2∆ - 2 : Kau Terlalu Polos, Jung..

113 10 0
                                    

Sehun

Aku sadar kalau aku suka dengan Jung Soojung, sahabat sejak kecilku. Tapi dia terlalu polos sehingga tidak mengerti artinya kemerahan diwajah.

Bahkan tadi ia menganggap kemerahan di pipiku karena akan demam. Sungguh polos Jungie-ku.

Sesaat dia keluar dari mobilku, tanganku memegang area pipi. Terasa panas disana. Kemudian aku teringat kalau tiket masih di kantungku.

Aku pun memarkirkan mobil di basement. Panas sekali cuaca Seoul. Aku takut kepanasan didalam mobil jika diparkirkan di tempat biasa.

"Oh ya! Tiketnya di Sehun!" ku dengar suara dia. Suara kepasrahan. Aku hapal semua tentangnya. Aku membalikkan badan ke belakang tembok saat mata Soojung mengarah kearah pintu masuk.

Kakiku memaksa jalan menghampiri Soojung dan tanganku memaksaku untuk menggandeng Soojung.

"Ayo masuk!" seruku sambil menggandeng tangannya. Rasanya nyaman.

Setelah memberikan tiket, aku dan Soojung masuk ke dalam. Tapi sedari tadi Soojung terlihat memegang tangan kanannya. Kenapa dia?

"Kau kenapa?" tanyaku. Dia memandangku, membuat pipiku memerah lagi. Sial.

Dia menunjuk tangan kanannya dengan telunjuk kirinya. "Apa boleh?"

"Boleh apa?" tanyaku lagi. Dia memandangku. Rasanya aku tidak tega, jadi aku mengangguk saja. Padahal aku tidak tahu maksudnya apa.

Tangannya memegang dahiku. Aku masih bingung. "Hun, kau tidak demam. Tapi kenapa wajahmu memerah?"

Ya ampun, Jung. Ku kira apa. "Cuacanya panas, Jung. Mungkin ini yang membuat wajahku memerah."

"Tapi kenapa wajahku tidak ikut memerah? Padahal kita sama-sama putih." gumamannya cukup keras. Aku pun merangkulnya, "tidak usah dipikirkan. Aku tidak akan sakit. Aku janji."

Kami bermain hanya berdua. Yap. Hanya berdua. Jongin dan Jinri ada sedikit urusan. Ketika ku tanya urusan apa, dia menjawab tidak usah, ini bisa diatasi sendiri.

Dan aku jadi penasaran sekarang.

"Hun? Mau makan, tidak?" aku mengangguk, walaupun aku tidak lapar. Mungkin Soojung lapar.

Tangan berukuran sedangnya menggandengku, membuat wajahku memerah LAGI. Aih, salah ini. Seharusnya dia yang ku buat blushing, bukan aku yang dibuat blushing.

Dia membawaku ke salah satu restoran diluar Lotte World. Restoran yang tidak terlalu besar, tapi melihat menunya saja dapat membuat orang tergiur. Membuatku lapar.

"Hun, mau disini? Hanya memesan. Kita makan di Taman Kota saja. Bagaimana?" lagi-lagi aku mengangguk. Rasanya sulit menolak apa yang Soojung inginkan.

Restoran masuk kriteria ramai. Ada yang makan sambil bercanda, ada yang makan sambil bermain handphone, ada yang sedang selfie bersama. Soojung masuk ke dalam antrean memesan saja.

Aku memutuskan untuk menunggu di mobil. Tapi sebelumnya, ku bawa dulu mobilnya ke depan resto. Aku tidak ingin Soojung kelelahan karena jalannya panjang.

Seharian ku habiskan waktuku bersama Soojung.

Aku akan menandainya sebagai hari bahagia di kalendar.

***

A.N // karena aku mau buat Sehun itu muka triplek sekalipun dia lagi suka sama orang, dialog di POV Sehun sedikit.

Karena kerjaan dia cuma manggut-manggut tanpa ngomong 'iya' atau 'boleh' atau 'aku mau'. Dan menurutku, kesan datarnya keliatan.

Voment ya.. Biar aku tau kesalahan aku dimana ^^

2∆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang