musuh utama

34 3 1
                                    

Namun keberuntungannya tidaklah bertahan lama.

Saat dia berjalan dilorong untuk keluar tiba dinding lorong hancur dan muncullah 2 orang dari dinding yang hancur itu. Salah satunya membawa orang yang pingsan tadi.

Sepertinya mereka berniat mengambil kembali summon stone atau sekalian balas dendam. mereka berdua pasti sangat kuat karena bisa langsung mengetahui posisiku padahal aku sudah berbelok dilorong berkali kali sampai aku sendiri juga hampir nyasar.

Dan cara mereka mendatangiku juga unik sekali dengan menghancurkan dinding.

Salah satu dari mereka berbadan cukup tinggi dan tangan kanannya seperti tangan kanan mekanik buatan tapi bukan tangan palsu biasa, tangan itu terbuat dari orichalcum enhance, logam buatan yang tidak dapat dibuat didunia ini. Mata kanannya menyala hijau dan memang tidak salah lagi.

"ah sial kupikir hari ini aku sedang beruntung" keluhnya

"kau akan berakhir disini galeon". seru orang berbadan besar itu dan keduanya langsung menuju kearahku.

Dia tidak yakin dia bisa menang tapi dia juga tidak bisa kabur, dia memakai mode serius dan bertarung dengan 2 orang itu.

Namun sayang sekali mereka berdua memang kuat dan cepat , dia dikalahkan oleh mereka dan mereka merebut summon stone.

Dia dihantam ketembok lalu mereka menancapkan pedang besar kedadanya. Salah seorang dari mereka mendekatinya lalu berkata sesuatu,

'atlantis sudah hancur sekarang giliran kita'.

Lalu mereka meninggalkanya. Dia sempat melihat mereka berjalan dilorong lalu meledakkan didnding lorong sehingga jalan tertutup lalu dia memejamkan mata dengan badan bersimbah darah.

Dalam keadaan yang hampir ditelan kegelapan maut, dia sempat mendengar ada suara langkah kaki datang kepadanya. Mungki dua orang.

Setelah 5 menit dia pun terbangun. Dia melihat sekeliling gelap dan badanya seperti tersangkut sesuatu juga tubuhnya basah.

Dia lalu ingat kalau dia baru saja bertarung dengan 2 orang dilorong.

Dia melihat ada pedang besar menancap ditubuhnya dan mencabutnya. Cukup susah memang karena menancap didinding juga.

Dia mencabut dengan sekuat tenaga diiringi terikan kesakitan yang memenuhi seluruh lorong. Setelah mencabutnya dia mendengar ada suara petugas dari balik reruntuhan.

Lalu dia segera pergi kedinding yang berlubang yang dibuat 2 orang tadi yang entah mengarah kemana.

Dia berjalan cukup lama sambil terseok seok dan terengah engah. Dia beristirahat sebentar untuk memulihkan lubang didadanya. Dia mengambil pedangnya divine miliknya dan lalu megang luka didadanya dengan tangan kanannya dan memfokuskan energi disana.

Setelah penyembuhan selama 12 menit dia langsung bergegas dan melepas kaosnya yang bersimbah darah hanya memakai mantel saja. Dia keluar dari lorong dan berada di jalanan kota.

Fantasia AtlantisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang