#Part 1

131 8 13
                                    

" Ano... Dai-chan... Dozo... " Mirai memberikan kotak bekalnya kepada Daiki yang baru saja selesai latihan basket.

Sudah menjadi hal biasa jika Mirai selalu membawakan bekal khusus untuk Daiki. Dan dia selalu setia menemani Daiki berlatih basket di sekolahnya, Horikoshi. Meski Dai terbilang paling pendek diantara anggota yang lain, tapi dia berhasil menjadi pemain inti karena kegesitannya saat memainkan dan mengoper bola.

" Sudah aku bilang, berhentilah membawakan bekal untukku! "

" Tapi kenapa? Biasanya juga kau selalu senang jika aku bawakan bekal? "

" aku bilang tidak! ya tidak! " Daiki memalingkan wajahnya, dia tahu kalau saat ini Mirai sedang menahan air matanya yang mencoba keluar.

" Berhentilah bersikap seperti itu Dai, kalau tidak mau biar aku saja yang makan" Yuto tiba-tiba datang dan bersiap menyuapkan telur gulung kedalam mulutnya, tetapi Daiki lebih gesit. Dia mengambil bekal makanan di tangan Mirai sebelum Yuto.

" Ini milikku, jangan coba-coba mengambil barang milik orang lain! "

" Kenapa? Bukannya kamu tidak mau? "

" Uruse!!! Aku akan memakannya nanti sepulang latihan. Dan Mirai-chan berhentilah membawakan aku bekal mulai besok. Ini yang terakhir aku memakan bekal darimu! "
Daiki bangkit dan pergi begitu saja dengan wajah kesal.

Yuto hanya menghela nafas, dia merasa kesal dengan sikap Daiki yang akhir-akhir ini sering berkata kasar kepada Mirai, entah apa yang membuatnya seperti itu.

" Jangan diambil hati Mirai-chan, mungkin dia sedang kesal. Buktinya dia bilang akan tetap memakan bekal buatanmu "

" un! Daijoubu, aku akan terus berusaha agar Dai-chan kembali ceria dan bersikap baik seperti dulu"

Mirai membereskan tasnya lalu pamit pergi menyusul Daiki yang kembali latihan basket bersama Hikaru dan Yabu.

Yuto menghela nafas, dia merasa kesal melihat kedua orang teman yang disayanginya itu.

" Ah, Dai-chan.... Mirai-chan... "

30 menit berlalu dan Yabu sang kapten memberikan aba-aba jika latihan telah selesai, semua anggota beristirahat lalu berganti pakaian dan berpamitan pulang. Kecuali Daiki, dia pulang begitu saja setelah latihan selesai. Bahkan dia tidak sempat mengganti baju latihannya. Mirai mencari Daiki dan merasa kecewa ketika tahu bahwa Daiki pulang lebih cepat tanpa memberitahukannya.

" Hei, apa Daiki lagi-lagi menghilang? " Tanya Yuya yang sedang merapihkan tasnya.

" Sepertinya begitu, aku sudah mencarinya di loker sepatu dan tidak menemukannya "

" Ba~ka!! Kau kira dia itu apa?! "
Yuya melemparkan handuk yang sedang digenggamnya kepada Ino. Pria berwajah manis dan pintar itu cuman cengengesan.

" Daiki bilang ada urusan mendadak jadi dia pulang lebih cepat " ujar Yahukimo tanpa mengalihkan penglihatan dari keitai miliknya.

" Selalu seperti itu " gerutu Mirai.

" Minna, aku juga sepertinya akan pulang lebih cepat, hari ini aku tidak ingin lagi ketinggalan bus cintaku. Jya~ " Hikaru mengedipkan matanya sebelah dan berlalu meninggalkan teman-teman nya.

" Ah~ aku juga ingin kasmaran seperti Hika~ " ujar Yuya Yang langsung mendapatkan tatapan menusuk dari teman-teman nya. Bagaimana tidak Yuya terkenal sebagai playboy disekolah, sungguh aneh kalau dia bilang ingin kasmaran lagi dan lagi setiap harinya.

Yuya pulang menaiki sepeda, sedangkan Yabu menemani Ino ke rumah sakit untuk memeriksa kesehatan Ino yang memang lemah sejak lahir sebulan sekali. meninggalkan Yuto dan Mirai yang pulang terakhir.

