AADHP (1)

3K 151 3
                                    

Part 1
Seperti biasa aku terbangun jam 3 pagi, setiap hari aku lalu bermimpi hal yg sama.
Aq mengelap keringat yg membasih tengkuk leher ku, kemudian turun dari ranjangku dan keluar dari kamar aku tak lupa memakai jaketku karna aq sedang memakai tanktop.
Aq berjalan melewati ruang tamu utk bisa sampai di dapur,
Aq mendengar suara tangisan ibu, seperti biasa ayah pasti sedang memukul ibu dengan tali pinggangnya.
Aku prnh mencoba sekali masuk kedalam kamar ibu tapi ibu berbalik marah kepadaku setelah kejadian itu ibu selalu mengunci kamarnya jika ayah sedang mengeluarkan murkanya pada ibu.









Aku hanya mampu berpura pekak, tak mendengar apapun ibu selalu menyuruhku utk tutup mulut.
Aku prnh memberi ide pada ibu utk lari dari rumah ini cukup ibu dan aku tinggal berdua di suatu tempat yg jauh dari ayah, tempat yg tenang dan aku bisa bersekolah dengan nyaman tanpa rasa takut, karna ayah selalu memarahi teman2ku terutama lelaki karna ada bbrp tmn lelaki yg ternyata menyukaiku..ayah sangat marah.
" kamu gk blh pacaran prilly kamu sekolah dulu yg bnr2 " teriak ayah padaku.
" iya ayah" hanya itu yg mampu aq ucapkan.










Ibu sudah pulang dari pekerjaannya, ibu mendayung sepeda tuanya demi memberi ku makan.
" prilly kamu udh makan sayang" tanya ibu padaku.
Tp tidak ada jawaban. Suasana rumah hening ibu membuka pintu kamarku dan kaget saat melihat ku yg terduduk di lantai dan keadaan kamarku yg berantakan.


Setahun kemudian, jakarta.

Mobil sport itu berhenti di parkiran sekolah mewah itu,
Mobil force warna merah menyala, menjadi warna paling mencolok di area parkir itu.
Langkahnya pasti masuk kedalam lobi sekolah itu,.murid sudah pada berdatangan ke sekolah.
" hai lii" sapa salah tau tmn cwek ali.
" hai" balas ali.
Ali terus berjalan bukan menuju kelas tapi kantin, dan ali memilih duduk di pojokan sambil menghisap sebatang rokok di tangan ya pandangannya jatuh pada gadis mungil nan cantik yg sedang membersihkan meja bekas org murid lain makan,, ya dialah prilly anak buk kantin tmpt ali bersekolah.. prilly anak buk kantin mirna.











Sudah setahun lamanya ali terus memperhatikan mereka, ali masih sangat ingat bagaimana perjumpaannya dengan buk mirna dan prilly.
" prill...bakso bakarnya " ucap ali.
" seperti biasa" jawab prilly datar.
" iya banyak in kecap manis nya" bls ali.
Ali sampai sekarang merasa heran kenapa prilly tidak pernah mau menatap ke arah cowok yg sedang berbicara padanya terutama ali.
" tunggu sebentar" ucap prilly, wajah datar prilly membuat ali penasaran tidak pernah terlihat ekspresi sedih, senang, atau marah di wajah prilly semuanya sama, flat.










Ali gelagapan saat prilly menangkap basah dirinya tengah menatap wajah prilly,
Prilly datang ke arah ali sambil membawa makanan pesanan ali.
" ini makanannya" ujar prilly.
"I..iya makasih" jawab ali.
Prilly pun pergi dari hadapan ali.
" sial bgt tu cewek gue penasaran bgt sama dia" pikir ali.



Ali mendrible bola basketnya dia begitu lincah di area basket itu siswa perempuan yg melihatnya menjerit jerit..
" ya ampun lagi ganteng bgt andai aja dia mau jadi pacar gue" ucap salah satu siswa perempuan yg melihat ali. Tiba tiba pandangan ali jatuh pada sosok prilly yg berdiri di dkt jendela lbh tepatnya di luar. dia sedikit berjinjit karna jendela itu agak tinggi dari ukuran tubuhnya yg sbnrnya. Ali menatapnya dan menatap arah tujuan mata prilly, papan tulis iya prilly sedang melihat guru yg sedang mengajarkan para siswa.
ali pun tersenyum dia berjalan mendekati prilly.










" lg ngapain" tanya ali.
" gak ngapain2 kok" jawab prilly. Ali pun mengambil bando hitam yg di pakai prilly dan memakai di rambut ali.
" hei itu punya ku" protes prilly.
" pinjam bentaran liat rambut gue panjang bagian depannya, agak susah main karna nutupi mata gue" jelas ali.
Ali langsung pergi meninggalkan prilly dan melanjutkan permainannya sedang prilly melanjutkan melihat guru itu mengajar.
Para siswa yg melihat adegan itu merasa iri pada prilly mulut mereka komat kamit bak dukun.











Ada Apa Dengan Hati, PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang