Chapter 3

2.2K 200 2
                                    

"A-anu, Jeonghan hyung. Ada keperluan apa kesini?"

Jam istirahat kedua. Bukannya makan siang, Jeonghan malah pergi ke salah satu kelas juniornya. Bisa dibilang, ia pergi ke tempat orang yang lebih paham permasalahannya sekarang.

"Minghao..." ia bernama Minghao, juniornya Jeonghan di klub olahraga.

"Hei, ada perlu apa kesini hyung? Lihatlah, yang lain sibuk melihat ke arah sini dari tadi!" Katanya sambil berbisik.
"Biarkan saja mereka, aku tak peduli!"
"Tapi, aku malu dilihat2 seperti ini!"

Jeonghan hanya diam, lalu melanjutkan pembicaraannya.

"Oh ya, Minghao. Aku ingin tanya."
"Hm? Tanya apa?" Katanya sambil meminum minuman kalengan.

"Bagaimana rasanya pacaran dengan laki2?"

Minghao tersedak lantaran terkejut. Siapa sangka bahwa lelaki seperti Jeonghan berkata seperti itu. Ia mengelap sisa minuman dimulutnya.

"A-apa maksudmu, hyung?!"
"Sudah jujur saja, kau pasti tahu bagaimana rasanya. Kau kan punya hubungan rahasia dengan Mi--" Minghao menyumpal mulut Jeonghan dengan tangannya.
"Ssssttt!! Jangan keras2, nanti yg lain dengar!!" Ia melepas tangannya lagi.
"Berarti benar, kan?"
"Diamlah!!"

Jeonghan menghela napasnya dalam2. Minghao tetap menunggu kata2 selanjutnya dari hyung-nya itu.

"Jadi, apa masalahmu hyung?" Tanya Minghao.
"Uhm, begini... Apa kau tahu Hong Jisoo?" Minghao mengangguk.
"Sebenarnya semalam ia sakit, jadi aku disuruh pak guru pergi ke rumahnya untuk mengantar catatan pelajaran. Aku tak pernah tahu bahwa ia ternyata punya hobi main game, padahal itu berbanding 180 derajat dari eksistensinya di sekolah ini."
"Lalu?"
"Ia menantangku main, dan aku menang. Karena kalah ia kesal, lalu tiba2 ia menciumku dan berkata bahwa ia gay." Lanjut Jeonghan sambil menghela napasnya.

Minghao pun mengangguk tanda mengerti keadaannya. Ia meminum minumannya dan kembali berbicara pada Jeonghan.

"Mungkin ia benar2 gay dan menyukaimu."
"Hah, darimana kau tahu?!"
"Tentu saja aku tahu, kalau tidak mana mungkin ia berkata seperti itu! Lagipula, 'orang itu' juga sama seperti Jisoo hyung..." Wajah Minghao tiba2 memerah.

"Kim Mingyu?" Kata Jeonghan sambil memasang evil smirk.
"Diammm!!!" Teriak Minghao.

"Setiap orang punya cara yg berbeda untuk menyatakan perasaannya, hyung. Mungkin ia berkata seperti itu hanya karena gugup."
"Tapi, aku tak punya perasaan apa2 padanya!"
"Benarkah? Coba kau ingat2 lagi hyung, apa yang selama ini ia perbuat padamu. Apa itu semua tidak membuatmu berdebar2?"

"...berdebar2?" Pikir Jeonghan sambil meraba dadanya.

"Hoi, kau ingin membuatku jadi gay juga, ya?! Dasar junior sialan!!" Marahnya sambil menunjuk Minghao.
"Bukan begitu!!"
"Jadi apa, hah?!" Minghao menghela napasnya.

"Mingyu pernah bilang padaku, cinta itu tak membeda2kan apapun. Asalkan cinta itu tulus, itu semua baik2 saja. Kalau memang hyung ditakdirkan untuk mencintai Jisoo hyung dan begitu juga sebaliknya, maka terima saja apa adanya. Namun itu semua terserah padamu." Kata Minghao.

Jeonghan diam sejenak. Ia merenungi apa yang selama ini Jisoo perbuat padanya. Walaupun ia suka bermain2 padanya, namun Jisoo tak pernah berbuat kurang ajar padanya. Mungkin ciuman itu hanya isyarat Jisoo agar Jeonghan membalas perasaannya.

"Sekarang begini saja, pikirkanlah dulu baik2. Kalau hyung memang tak punya perasaan apapun pada Jisoo hyung, maka bicaralah baik2 padanya. Namun kalau hyung mau menerima perasaannya, maka jalani saja." Minghao meluruskan.
"Hahh... apa kau juga begini dengan si Mingyu itu?" Minghao terkejut, wajahnya memerah dan ia mengangguk pelan.

"Ngomong2, mana Mingyu? Biasanya kalian bersama, kan?"
"Seharusnya sekarang aku makan siang bareng dengannya, tapi karena hyung ingin konsultasi denganku jadinya aku telat!! Maaf ya, hyung! Aku harus segera ke atap sekolah, nanti waktu istirahat habis!" Ia mengambil bekalnya dan segera menuju pintu keluar.

"Tunggu, aku ikut!" Susul Jeonghan.
"Ehh?! Tapi---"
"Jangan membantah kata2 hyung-mu ini, ya."
"Ehhhh?!!!"

-------------------------------------------

-Jisoo POV-

Aku telah sampai didepan pintu atap sekolah. Ya, hari ini aku kembali ke sekolah. Persetan dengan makan siang, aku harus konsultasi dengan seseorang. Hanya dia yang bisa membantuku menyelesaikan permasalahan ini.

Kubuka pintu itu perlahan. Benar saja, orang itu sudah berada disana. Kulangkahkan kakiku perlahan, sejujurnya aku masih takut dengan dia.

"Ah, Minghao! Kau sudah da---" sial, dia melihatku.
"Ha-hai, Kim Mingyu. Selamat siang...!" Celaka, badanku membeku.

"Mana Minghao...." ia berjalan dengan wajah seramnya. Aku hanya mampu berdoa pada Tuhan agar ia tidak menghabisiku.

Celaka, ia sudah semakin dekat! Dan auranya semakin menyeramkan! Ukh, bagaimana ini?!

"Tu-tunggu dulu, aku kesini hanya ingin konsultasi soal masalah cinta!!" Ia menghentikan langkahnya.
"Masalah cinta?" Kami sama2 mematung. Keadaannya canggung sekali.

"Hm, sebenarnya aku bisa membantumu. Tapi, kau kan cowok normal---"
"Aku gay." Ia terdiam sambil melongo. Aku tahu ia akan terkejut tak percaya.
"Erhm, baiklah. Silahkan duduk, Hong Jisoo hyung." Kami pun duduk di dekat pagar pembatas.

Orang ini adalah Kim Mingyu, juniorku di klub basket. Ia awalnya anak yang bermasalah, dan jarang sekali latihan. Namun akhir2 ini ia jadi sering latihan. Mungkin ia berubah karena orang bernama Minghao itu.

"Aku tak menyangka ternyata hyung sama saja seperti aku."
"Hahaha, kau pasti terkejut, ya!"
"Jadi, bagaimana masalahmu?"
"Selama ini, aku sudah lama jatuh cinta dengan Yoon Jeonghan teman sekelasku."
"Hah?! Jeonghan hyung?! Hahaha, kau pasti hanya terpana karena wajahnya yang mirip cewek itu ya kan!"
"Aku serius menyukainya. Lagipula kenapa kau bisa suka dengan orang yang bahkan tidak mirip cewek sama sekali."
"Hoi, jangan jelek2an Minghao!"
"Kalau begitu dengarkan ceritaku dulu."

Mingyu hanya terdiam. Ia menghela napas menyerah.

"Hahh... baiklah, akan kudengarkan."
"Jadi begini, kemarin ia datang ke rumahku sambil membawa catatan harian sekolah. Ia terkejut karena ia tahu rahasiaku, yaitu hobi main game. Dan ternyata ia juga suka hal itu. Jadi kutantang ia main game. Aku kalah dan tentu saja aku kesal. Ia bilang kalau ia suka dengan sifat asliku itu. Spontan saja aku menciumnya dan berkata aku gay. Lalu aku juga berkata bahwa ia harus jadi pacarku. Ia sangat terkejut dan pergi pulang. Ukhh, bagaimana ini Mingyu?!!"
"Pffftttt.... tu-tunggu sebentar..." ia memalingkan kepalanya sambil menahan tawa.

Grrrr anak ini. Rasanya pengen kupukul, tapi aku takut ia bakal membalasnya. Ukh, gimana ini?

"Hahaha, kalau hyung berkata begitu, tentu saja ia bakal terkejut! Apalagi kau memaksanya jadi pacar, padahal belum tentu ia menyukaimu! Hyung seharusnya berhati2, biarkan ia sendiri yang menyadari perasaannya dan perasaanmu! Jadi ia tidak terlalu terkejut kalau kau itu gay!" Katanya santai
"Jadi, aku harus gimana?!" Tanyaku.

"Begini saja, apa kau benar2 mencintainya dengan tulus?" Aku mengangguk.
"Apa kau sanggup melindunginya? Baik itu dari tindakan maupun ucapan?" Aku mengangguk lagi.
"Kalau begitu, kau harus bicara jujur padanya! Katakanlah bahwa kau serius mencintainya dengan tulus, Jisoo hyung!" Katanya sambil menepuk pundakku.

Aku merasa omongannya tak seburuk penampilan sangarnya. Kata2nya mendorong hatiku untuk berkata jujur. Baiklah, aku akan melakukannya!

BRAK!!

".... kau...."

-to be continued-
.
.
.
.
.
.
.
Yahhaaaa, gimana ceritanya?xD
Akhirnya ane masukkan Gyuhao juga hahahahaxD
Semoga kalian suka yee:3
Jgn lupa vomment nya~

Sampai jumpa di chapter 4!^q^

The Prince Secret (Jihan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang