- Prolog -

271 39 16
                                    

Zoe's PoV

"Zoe." Seseorang menepuk pundakku. Aku melihat ke arah suara itu datang dan kudapati Jessie sedang berdiri dibelakangku. Aku memberinya senyuman. "Apa kau siap?" Tanyanya. Aku memberikannya anggukan dan mengikutinya keluar kamarku.

Kami tak berbicara sedikitpun di dalam mobil. Aku tahu, ia pasti mengerti kondisiku saat ini. Hari ini adalah prom night sekolahku, ini prom terakhirku. Aku merasa sangat sedih karena itu berarti kesempatanku untuk memenangkan hatinya sudah habis. Aku sudah mencoba berbagai cara untuk membuat ia melihatku. Namun, semuanya sia-sia. Aku seperti tak ada dihidupnya. Bahkan debu saja bisa ia lihat, sedangkan aku tidak. Entah sekuat apa perasaanku padanya hingga aku tak pernah lelah dan menyerah untuknya.

Harry. Dialah seorang yang membuatku seperti ini. Ia tinggal di sebelah rumahku. Jendela kamar kami saling berhadapan, setiap harinya aku bisa melihatnya melakukan apapun. Meskipun ia sering menutup tirainya karena melihatku berada dikamar aku tetap memandangi cendela kamarku berharap sedetik kemudian ia membukanya lagi. Tapi, itu tak pernah terjadi. Untukku.

"Zoe, are you sure about this?" Jessie menanyakan hal ini berkali-kali. Termasuk saat ini, sebelum kami memasuki gedung untuk menghadiri acara prom.

"At least, i can see him for the last time."

"You've been hurted a lot." Ia benar, namun aku tak lelah untuknya. Sooner or later, we'll know our feeling. He'll know who am I. Aku tak menjawab, hanya keluar dari mobil dan segera memasuki gedung. Jessie telah ditunggu oleh pasangannya di depan pintu. Bukannya aku tak ada yang mengajak untuk datang kemari, namun aku saja yang menolak karena mereka buknlah Harry.


Harry's PoV

Kulihat jam ditanganku, mestinya aku sudah berada di prom saat ini. namun, aku sedikit agak kesal dengan tingkah aneh seorang wanita. Jujur, ia terlalu ganjen padaku. Ia tetanggaku, dan parahnya aku memilih kamar yang salah, karena kamar kami bersebelahan. Aku risih, karena ia selalu mencoba mendapat perhatianku. Sedangkan aku hanya menyukai seseorang yang menjaga harga dirinya, dan ia tak mau mendekati lelaki yang ia sukai terlebih dahulu.

Aku sebenarnya tak tinggal disekitar sini. Aku hanya tinggal di rumah tanteku saja, ibuku yang menitipkanku disini. Entah apa alasannya aku disekolahkan disini. Jadi begini, aku bersekolah disini sejak tingkat satu di Everdyn High School, aku sempat pindah setahun dan menetap dirumah ibuku di Inggris karena sakit. Entah sakit apa, yang jelas aku hingga dirawat dirumah sakit. Kemudian, aku merasa tak nyaman disana dan aku ingin kembali kesini lagi. Semua ini kuambil dari perkataan ibuku. Dan besok aku akan kembali ke rumah ibuku dan berkuliah disana.

Aku sudah berada dijalan sejak tadi, aku masih berkeliing kota untuk memantapkan hati apakah aku akan datang ke prom atau tidak. Tapi akhirnya kuputuskan untuk datang, memngingat aku akan pindah dan akan berpamitan dengan sahabatku. Untuk itu aku harus mengesampingkan rasa risihku padanya. Pada Zoe tentunya. Dan aku akan berpamitan pula dengan gadis yang menjadi pacarku sekarang. Dan, mungkin aku juga akan mengakhiri hubunganku dengannya. Aku tak betah harus berhubungan jarak jauh.

----

This is the beginning! what do you think? vomments yaaa, part 1 nya coming soon. probably tonight or tmorrow.

coba tebak gimana ini ceritanya?


love, nindy


Almost is Never Enough (h.s.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang