Friendzone [2]
Pilihan
Malam ini Dirga mengajak Prilly untuk makan malam di salah satu mall. Dan Prilly menerimanya. Walaupun Prilly memang tidak menyayangi Dirga layaknya ia menyayangi Ali, tapi ia menghargai usaha Dirga untuk membuatnya jatuh cinta.
Mereka makan di salah satu restaurant siap saji di dalam mall tersebut.
Setelah memesan makanan dan duduk di salah satu meja restaurant tersebut, mereka mengobrol dan mulai tertawa.
Ya.
Prilly memang menikmati saat-saat dengan Dirga. Tapi, Prilly gampang melupakan saat-saat dengan orang lain. Tidak seperti saat-saat bersama Ali yang menurutnya berkesan di tiap detiknya.
Setelah makanan datang, mereka makan dalam diam. Kadang sesekali mengobrol. Tapi tak lama. Prilly gampang bosan.
Setelah selesai makan, mereka langsung pulang. Prilly tidak membawa kendaraan. Karna memang, ia belum boleh mengendarai kendaraan oleh orangtuanya. Jadi, dengan senang hati, Dirga mengantar-jemputnya.
"Makasih ya, Ga!" Kata Prilly setelah berdiri di depan rumahnya.
Dirga tersenyum tipis. "Sama-sama. Prilly, aku mau ngomong sama kamu."
"Ngomong aja"
"Aku... selingkuh."
Prilly terkesiap dengan kejujuran Dirga. Belum pernah ia menemui laki-laki seperti Dirga di hidupnya. Mana ada laki-laki yang mau mengakui bahwa dirinya selingkuh?
Prilly mengganti wajah kahetnya jadi senyum. "Kamu nyerah?"
"Enggak. Bukan gitu."
"Trus?"
"Aku suka sama seseorang. Dia emang nyebelin dan bikin orang risih. Tapi entah kenapa aku suka sama dia. Dan selama ini.... kamu aku jadiin pelarian."
Prilly kembali terkesiap. Ia memulai aktingnya. Prilly manajamkan tatapannya pada Dirga."Siapa ceweknya?"
Dirga melotot. "Gak Prill! Ini salah aku. Aku seharusnya mikirin dua kali. Kalau mau marah, marah sama aku aja. Dia gak pantes buat di marahin. Biar-"
Ucapan Dirga terpotong dengan tawa Prilly. "Lo lucu banget sih!"
"Ha?"
"Gue cuma bercanda. Udah deh. Gue gak papa. Gue masih stuck di Ali. Kasian ya gue. Eh tapi makasih karna lo gak bikin gue jatuh sama lo. Lo tau? Kalau gue patah hati, gue bisa ngancurin motor lo sampe gak berbentuk."
Dirga tersenyum kikuk. "Maksih ya Prill. Gue kira lo marah."
"Gak kok. Gapapa."
Dirga menatap rumah Prilly yang sepertinya tidak ada penghuni. "Bonyok lo gak ada?"
Prilly menengok rumahnya. "Iya kayaknya."
"Yaudah. Gue duluan."
Prilly mengangguk. "Ati-ati."
Dan Dirgapun meninggalkan Prilly. Prilly menghela nafas dan masuk ke dalam rumahnya. Prilly memang selalu di tinggal sendiri di rumah. Prilly sudah terbiasa dengan hal itu. Dulu, mungkin orangtuanya selalu membawanya jalan-jalan. Dan
sekarang, ia sudah besar dan adiknya pengganti kebersamaan dengan orangtuanya. Ya. Siapa sih remaja sekarang yang mau di ajak kesana-kesini sama orangtua?Prilly menaiki anak tangga dan membanting tubuhnya di kasur. Baru saja ia menatap langit-langit, ruangannya tiba-tiba gelap gulita. Salah satu yang Prilly takuti di dunia, adalah....
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone✔
FanfictionI have crazy feeling on you, my friend. ===Friendzone=== Terbit: 10 Januari 2016