Naraya
Dan, segalanya yang kubendung sebisa mungkin, gagal.
Segala perasaanku tumpah.
Meledak. Yang sedari tadi bercampur aduk ditambah detak jantungku yang semakin berpacu. Semuanya gara-gara kamu.
Gara-gara kamu, Dino.
"Cogan?"
Aku mengangkat kepalaku, menatap Kia.
Aku tersenyum. Aku bahagia.
Rasanya lega. Selama ini, kubendung sendiri rasa-rasa yang ada.
Tidak, tidak ada tempat untuk bercerita, untuk mencurahkan isi hatiku.
Tetapi, saat ini, Kia ada untukku.
"Cogan," kataku, "Ya, Kia, cogan! Makhluk terindah yang pernah ada. Manusia dari kelasmu, Ki!"
Kia kebingungan, "Siapa?"
Oh, tidak bisakah ia menebak? Jawabannya sudah jelas, bagiku.
"Dino, Ki!"
"Di... Dinoki?"
Aku tidak peduli. Tidak ingin menjawab pertanyaan bodoh itu.
Kurasa, Kia menyadarinya, "DINO!"
Kusuruh ia diam. Kia tidak lebih dari manusia berisik yang sangat pengertian.
"Dino, ya, dia baik,"
Aku tidak terima Dino hanya disebut baik.
"Bukan cuma baik," kutegaskan ucapanku, "dia cogan!"
Kia terlihat berpikir, "well..." kutunggu kata-kata yang ingin ia ucapkan, "go for it!"
Bahkan, Kia tidak menggodaiku atau apa.
Mungkin, Kia tahu bahwa aku memang untuk Dino.
Kurasa, Kia tak berpikir bahwa aku terlalu berharap. Ia bahkan tak kaget mendengar bahwa aku menyukainya. Dino...
Kamu sempurna.
"Em... Ki, lo bisa gak?"
"Hm? Jangan mulai Nay..."
"Lo bisa gak mintain nomernya Dino buat gue? Hehe"
"Ya, kan, sudah kuduga, lo pasti udah ada rencana buat modus..."
"Lo mau, kan?"
"Nomernya aja udah ada..."
"Oke, Ki! Makasih! Lo terbaik!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Square
Teen FictionSaat dimana kau harus memilih. Seisi dunia seakan mengkhianatimu.