Sepanjang perjalanan pulang, didalam mobil Yuto dan Mirai tidak banyak berbicara. Yuto seperti menjaga jarak dengan Mirai semenjak pertunangan Mirai dengan Daiki. Dan Mirai tidak begitu mempedulikannya, dia hanya berfikir tentang perubahan sikap Daiki akhir-akhir ini.

Yuto terus memperhatikan Mirai diam-diam saat gadis itu menghela nafas untuk kesekian kalinya, disaat yang bersamaan keitai Mirai berdering.

" Moshi-moshi. Ia, ada apa Paman?..... Benarkah?! Tapi Dai-chan terlihat biasa saja saat disekolah. Baiklah aku akan kerumah Paman sekarang " Mirai menutup percakapannya dan melihat kearah Yuto.

Yuto tahu bahwa itu bukan hal yang baik ketika melihat ekspresi wajah Mirai yang mendadak pucat.

"Dai-chan pingsan, Paman bilang Dai langsung jatuh tak sadarkan diri setibanya dirumah. Aku tidak tahu kalau Dai-chan sedang sakit " ucap Mirai tiba-tiba dan sedikit bergetar.

Tanpa bertanya Yuto langsung mengarahkan mobilnya menuju kediaman Arioka, dimana Daiki berada sekarang.

Setibanya di rumah Daiki, Mirai langsung menuju kamar Daiki untuk memastikan keadaanya. Sedangkan Yuto berbicara dengan salah satu pelayan yang baru saja keluar dari kamar Daiki.

Mirai merasa bersalah ketika dia melihat Daiki berbaring diranjangnya. Dia terlihat begitu pucat, "kenapa aku tidak menyadari kalau kamu sedang sakit Dai-chan ?" ucapnya dalam hati. Mirai duduk disamping tempat tidur dan menggenggam lembut tangan Daiki. Lama dia melihat wajah Daiki dengan penuh rasa rindu, entah mengapa.

Yuto menepuk pelan pundak Mirai, dan membuatnya menoleh.

" Pelayan bilang kalau beberapa hari ini Daiki tidak makan secara teratur dan lebih senang mengurung diri dikamar, sepertinya dia menyembunyikan sesuatu. Untuk saat ini biarkanlah dia beristirahat "
Mirai hanya mengangguk, Yuto menarik nafas dan perlahan berjalan keluar kamar.

" Aku sudah menelepon Paman dan Bibi bahwa kamu ada disini menemani Daiki, mungkin beberapa jam lagi mereka akan menjemputmu. Aku pulang lebih dulu. Sampai nanti " Yuto menutup pintu dan pergi.

Mirai kembali melihat wajah Daiki saat Daiki mulai membuka mata. Daiki terkejut dan mendorong tubuh Mirai.

" Kenapa kamu ada disini?! "

" A... A.. Aku... "

" itte~ cepat pergi Aku tidak ingin melihatmu! " Daiki memegang kepalanya.
Melihat Daiki, Mirai mencoba meraih tangan Daiki. Tapi Daiki menepisnya dengan kasar.

" PERGI!! " teriak Daiki.

Mirai tersentak kaget dan dia menangis sambil berlari menuju pintu kamar. Tapi Daiki mengejarnya, Daiki menarik Mirai dalam pelukan dan menciumnya. Tiba-tiba tubuh Daiki ambruk, dan ketika Mirai membantu Daiki berdiri, Daiki bergumam pelan, " jangan pergi, kumohon jangan pergi. Mirai-chan jangan tinggalkan aku "

Daiki seperti setengah tersadar, suhu badannya terasa sangat panas. Tapi dia tidak mau melepaskan Mirai dari pelukannya.

"Dai-chan sebenarnya apa yang terjadi? "

-------------

Ini fanfic pertama yang aku tulis, dan ini juga pengalaman pertama aku bikin cerita yang aku publish di media sosial sendiri. Jadi mohon maaf jika cerita ini jauh dari kata sempurna... Aku akan berusaha lebih baik lagi... Yosh!!! Ganbatte!!!

Btw sifat asli Shida belum aku munculin disini.. Hehe jgn lupa vote dan comment-nya ya...
Biar aku semangat buat bikin part selanjutnya... XD

Arigatou minna!!!

A Selfish GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang