Part 12 : El

10.5K 225 8
                                    

Sudah berkali-kali kupastikan, nomor yang terpampang jelas dipintu sesuai dengan yang aku cari. Dengan sedikit keberanian, aku menekan bel yang terletak di sampan pintu. Tak lama kemuadian, ada suara melalui intercom.

“Kau pengasuh itu?” tanya suara bariton yang sangat seksi menurutku.

“ehhmm yah,” jawabku dengan suara yang kubuat berat.

Tak lama kemudian, pintu apartment terbuka dan seorang laki-laki yang sangat tampan berdiri dibalik pintu tersebut. Ya Tuhan! Dia lelaki yang aku temui di tempat aku bekerja dulu.

“Masuklah,” Lelaki tersebut mempersilahkan dengan sopan.

Apartmentnya cukup nyaman walau tidak luas, begitulah yang aku rasakan saat pertama kali memasukinya yang berada dikawasan elite. Lelaki itu hilang entah kemana, setelah aku puas menyapu pandang ruang tamu yang menjadi satu dengan dapur bersih.

“Baiklah, kita akan membuat kesepakatan hari ini,” suara baritonnya memecah kesunyian, sehingga mau tidak mau aku menghadap kearahnya.

“Namaku Ferdinand Diaz Holand, untuk itu kau tak perlu menambahi embel-embel tuan atau apapun, cukup Diaz,” katanya tenang namun tegas.

“Jam kerjamu, dimulai pukul 6 pagi hingga aku telah kembali dirumah, tentu saja aku akan membayarmu pe jam, apa kau bisa?” tanya Diaz padaku.

“Jika kau pulang pagi, tentu aku harus menginap disini bukan?” tanyaku ingin tahu.

“Yah, kau tahu sendiri aku seorang yang sangat sibuk, sudah aku pertimbangkan sebelumnya, maka dari itu aku sudah menyiapkan sebuah kamar untukmu disini jika itu diperlukan,” katanya mantap tanpa keraguan.

“Baiklah, aku bisa untuk masalah itu,” jawabku dengan pasti.

“Tugasmu hanya melayani anak berusia 5 tahun, James sudah menjelaskan kepadamu bukkan,” katanya lebih pada pernyataan.

Aku mengangguk sebagai balasannya.

“Jean, anakku. Akan memulai sekolahnya pada tahun ajaran baru yang dimulai bulan depan, jadi untuk sementara tidak perlu mengantar jemput kesekolah, hanya saja aku memintamu untuk sedikit banyak mengajarinya membaca, menulis dan bermain olah fisik. Kau mengerti maksudku Nico?” tanyanya panjang lebar

***

Flashback

“kau yakin El?!” pekik Amanda dengan histeris.

Aku sudah memutuskan untuk keluar dari taman kana-kanak tempat aku bekerja, dan akan menjadi seorang pengasuh untuk anak lelaki berusia 5 tahun. Lagipula aku kira aku cukup berpengalaman dengan menjadi guru di taman kana-kanak tersebut.

“El! Pengasuh yang dimaksud bukan seorang wanita El?!” teriak Amanda frustasi padaku.

“Iya aku tahu, ka nada kau yang seorang makeup artist,” kataku padanya dengan tenang.

Ya aku tahu ini sedkit diluar kewajaran, aku melihat iklan tersebut dari Koran, seseorang ingin menggunakan jasa pengasuh pria, criteria yang dia cari pun aku bisa memenuhi semuanya kecuali, pria itu sendiri, tetapi tak apalah toh ada Amanda yang berprofesi sebagai makeup artist akan membantuku.

***

“Kau mengerti Nico?” tanya Diaz padaku.

“I iya tentu, tentu saja aku mengerti,” jawabku terbata

Sempat-sempatnya aku melamun pagi ini saat Diaz sedang menjelaskan apa tugasku, Kau bodoh Selina! Makiku dalam hati.

“ayah,” Sebuah suara mungil masuk diantara percakapan kami.

Aku menoleh mencari asal suara, dan menemukan seorang anak laki-laki yang masih memakai pakaian tidurnya yang kusut, rambut coklatnya acak-acakan, matanya merah menandakan dia baru saja terbangun dari tidurnya, tetapi tidak mengurangi kelucuan dan kepolosannya. Aku jatuh cinta pada bocah dihadapanku ini, aku yakin siapapun yang melihatnya akan jatuh dalam pesona anak-anaknya.

Aku beranjak dari sofa yang kududuki dan beralih ke bocah laki-laki itu, walau dia masih bocah tetapi sepertinya dia mewarisi ketampanan ayahnya.

“Hai jagoan, siapa namamu?” tanyaku pada anak tersebut setelah aku berhadapan dengannya.

“Jean Damian Holand, Nenek yang memberikanku nama,” katanya tersenyum yang semakin memperlihatkan pipinya yang berisi.

“Panggil aku Nico, ayo aku antarkan kau kekamar mandi, kau bau sekali,” kataku dan langsung menggendongnya.

Jean senang berada dalam gendonganku. Sedangkan ayahnya hanya melihatku penuh tatapan yang tidak dapat terbaca.

Untuk mengawali hari ini, sepertinya tidak buruk.

Accident in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang