' Menyukai seseorang itu adalah hal termudah dalam hidup kita. Tapi, untuk melupakan seseorang yang kita cintai itu adalah hal tersulit dalam hidup kita.'
_Jingga Asmara Gilbert_
♡♡♡
Suara deringan ponsel membangunkan Jingga dari tidurnya. Dengan mata yang masih tertutup rapat. Jingga melunjurkan tangannya, mencari-cari keberadaan benda tipis berbentuk persegi panjang tersebut yang terletak di atas nakas samping tempat tidur.
Setelah mendapatkan benda tersebut, Jingga mengangkat telponnya. Membuka sedikit matanya lalu menggeser tombol hijau pada benda tersebut dan menempelkannya pada telinga tanpa melihat siapa yang menelpon. Jingga kembali menutup matanya.
" Hallo? Jingga lo di mana?." Tanya suara di seberang sana.
" Hallo. Di rumah, kenapa?."
Jingga tau itu suara Alin. Jingga terlalu malas untuk mendengar omelan Alin di pagi hari. Matanya enggan untuk di buka. Matanya bahkan masih tertutup dengan rapat. Sudah cukup Dava yang membuatnya hancur. Oh, jangan katakan jika Alin juga akan menghancurkan paginya yang buruk ini.
" Lo kemana semalam? Gue sama Lovely nyarin lo semalam tapi ngga ketemu. Oh!! Jangan bilang semalam lo menghilang buat kencan bareng Dava. Tega banget lo. Gue sama Lovely lo tinggalin. Lo malah asik berduaan sama Dava."
Omelan Alin panjang kali lebar layaknya lapangan bola basket. Jika sedang mood on, Alin akan sangat cerewet. Dan sekarang mood on-nya sedang berlangsung. Alin tidak tau jika semalam Dava telah memutuskan Jingga.
" Gue ngga kencan sama Dava semalam. Gue langsung pulang."
Mendengar nama Dava di sebut, matanya terbuka lebar. Rasa enggannya untuk membuka mata hilang sudah. Seketika ingatannya kembali pada kejadian semalam. Jingga teringat akan semalam, di mana saat Dava pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan selamat tinggal.
Apa yang di katakan Jingga memang benar bukan? Jika semalam tidak ada kata 'kencan' diantara mereka. Oh!!! Lupakan tentang kencan yang romantis di antara mereka. Lupakan tentang lilin-lilin yang tertata indah di atas meja denga romantisnya dan bunga mawar sebagai pelengkap. Lupakan kata-kata 'cinta' diantara mereka. Hanya kata 'putus' lah yang ada.
" Oke. Gue percaya sama lo tapi, awas aja kalo lo bohong!. Urusan gue sama lo belum selesai, jadi habis ini siapin diri lo buat gue ceremahin! Gara-gara lo gue jadi objek pelototan mata-mata cowok-cowok pecicilan sema---"
Tutt..tutt..tutt..
Jingga segera memutuskan sambungan telponnya sebelum kecerewetan Alin semakin menjadi-jadi. Jika dia terus mendengarkan omelan Alin, telingannya akan mengalami gangguan pendengaran. Alin dalam keadaan mood on sangat sulit untuk berhenti mengomel. Pilihan terbaik adalah segera memutuskan sambungan.
Dengan bermalas-malasan Jingga bangun dari tidurnya dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Jingga menatap bayangannya di depan cermin. Sangat berantakan. Mata yang sembab karena terlalu lama menangis, rambut yang kusut seperti bulu singa. Benar-benar buruk. Oh!! Dan jangan lupakan lingkaran hitam besar seperti mata panda itu. Bahkan gaun yang di kenankannya semalam juga tidak di ganti.
" Chii.."
Jingga mendengus menatap bayangannya di depan cermin. Dia adalah tipe gadis yang terlihat rapi. Baru kali ini tampilannya berantakan. Bak kapal yang di terjang badai, penampilannya sangat jauh dari kata rapi. Jingga mulai membasuh wajahnya dengan air agar terlihat segar. Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Jingga beranjak turun ke bawah untuk sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(AALS 1) wasn't mE?
RandomUntuk apa bersama? Jika pada akhirnya harus berpisah Suatu hari nanti kau akan Menyesala telah membuangku. Membiarkanku pergi dari Kehidupanmu. Menorehkan luka dihatiku. Dan suatu hari nanti. Jika kau ingin kembali lagi padaku. Maka aku akan Menutu...