Suasana kelas pagi itu masih sangat sunyi. Baru Jingga seorang yang berada di dalam kelas. Saat tiba di kelas Jingga duduk di bangkunya, mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan memasangkan earphone ke telinganya lalu mulai memutar sebuah lagu.I waited and waited for you.
And i cried a lot.
Because i know i won't work,
Even if we meet again.I really hate you so musch.
But i hate myself for still crying..
And laughing because of you alone.Suara alunan lagu ot's ok because i miss you milik Davichi mengalir lembut mengisi rongga pendengarannya. Entah kenapa, saat mendengar lagu ini Jingga selalu teringat akan sosok Dava. Dava yang selalu tersenyum padanya, Dava yang sedang membujuknya, Dava yang selalu menemaninya, dan Dava yang di cintainya.
Bayangan tentang 3 tahun yang lalu melintas di benaknya tanpa di minta. Memaksanya untuk bernostalgia, mengenang massa yang ingin di lupakannya. Dia ingin menangis, tapi air matanya seakan telah kering. Hatinya sudah terlanjut hancur karena di sakiti. Dava adalah pria pertama yang mengenalkannya pada apa itu 'cinta' dan apa itu 'sakit hati' di saat dia mulai belajar untuk mencintai dan di cintai.
★Flashback..
3 tahun yang lalu....
Semuanya berawal di hari itu. Tepat untuk pertama kalinya mereka mulai menjajakan kaki di jenjang sekolah menengah atas. Moment yang tak akan pernah di lupakannya. Di taman belakang sekolah. Dan untuk pertama kalinya, Dia berani mengungkapkan semuanya. Beban yang di pikulnya serasa menghilang dari pundaknya. Senyum tak pernah pudar dari wajahnya. Dan di tempat itulah, mereka saling mengutarakan isi hati mereka.
Langit begitu cerah hari itu. Suasana sekolah begitu ramai saat jam istirahat tiba. Seluruh siswa-siswi berhamburan dan berdesak-desakkan memenuhi kanti. Pria itu berjalan menyusuri koridor sekolah. Mencari di mana gadis cantik itu berada. Matanya menangkap sosok yang tengah di carinya sedang bercengkrama bersama dua anak perempuan. Buru-buru dia melangkahkan kakinya. Meraih pergelangan tangan gadis cantik itu dan membawanya ke suatau tempat.
" Kamu mau bawa aku ke mana?."
Pertanyaan gadis itu tidak di hiraukan olehnya. Tangan itu terus mengandeng tangan gadis itu. Membawanya menuju taman belakang sekolah.
" Kita udah sampai."
Pria itu mulai bersuara. Tangannya masih mengandeng tangan gadis cantik itu, menuntunnya untuk duduk di kursi panjang yang berderetan rapi.
" Dav, mau nggapain sih kamu ngajakin aku ke sini? Aku mau balik ke kelas. Bentar lagi bel masuk. Aku ngga mau bolos di jam pelajaran pak Salim."
Bel istrirah sebentar lagi berbunyi, menandakan jika waktu istirahat akan segera selesai. Gadis cantik itu duduk dengan gelisah. Lantas gadis itu bertanya pada pria yang telah mengambil posisi duduk di sampingnya. Pria itu, Dava. Dia merogoh saku celananya, mengeluarkan sebuah mp3 player. Dia mulai memasangkan satu earphone ke telinga kiri gadis itu. Satunya lagi dia pasangkan ke telingan kanannya. Dava mulai memutar sebuah lagu yang ada pada mp3 playernya.
" Ini...lagu siapa?," Tanya gadis itu menolehkan kepalanya ke kanan.
" Kok suara penyanyinya mirip suara kamu sih? Kamu ya..ng buat lagunya?." Lanjut gadis cantik itu lagi bersuara.
Dava hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan gadis itu. Alunan suara petikan gitar mengalir indah, mengisi pendengaran ke duannya. Mereka berdua duduk berdampingan, menikmati lantunan bait demi bait yang terdengar sangat indah. Angin yang bertiup dengan lembutnya menerpa wajah mereka. Menemani kebersamaan tanpa suara dua insan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
(AALS 1) wasn't mE?
RastgeleUntuk apa bersama? Jika pada akhirnya harus berpisah Suatu hari nanti kau akan Menyesala telah membuangku. Membiarkanku pergi dari Kehidupanmu. Menorehkan luka dihatiku. Dan suatu hari nanti. Jika kau ingin kembali lagi padaku. Maka aku akan Menutu...