Bel pulang pun berbunyi. Semua murid kelas 10 IPA 3 bersorak senang, tapi tidak dengan Mei. Ia tidak bisa pulang karena harus mengikuti privat seperti yang Bu Martha katakan kemarin.
"Mei, lo gapapa kita tinggal?" Tanya Ano sambil memasukkan beberapa bukunya kedalam tas.
"Iye. Udah lo pada pulang gih. Nanti gue LINE." Kata Mei.
Brenda bangkit dari tempat duduknya. "Yaudah, kita cabut ya. Selamat belajar fisika, Meizylla ku sayang," kata Brenda sambil mencium pipi Mei sekilas.
Mei refleks memegang pipinya dan menghapus bekas kecupan Brenda. "Najis, lesbi lo." Omel Mei dan dibalas oleh gelak tawa sahabat-sahabatnya.
Brenda, Ben, dan Milano sudah pergi meninggalkan kelas. Itu artinya, tinggal Mei yang berada dikelas itu.
Sepi.
"Mana sih tuh orang?" Gerutu Mei.
Mei melirik arlojinya. Sudah sepuluh menit ia menunggu.
"Ah, lama," kata Mei dan segera beranjak dari kursinya. Ketika ia hendak melangkah keluar kelas, langkahnya terhenti karena satu orang.
"Lo ga bisa pulang. Lo harus privat hari ini," kata orang itu sambil memberikan satu buku cetak fisika besar, dan isinya pasti beratus-ratus halaman. "Nih, masuk lagi ke kelas. Kita mau bahas soal." Kata orang itu lagi.
"Lo yang ngajar gue?" Kata Mei heran. Cowok itu diam saja, tidak menggubris pertanyaan Mei. Ia sibuk mengeluarkan alat tulis dari dalam tas nya.
Mei berusaha mengingat-ingat siapa sosok yang ada didepannya. "Lo cowok judes yang di kantin itu kan?"
"Gue Zefan. Gue bukan cowok judes." Kata cowok itu singkat.
"Ya, gue tau nama lo." Jawab Mei.
"Cepet keluarin buku tulis lo, gue ga ada banyak waktu." Kata Zefan sambil mendorong pelan tubuh Mei. Mei dengan sigap langsung menepis tangan Zefan.
"Apaan lo pegang-pegang gue?! Najis modus!" Omel Mei.
Zefan hanya menghembuskan nafas pelan. "Sorry. Abisnya lo lama sih. Gue ada urusan lain nih, mangkanya buruan." Kata Zefan yang mendahului Mei dan langsung duduk di meja paling depan.
Mei memutar bola matanya dan berjalan menuju Zefan. Ia duduk disamping Zefan dan membanting buku tebal itu di atas meja.
Ni orang otaknya pentium berapa, sih? Ga koslet apa belajar fisika dari buku setebel ini? Kata Mei dalam hati.
"Kalo mau belajar hatinya musti enak. Percuma kalo hati lo ga enak, nanti pikiran lo kemana-mana, akhirnya materinya ga masuk ke otak lo." Kata Zefan panjang lebar.
"Lo mau ngajarin gue fisika apa ngasih ceramah agama, sih?" Cerocos Mei. "Udah ayo cepetan. Lo pikir lo doang yang punya urusan? Gue juga punya." Kata Mei.
Zefan mengalah dan tidak menjawab perkataan dari Mei. "Buka buku yang itu halaman 281. Kita belajar arus bolak-balik aja ya hari ini." Kata Zefan sambil memakai kacamatanya.
"Ya ya ya," jawab Mei malas sambil membuka buku tebal yang Zefan berikan padanya tadi.
***
Mei melangkahkan kakinya turun dari tangga. Saat tiba di ujung tangga, Mei melihat ayahnya membuka pintu rumah.
Pukul 20.47
"Tumben udah pulang, pa." Kata Mei yang langsung menghampiri papa nya dan mencium punggung tangan papanya itu.
"Iya nih, tadi kerjaan papa ga begitu banyak," kata Satria. "Gimana sekolah kamu tadi?" Tanya Satria.
Mei berjalan menuju sofa yang ada di belakang Satria dan menghempaskan tubuhnya disana. "Mei sebel banget sama Bu Martha, Yah. Masa, Mei harus privat sama orang yang super judes sih." Gerutu Mei.
Satria menghampiri putrinya dan duduk disebelahnya. "Kamu privat sama temenmu, kan? Kalo cewek ya mungkin di awal-awal gitu. Mangkanya coba dong akrab sama yang lain, jangan cuma sama Brenda, Ano sama Ben doang." Kata Satria.
Mei menggeleng. "Masih mending kalo cewek, Yah. Ini tuh cowok! Judesnya ngalahin cewek lah pokoknya. Mei diatur-atur, belajarnya ga santai banget." Gerutu Mei.
Satria terkekeh. "Namanya juga baru, Mei. Nanti kalo udah beberapa pertemuan pasti nyantai," katanya. "Ngomong-ngomong, siapa namanya?" Tanya Satria lagi.
"Namanya Zefan, pa."
"Ya Tuhan, semoga Zefan sabar menghadapi anakku yang keras kepala ini, amin." Kata Satria sambil bertingkah layaknya berdoa.
Mei yang melihat itu menepuk dada papanya pelan. "Papa ih, ga lucu tau!" Kata Mei sambil mencibirkan bibirnya.
Satria terkekeh lagi melihat tingkah putrinya. "Udah ya, papa mau bersih-bersih dulu. Capek nih," kata Satria sambil bangkit dari sofa.
"Kamu ada pr gak?" Tanya Satria. Mei menggeleng. "Yaudah, tidurnya jangan malem-malem ya. Papa ke kamar dulu." Kata Satria sambil beranjak pergi menuju kamarnya.
Mei bangkit dari sofa dan melangkahkan kakinya menuju dapur. Ia membuka kulkas dan mengambil sekotak susu strawberry favoritnya.
Ia kembali naik ke atas dan masuk ke kamarnya. Sambil meminum susu, ia mengecek ponselnya dan mengirim pesan kepada ketiga temannya melalui group LINE mereka.
Mei: hoi, sepi bgt ni group. udah pada molor?
Read by 2Milano Putra: palingan si Brenda jam segini udah ngorok.
Brenda: enak aja! Gue msh bangun tau
Mei: Ben mana?
Read by 3Benedictus R: apaan woi lagi nonton live NBA nih gue.
Brenda: jomblo gt tuh nonton TV bkn ke bioskop.
Benedictus R: bct.
Milano Putra: oh iya td lo jd privat sama siapa Mei??
Mei: cowok sok yang waktu itu tabrakan sama gue di kantin.
Read by 3Brenda: hah? Siapa?
Brenda: OH MY LORD LO DIAJARIN ZEFAN???
Mei: capslock lo gausah jebol
Read by 3Mei: iya.
Read by 3Brenda: kok bisa?! Gue juga mau dong privat bareng lo!!
Mei: lo gantiin gue kalo bisa mah.
Read by 3Milano Putra: haha lol. terus gimana belajar fisikanya? Enak?:p
Mei: fakuy, lo ngeledek gue?! Belajarnya tegang banget, ga nyantai. Judes banget tuh orang.
Read by 3Benedictus R: hahaha namanya juga baru ketemu, pasti awkward bgt lah. Udah ah gue mau lanjut nntn. Ganggu aja lo pada.
Brenda: mau juga dong privat:(
Mei: gih sana bilang Bu Martha.
Read by 2Mei: udah ah gue mau tidur. Capek otak gue abis ngitungin arus listrik.
Read by 2Milano Putra: LOL!
Mei menutup aplikasi LINE dan mengunci ponselnya. Ia bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan juga sikat gigi.
Setelah selesai dengan ritualnya sebelum tidur, Mei langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur.
"Besok pokoknya gue harus protes ke Bu Martha." Kata Mei mantap. Mei menarik selimutnya dan memejamkan matanya agar cepat tertidur.
✖️✖️✖️
.16 Januari 2016.
edit & publish : 2 Agustus 2017Regards,
-maryzsa-
KAMU SEDANG MEMBACA
MEI
Teen FictionKisah seorang remaja bernama Mei. Klasik; sekolah dan juga percintaan. tapi, gacuma disitu serunya. Find out here! Copyright © 2016 maryzsa