four

556 89 2
                                    


"kau tahu Min Chaeyoung kan?"

bam.

"y..ya, aku tahu" aku berusaha tetap tenang dan menunggu penjelasannya.

"Ya, aku tak seharusnya menjadi temannya selama ini"

"Coba saja aku melangkah kedepan lebih dulu, ini tak akan terjadi"

"atau mungkin lebih baik jika aku tak mengenalnya"

Ribuan pikiran menghujaniku, membuat tatapanku kosong tak berarti.

"jadi begini, saat tadi pulang sekolah...." Chan masih melanjutkan ceritanya, sepertinya ia benar benar tidak tahu apa perasaanku

"ia menghampiriku dan meminta tolong kepadaku, kali ini ia ingin aku menemaninya ke hakwon terdekat untuk mendaftarkan dirinya. Awalnya aku tak punya masalah dengan itu, namun lama lama aku merasa... ia terlihat semakin cantik dan semakin cantik, hingga saat melihatnya jantungku berdegup kencang sekali. Aku kira aku jantungan tapi seperti yang kau bilang... dan ia mengajakku pergi kencan esok, ah tidak maksudku ia tak langsung bilang akan kencan namun kedengarannya seperti itu"
Aku mendengarkan ceritanya dengan seksama, menolak sisi diriku yang sedang menangis untuk muncul, menolak rasa sakit yang masih ada di hatiku. Berusaha setidaknya

"oh, begitu ya. Yah, aku tak heran lagi... karena perempuannya Chaeyoung" ujarku asal, aku benar benar tak tahu harus menanggapinya dengan apa

"jika kau suka, lakukan saja" ujarku, tentu saja tidak tulus.

"jadi kau memperbolehkanku?" tanya Chan. aku terdiam menatapnya ragu

"te..tentu saja, lagipula memang aku siapa-mu berhak melarang" jawabku cepat, Chan menatapku lalu tersenyum manis.

"tentu saja kau 'sesuatu' untukku, kita telah bersama sejak dulu, bahkan mungkin kau sudah termasuk bagian dari hidupku" ujarnya lalu mengusap rambutku pelan. aku hanya membeku tak tahu harus bersikap bagaimana.

"sudah malam, ini sudah waktunya aku pulang kalau tidak ibu akan mengomel. besok kita berangkat bersama ya" Chan beranjak dari kasurku dan bersiap untuk keluar dari kamarku.
aku masih terdiam, hatiku ingin menyampaikan sesuatu namun aku ragu

"Ch..Chan!" aku memanggilnya yang sudah hampir meninggalkan kamar

"ada apa?"

"jika begitu.. kau tetap akan menjadi temanku kan?" Chan terdiam mendengarnya. lalu ia tersenyum

"tentu saja, aku tak akan melupakanmu bahkan saat aku sudah memiliki keluarga di masa depan" ujar Chan lalu ia benar benar meninggalkan kamarku setelah melambai pelan.

ya, mungkin ia benar, aku dan dia tak akan lebih dari sahabat, walau aku ingin, walau aku berusaha, aku akan tetap menjadi sahabat Chan, tak lebih.

----
esoknya..

"38 derajat?! kau berbuat apa kemarin hingga bisa demam sepanas ini?!" ibu berteriak setelah ia mengambil termometer yang baru saja mengukur suhu tubuhku.

Pagi ini, entah bagaimana caranya aku bangun dengan tubuh yang hangat luar biasa, kepalaku juga pusing, dan rasanya lemas sekali untuk bergerak.

"aku juga.. uhuk! tidak tahu.." dengan segala kekuatan yang aku usahakan aku mencoba menjawab ibuku.

"ibu akan buat kompres, kau tidur saja dulu, nanti akan ibu bangunkan saat obatnya sudah siap. Tak perlu masuk sekolah hari ini, ibu akan telpon guru-mu. Cepat sembuh ya" ujar Ibu, lalu wanita itu bersiap meninggalkan kamarku

"i..ibu"

"ya?"

"jika chan bertanya tentangku bilang saja aku sudah pergi duluan" ujarku

"lho, kenapa?"

"ia tidak akan mau masuk sekolah jika melihatku seperti ini" ujarku tak sepenuhnya berbohong, namun sebenarnya aku malas bertemu dengan Chan hari ini.

"baiklah. sana tidur"

aku menghela napas berat, lalu mencoba memejamkan mataku dan tidur.

---
Author POV

Nyonya Kim tengah membuat kompres di dapur rumahnya, namun beberapa saat kemudian bel rumah berbunyi

ting,, tong!

"itu pasti Chan" Ny. Kim meninggalkan dapurnya dan segera mendatangi Chan yang menunggu Yeri di gerbang
"Chan?" Nyonya Kim membuka gerbang rumahnya

"ah bibi, selamat pagi. yeri..."

"yeri? ia.. sudah berangkat duluan ke sekolah.. se.. sepertinya terburu buru" ujar Nyonya Kim menuruti permintaan anak semata wayangnya itu.

"ah benarkah?? kalau begitu aku akan berangkat sendiri deh, selamat tinggal" Chan membungkuk pada nyonya kim lalu meninggalkan rumah keluarga Kim

"maaf Chan, Yeri yang memintanya sendiri"
----
Chan POV

hari ini sepertinya Yeri terburu-buru sekali, karena ia sudah meninggalkanku duluan ke sekolah seperti yang ku dengar dari bibi Kim, ia tak biasanya seperti ini. jadi hari ini aku benar benar harus ke sekolah sendiri.

sesampainya di sekolah, kelas ternyata sudah ramai, semua murid mengerjakan aktivitasnya masing masing. Aku mengedarkan pandanganku mencari 'gadis itu', kau tahu siapa kan? benar, Min Chaeyoung. oh, dia sudah berada di kursinya. aku hendak menghampirinya namun terhenti saat menyadari bahwa bangku Yeri masih kosong.

"bukannya ia seharusnya sudah datang?" tanya ku heran. aku mengedarkan pandangan di seluruh penjuru kelas, namun aku tak menemukan yeri.

"Chaewon!" aku memanggil Chaewon, teman baik Yeri. Gadis itu menoleh dan menyapaku

"pagi, chan! dimana Yeri?" ah, aku yang seharusnya bertanya seperti itu.

"aku tak tahu, aku tak berangkat bersamanya. memangnya ia belum datang?" tanya ku. Chaewon menggeleng. aku jadi curiga bahwa ia tak masuk sekolah.
Mataku menangkap Chaeyoung yang tengah menatapku juga, ia melemparkan senyum padaku, dan setelah itu aku lupa akan Yeri atau duniaku sendiri. tanpa berpikir panjang aku menghampirinya dan mengajaknya mengobrol.

tbc

Look Around You [under revision]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang