Matahari Selatan

37 0 0
                                    

Crisaxon, propinsi kecil yang terletak di ujung tenggara Negara persemakmuran Atzulandor. Propinsi ini dikelilingi tanah berbatuan, tandus, tidak bisa dijadikan lahan pertanian. Untuk memenuhi kebutuhan pangannya, propinsi ini harus mengimpor dari propinsi tetangga. Crisaxon mempunyai tambang crystal ukuran sedang, dan inilah yang menjadi sumber pemasukan utama propinsi ini. Dalam kondisi normal, penjualan crystal hasil tambang, mampu untuk menutupi biaya impor bahan kebutuhan pangan penduduk.


"Apa maksudmu tuan Gubernur? Gempa membuat tambang tertutup? Kalau aku tidak salah ingat, gempa itu terjadi 2 bulan lalu, dan kamu berkata kalau tambang crystal masih tertutup karena hal itu?...Tidak ada crystal, tidak ada uang, tidak bisa membayar bahan pangan, rakyatmu kelaparan, dan kamu membatasi batas tertinggi bahan pangan yang mau kamu beli?" nada sarkastik dikeluarkan oleh seorang pria berperawakan kurus, wajahnya memancar ekspresi meremehkan Gubernur yang duduk di hadapannya. Sakai Imorten namanya,walaupun umurnya sudah kepala 4 tapi wajahnya masih belum menampakan keriput, matanya memancarkan kharisma, rambut klimis disisir kekanan melewati bulu mata kanannya.

"Itu kenyataannya tuan Sakai, aku tidak mungkin berbohong pada anggota serikat dagang. Kondisi kami memang sedang buruk. Tolong pengertiannya," mohon pria yang disapa sebagai Gubernur oleh Sakai, ia seorang pria dengan mata yang besar sebelah, bola mata kanan terlihat lebih besar banding mata sebelah kiri. Tubuhnya proposional tidak seperti umurnya yang sudah lebih dari setengah abad.


Mereka berbicara di dalam aula kecil di istana tua Crisaxon. Ruangan itu tertutup, hanya diterangi oleh cahaya penerangan yang berbau minyak, sebuah meja persegi terletak di tengah ruangan. Gubernur Crisaxon, Huxto Ariconte IX duduk di ujung meja, pengawal dan penasehatnya berdiri mendampingi di sampingya. Sementara itu di ujung lainnya, Sakai duduk berhadapan, wajahnya dihiasi senyum tipis, tapi semua orang dalam ruangan merasa senyum itu sebuah ejekan, meremehkan. Sebelahnya berdiri pendamping Sakai, seorang yang berpostus besar, setinggi 2 meter.


Sakai bisa bersikap seperti itu karena Serikat dagang mempunyai kekuasaan besar di negara itu, bahkan lintas negara. Apalagi Sakai adalah orang dari perkumpulan serikat dagang Matahari Selatan yang memegang kekuasaan dagang di wilayah selatan benua, serikat ini menaungi sejumlah negara kecil, kepulauan di wilayah selatan. Negara persemakmuran Atzulandor tidak mempunyai serikat dagang lokal dalam negaranya, sehingga orang dari perkumpulan serikat dagang Matahari Selatanlah yang mengurus perdagangannya. Mengurus urusan perdagangan, memegang kendali ekonomi negara itu sesuai dengan kesepakatan yang telah terjadi beratus–ratus tahun lalu. Tentu saja negara mendapat bagian dari hasil kegiatan dagang yang dilakukan oleh serikat dagang di negaranya.


Tapi propinsi Crisaxon mempunyai kekhususan, mereka mempunyai otoritas istimewa, mengurus kegiatan dagang mereka sendiri. Crisaxon merupakan bekas kerajaan kecil yang mempunyai tradisi sendiri, sehingga serikat dagang menghormatinya.


"Tidak ada uang, maka tidak ada bahan pangan. Itu prinsip standar tuan Gubernur. Anggotaku hanya melakukannya sesuai prinsip dasar itu. Jadi jangan menyalahkan mereka kalau tidak mau memasukan lagi bahan pangan ke wilayahmu."
"Aku mengerti."
"Bagus, jadi apalagi yang perlu kita bicarakan lagi?" Sakai berdiri dari kursinya.
"Tunggu! Apakah serikat dagang tidak punya solusi untuk hal ini? Rakyatku kelaparan. Apakah kalian tidak bisa memberi sedikit utang terlebih dahulu, atau mungkin solusi lainnya?"tahan Gubernur Huxto Ariconte IX.


Sakai melihat sekeliling ruangan, ia menghela napas.


"Kalian sungguh aneh, Apa kalian tidak tahu masalah kalian? Hanya ada satu jalan untuk menuju Crisaxon, ini seperti benteng alam yang luar biasa. Butuh perjuangan keras untuk mencapai kesini. Apalagi setelah gempa terjadi, jalan itu semakin berbahaya, dan kalian minta jangan menaikan harga karena kalian tidak bisa membayar? Itu kesialan kalian. Jangan menyalahkan pedagang. Jangan menyalahkan kami serikat dagang. Bukankah kalian sendiri yang memutuskan untuk mengurus impor dan ekspor sendiri? Agar bisa mendapatkan keuntungan maksimal dari tambang crystal kalian? Sekarang kalian ingin bantuan? Baiklah kami akan kerahkan pasukan khusus serikat dagang untuk membantu di tambang kalian, Bagaimana? Agar kalian bisa segera kembali menambang" kata Sakai menatap tajam ke arah Gubernur.

Anthology cerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang