Naraya
Dino.
Dino, semalam aku menulis puisi. Puisi itu untukmu. Puisi yang paling kusuka dari semua yang pernah kutulis.
Dino, tahukah kamu? Aku sedang memikirkanmu. Aku tak tahu apakah kau memikirkanku juga.
Karena, setiap pandangan kita bertemu, kilat itu selalu ada. Kilat paling indah yang pernah kurasakan. Ketika segalanya pudar dan hanya kamu saja yang terlihat jelas di mataku.
Hanya kamu.
Hanya Dino yang penyayang, Dino yang kusayang.
Getaran itu, yang datang bersama kilat di sekitar kita. Kilat yang berpendar indah. Sangat cantik, aku mengaguminya.
Dino, tatapanmu.
Tatapanmu megacaukan pikiranku. Membuat imajinasi menjadi terasa nyata. Menghancurkan, tak bersisa. Tetapi memunculkan hal lain yang baru.
Perasaan.
Perasaan bahwa aku mencintaimu.
Aku cinta kamu, Dino.Mata Dino beralih. Tatapan Naraya tidak berubah. Tetap menatap Dino sampai ia hilang dari pandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Square
Teen FictionSaat dimana kau harus memilih. Seisi dunia seakan mengkhianatimu.