my rival

12 1 0
                                    

Hello..sebenarnya ada yg minat sama cerita gue gak sih? Ga ada ya? Yaudah ga pa pa :'v untung saya ga baper :'v

Okey jan banyak bacot next...

———————————————
Ya seperti hari senin kebanyakan,yg terjadinya lebih cepat dibanding terjadinya hari minggu. Sekarang aku sedang bersiap-siap berangkat sekolah.

"Yeay hari senin" aku berseru di depan kaca. Dimana-mana ga ada yg suka hari senin,berhubung gue anak teladan yg rajin dan tidak sombong. Jadi cuma gue yg semangat,hehehe.

Aku bergegas turun dari tangga,cepat-cepat menuju meja makan untuk sarapan. Ternyata anggota keluargaku sudah duduk manis disana. Eh minus kak bintang deh.

"Wuih,tumben anak ayah udah rapi pagi-pagi, mau ngapain? Ngepel? Apa jaga gerbang nemenin satpam" bibir ku mengrucut mendengar ledekan ayah, sedangkan ayah hanya tertawa.

"Iih ayah, anaknya yg cantik jelita ini udah rapi kok malah di ledekin,nyebelinn" sahutku sambil cemberut.

"Duh, anak ayah jadi cemberut, ngambek nih yee" balas ayah sambil tertawa, tak ku pedulikan lagi ledekan ayah, aku buru-buru makan nasi goreng buatan bunda.

"Lagian tumben kamu ri pagi-pagi udah rapi, kak bintang aja blm bangun" aku tersedak mendengar ucapan bunda.

"What belum bangun? Tari kan mau berangkat bundaa, kok ga di bangunin sih" baru aku mau bangkit dari tempatku, sampai terdengar teriakan.

"DEK BANGUN WOYY!! HARI SENIN NIH,GECEE" bunda,dan ayah langsung tertawa mendengar teriakan itu, siapa lagi kalau bukan kak bintang. Hadeuh.

"GUE UDAH BANGUN KALI WOYY,CEPET TURUN ANTERIN GUE" balasku sambil teriak juga.

"Aduhh bisa masuk THT nih bunda klo setiap hari kalian teriak terus" gerutu bunda yg langsung mendapat usapan sayang dari ayah, aku hanya memutar bola mata jengkel.

Dag..dug..dag..dug, terdengar langkah kaki dari tangga.
"Lah,udah makan?tumben lu bangun" sahut kak bintang lalu duduk disampingku.

"Iihh...kayak gembel bgt sih kak, lo belum mandi yah?" Tanyaku sambil memandang wajahnya jijik.

"Orang ganteng mah gausah mandi juga keren, dek." Sahutnya.

"Idihh, yaudah sana cepetan panasin motor, gece!" perintahku sambil mendorong tubuh kak bintang untuk berdiri.

"Ya allah,mau ngapain sih lu pagi-pagi?biasanya masih molor juga. Mau ketemu badai yah" ucap ka bintang sambil mengerling jahil.

"Gawat,rese nih kak bintang ngomong depan ayah,bunda." Ucapku dalam hati.

"Apaan sih"

"Ecieee,blushing" gawat klo pipi ku beneran merah.

"Kak bintang. Cepetannn!!" Aku melotot kearahnya yg malah dibalas kerlingan jahil.

"Wah siapa tuh badai topan?" Tanya ayah yang mulai tertarik pembicaraan ini. Takan kubiarkan ini berlanjut.

"GEBETANNYA TARI YAH" teriak kak bintang sambil berjalan ke kamarnya.

"Wah kasian banget tuh si badai topan" sahut ayah lagi.

"Namanya badai ayah, gak pake topan" sahutku sebal. Ayah sama bunda malah ketawa.

"Eh, di belain tuh yah gebetannya" sekarang bunda ikut-ikutan. Gara kak bintang nih

"Apaansi, dia kakak kelas tari doang kok." Jawabku. Ayah dan bunda saling pandang lalu tersenyum menjengkelkan.

"Kakak kelas yg 'otw' jadi pacar ya?" Aku hanya memutar bola mata kesal, tak berniat menyahut.

"KAK BINTANG CEPETAN"

Dag..dug..dag..dug

"Ya allah dek,badai belom dateng jam segini kali"sahut kak bintang yang kini sudah tampak seperti manusia tak seperti tadi kyk gembel.

"Dih bodo amat, cepetan lah" balasku dengan nada jengkel.

"Laga lu nyuruh gua kayak supir,kurang asem" sahut kak bintang.

"Emang lo supir,lo mau dapet duit jajan kan? Udah nurut aja" ayah tertawa tanda setuju dengan ucapanku.

"Iye..iye, bawel" Kak bintang berjalan ke parkiran,setelah mencium tangan kedua orang tua ku, aku pun ikut pamit."yah,bun. Tari berangkat dulu yah."

————————————————

sesampainya di pelataran parkir, aku buru buru turun sambil melepas helm, dan sedikit merapikan rambutku yg acak-acakan tertiup angin.

"Ooy dai" panggil kak bintang tiba-tiba. gerakan ku berenti saat tau siapa yg di panggil kak bintang.

Dia berjalan menuju ke arahku, saat ku perhatikan lagi,ternyata dia tak sendiri. Dia bersama gadis yg waktu itu kulihat bersama shila. Ralat dia berjalan sambil menggandeng tangan gadis itu, ingat DIGANDENG! ah remuk rasanya hati.

Gadis itu tampak manis dan imut saat dilihat dari dekat. "Ooy kak. kerjaan lo jadi tukang ojek ternyata klo pagi" sahut kak badai saat menghampiri kami, tak lupa senyum tipis terukir di bibirnya.

"Iya nih,mesti begini demi mencari sesuap nasi, lumayanlah sambil cuci mata,wkwkwk." Kata kak bintang melawak, kulihat gadis disamping kak badai tertawa kecil. Cih sok imut bgt ketawanya.

"Duileh ada gadis cantik rupanya, siapa nih dai? pacar? Baru liat gue" kata kak bintang sambil melirikku sekilas seolah menyindirku.

"Ooh kebalin ini claudy, dia.."

"Hay aku claudy, PACARNYA kak badai" potong si gadis yg ternyata namanya claudy. Dengan penuh penekanan dia mengatakan bahwa dia PACAR-nya kak badai,tak lupa dia sengaja melirikku,ralat menatapku tajam.

'Minta di tampol nih adek kelas,cih tuh muka sok imut,ternyata sifatnya tak selembut namanya. Tenang dek gak bakal gua ambil tuh yg 'Kantanya' pacarlu, mitamit deh' gerutuku dalam hati.

Kubiarkan saja tuh senyum palsu tersungging di bibir si sok imut, kubalas juga dengan senyum manis plus pelototan tajam kearahnya. hanya kearahnya.

"OOH PACARNYA BADAI" sahut kak bintang dengan suara toa.

"Gue duluan kak, mau piket." Jawabku sinis, sebelum berbalik ku kibaskan rambutku di depan wajah si penyihir bermuka dua. Tak ku pedulikan lagi reaksi kak badai, aku langsung berjalan cepat menuju kelas.

'Baiklah penyihir kecil, seberapa lama kau bisa bersama kak badai. Cih bocah ingusan aja belagu.
Selamat datang my rival'

"Lah dia tebar-tebar rambut, jangan tebar kutu dek"

——————————————
Yeay akhirnya saya dapet hidayah buat update, moga setelah ini makin banyak yg vote..
Aaminn



MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang