Part 4

43 9 0
                                    

' Apa yang kita inginkan belum tentu seperti apa yang kita harapkan.'

♡♡♡

Setelah menemui Lovely di UKS, Jingga memutuskan untuk mengantar Lovely pulang. Dengan mengantongi izin dari salah satu senior panitia ospek yang di temuinya di koridor UKS, Jingga bergegas pulang. Memapah Lovely yang masih lemah menuju mobilnya.

Sebelum pulang Jingga mengirim pesan untuk Alin. Mengatakan jika dia akan pulang lebih dulu bersama Lovely. Dia bahkan tidak ingat jika pria itu memintanya untuk menemuinya jam 2 siang nanti.

To Alin
From Jingga

Lin, sorry gue pulang duluan. Lovely tadi pingsan jadi gue mau ngantarin dia pulang. Sorry juga karna baru ngabarin lo. Oh iya, kalau ada info buat ospek besok kabarin gue ya.

Send

Setelah mengirimkan pesan untuk Alin, Jingga mulai menghidupkan mesin mobilnya, lalu mulai mengendarai mobilnya membelah jalanan ibu kota yang cukup padat di siang hari mengingat sekarang merupakan jam makan siang, bayak kendaraan yang berlalu lalang mencari tempat-tempat untuk makan siang.

Jarak rumah Lovely yang cukup jauh dari kampus membuatnya harus memutar otak untuk mencari jalan alternatif agar tidak semakin terjebak dalam kemacetan.

Bukannya membaik, kondisi Lovely justru semakin parah. Demamnya makin tinggi. Suhu tubuhnya pun juga meningkat. Wajah Lovely terlihat sangat pucat dan keringat terus membasahi dahinya.

Hampir satu jam perjalanan yang di tempuh, akhirnya mereka tiba di halaman rumah Lovely. Jingga segera melepaskan seatbelt Lovely dan keluar sambil memapah Lovely berjalan menuju pintu rumah. Lalu menekan tombol bel pada samping pintu.

Ting tong..

" Astaga nona Lovely kenapa non?."

Tanya bik Iyem pada Jingga saat membukakan pintu. Lalu membantunya memapah Lovely ke kamarnya.

" Nona Lovely kenapa non Jingga?."

Mbak Siti suster yang sering merawat Lovely waktu kecil yang datang dari arah dapur dengan tergopoh-gopoh saat melihat Lovely yang di papah Jingga dan bik Iyem menuju kamarnya bertanya.

" Tadi dia pingsan waktu di hukum sama senior-senior di kampus bik. Mbak tolong telefon dokter ya. Suruh cepat datangnya. Demamnya ngga mau turun-turun dari tadi."

Jingga membaringkan Lovely di tempat tidur dan menyelimutinya. Jingga juga menyuruh mbak Siti untuk memanggil dokter Hendry.

" Baik non."

Kata mbak Siti berlalu lalu segera menelfon dokter keluarga Pears. Tak berapa lama dokter Hendry yang di tunggu pun tiba lalu segera memeriksa kondisi Lovely. Setelah memeriksa kondisi Lovely, kemudian memberikan secarik kertas berisi resep obat.

" Tolong tebus obatnya di apotik. Ini resepnya."

Kata dokter Hendry memberi resep tersebut pada mbak Siti suster Lovely.

" Bagaimana kondisinya dok? Dia ngga apa-apa kan dok? Demamnya ngga parah kan dok?."

" Dia tidak apa-apa. Jangan khawatir. Dia hanya kelelahan saja. Untuk demamnya, saya akan memberikan obat penurun panasnya saja. Kalau begitu, saya permisih dulu."

Ujar dokter Hendry panjang lebar. Membereskan peralatannya lalu berpamitan untuk pulang.

" Iya dok, terima kasih."

Bik iyem kemudian mengantar dokter Hendry ke depan rumah.

Sementara itu, Alin yang baru tiba di rumahnya segera menyalakan ponselnya. Saat akan menuju kamarnya, ada pesan masuk dari Jingga. Alin kemudian membaca isinya. Tanpa memperdulikan pertanyaan mamanya, Alin segera menuju rumah Lovely.

(AALS 1) wasn't mE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang