulu deh lo. Baru ditembak Adam aja udah sok kecantikan. Denger ya. Lo nggak pantes jadi pacar Adam." Kata Marisa saat menemui Mesha yang sedang interviewberlangsung.

"Ris. Bisa nggak kita ngomonginnya nggak disini. Kamu nggak malu diliatin banyak orang?" Mesha mencoba memberi pengertian. Itulah Mesha Ia tidak mudah terpancing amarah jika urusannya sudah menyangkut orang banyak.

"Nggak. Gue pengen semua orang tau kalo cuma gue yang pantes jadi pacar Adam."

"Ok. Kenapa nggak ngomong ke Adam langsung. Tuh Adam udah mau kesini." Sambil mengarahkan pandang ke Adam yang sedang berjalan ke arah Mesha.

"Ris. Gue minta lo menjauh sejauh-jauhnya dari Mesha." Kata Adam pada Marisa. "Gue nggak mau lo bikin keadaan tambah kacau dan bikin kita semua malu." Ucapan Adam membuat Marisa seperti ditusuk jarum, cekit-cekit dan benar menyakitkan. Kemudian ia pergi dengan tangis kekalahan diikuti gengnya. "Dan buat kalian, gue minta bubar." Langsung maklumat halus nan dingin Adam membuat semua bubar jalan. Seperti pasukan baris-berbaris yang diperintah bubar jalan oleh sang komandan.

"Lho Dam. Lo tega banget sih, sama Marisa? Dasar kancil." Kata Mesha sedikit bingung.

"Kenapa Beb? Bukannya itu yang kamu mau? By the way ternyata kamu masih suka ngatain aku kancil." Ucap Adam sokroman sambil menatap Mesha tajam dan membuat Mesha jijay. Tapi setiap kata-kata yang keluar dari mulut Adam selalu membuat Mesha bergidik. Keadaan seperti ini yang membuat dia benci dekat dengan Adam.

It's not LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang