Teddy Bear Pt.2

143 7 1
                                    

[09.15 a.m]
Mobil Jin dan Jungkook berhenti di depan sebuah rumah yg sederhana berwarna kebiruan. Jungkook berjalan mendahului Jin menuju rumah Namjoon yg terlihat ramai. Jungkook mengetuk pintu yg ada di depannya.

"Oh, masuklah! Tidak dikunci!" Teriak seseorang yg ada di dalam. Jungkook pun menurutinya. Disana terlihat ada Taehyung, Jimin, Haseok, Suga, dan Namjoon.

"Hoy Jungkook! Ada jajan!" Teriak Taehyung sambil mengangkat toples makanan yg dibawanya.

"Jajan? Kebetulan aku belum makan!" Jungkook pun berlari mendekati Taehyung yg sedang memakan jajan di toples itu.

Kreek.

Jin menutup pintunya.
"Ada apa kalian memanggil kami?" Tanya Jin.

"Duduklah dan minumlah dulu hyung. Akan ku jelaskan" Ujar Namjoon sambil menyuguhkan dua gelas es untuk Jungkook dan Jin yg baru saja datang.

"Tumben hyung, dirumahmu banyak jajan?" Tanya Jungkook semangat.

"Tentu saja, aku mengundurkan diri karena masalah pembunuh itu. Tak ada yg mengurus masalah ini. Aku juga tak mau mati sebelum masalah ini terpecahkan.." terang Namjoon sambil sesekali memyeruput kopi hangatnya.

"Pembunuhan yg ada di televisi tadi pagi?" Tanya Jungkook lagi.

"Ya. Kalian tentu sudah mendengarnya kan? Beberapa hari ini juga banyak liputan tentang itu" lanjut Namjoon.

"Benar. Aku juga melihatnya" sahut Jimin.

"Tapi kau juga tau kan? Jika semua detektif dan polisi menghilang saat menyelidiki masalah itu? Apa kau tidak takut tentang hal itu?" Sahut Suga.
Semua namja yg ada disana saling berpandangan, menyatakan persetujuan mereka tentang perkataan Suga.

"Sebenarnya apa yg akan kau lakukan Namjoon?" Tanya Haseok.

"Arasseo, aku tidak memaksa kalian untuk yg ini. Tapi keberadaan kalian masih rahasia bukan? Tak ada yg tau tentang kalian. Apa aku salah menyangkutkan kalian tentang masalah ini?" Namjoon meletakkan kopinya.

"Keberadaan kami memang rahasia Namjoon. Tapi apakah kami bisa menangkap mereka tanpa ada jejak satu pun? Aku tak yakin kita bisa menangkap mereka sebelum kami meninggal. Pembunuh itu pintar. Aku bisa melihatnya di tv. Bahkan mereka meninggal dengan tiba tiba tanpa ada yg tau siapa pelakunya. Apa kau mau menjamin keselamatan kami?" sela Suga.

"Suga benar Namjoon. Aku juga tidak bermaksud membelanya. Tapi pembunuh itu bisa membunuh siapapun tanpa ada jejak kaki atau sidik jari" sela Jin.

"Aku hargai kau memang polisi handal, Namjoon. Tapi untuk kali ini, aku tidak mau campur tangan. Aku masih punya keluarga. Eomma dan dongsaeng ku masih membutuhkanku. Mianhae" Ujar Haseok. Setelah itu, ia beranjak pergi meninggalkan kelompok itu. Mereka terdiam cukup lama. Tidak ada yg mengeluarkan bunyi. Kecuali Taehyung dan Jungkook yg memakan makanan yg ada di toples.

"Sekali lagi, aku tidak memaksa. Mianhae. Siapa saja boleh meninggalkan tempat ini. Aku sudah mengatakan maksudku mendatangkan kalian. Jika diantara kalian ada yg mau membantuku, aku sangat berterima kasih. Jika tidak ada, itu tak masalah bagiku.."

1 menit kemudian, Suga keluar. Disusul Jin yg merasa bingung karena diikat dalam 2 pilihan. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi meninggalkan Jungkook. 5 menit. 10 menit. 1 jam. Hanya ada Taehyung, Jimin, dan Jungkook.

"Kalian juga tidak keluar?" Tanya Namjoon. Taehyung, Jimin, dan Jungkook menggeleng pelan.

"Aku memutuskan membantumu. Jika difikir lagi, aku lebih memilih menyelamatkan orang orang yg tidak berdosa" ujar Taehyung.

"Aku setuju padamu Taehyung!" Sahut Jimin sambil mengambil toples yg ada di hadapan Taehyung dan Jungkook.

"Aku juga hyung" Jungkook tersenyum. "Hey! Aku masih lapar!" Jungkook kembali merebut toples yg Jimin bawa.

"Gumawo.." Namjoon tersenyum pada mereka. "Yah... meskipun yg berpartisipasi absurd semua.." gumam Namjoon.

[02.55 a.m, parkiran belakang hotel Green City]
Drrrtt drrrt drrrt
Ponsel milik seorang polisi yeoja bergetar di pangkuannya. Botol alkoholnya terlepas dari tangannya karena ia kaget. Dia sedikit kesal karena ia ada dalam pengaruh alkohol. Yeoja itu mengangkatnya.
"Mwo? Nuguya?" Ujar yeoja itu sedikit keras. Tidak ada jawaban.

"Hey! Nuguya?! Jangan menelpon jika kau hanya bermain main sa..." perkataannya terputus karena ia melihat seorang yeoja kecil yg membawa boneka dengan berlumuran darah di depan mobilnya. Dia sedikit mengucek matanya agar tak salah lihat. Tapi yeoja itu menghilang.

'Tuut tuut tuut'

Telepon tadi juga terputus. Yeoja itu sedikit bingung. Tapi ia tak menghiraukan hal itu lagi. Ia mengambil botolnya yg terjatuh dan meminumnya. Ia melihat kaca atas mobilnya. Seorang yeoja duduk di jok belakang mobilnya. Dia geram dan menoleh bermaksud memarahinya. Namun, yeoja kecil itu lebih dulu membuatnya kaget. Ia membulatkan matanya. Tubuhnya tak bisa ia gerakkan. Hingga sesuatu menggores tangannya.
"Hana... dul.. set..." gumam namja kecil itu.

Darah bercucuran dari tangan yeoja itu. Tapi ia tak bisa menggerakkan tubuhnya ataupun berbicara. Ia mengeluarkan keringat yg sangat banyak karena ketakutan. Tubuhnya juga gemetaran. Darah yg keluar semakin banyak dan banyak. Yeoja kecil itu hanya tersenyum. Saat wajahnya semakin pucat karena kekurangan darah, yeoja kecil yg membawa boneka itu tertawa terbahak bahak dan menghilang. Seketika, yeoja itu pingsan dan meninggal di dalam mobilnya.

~][~

"Hmmm.. menyenangkan kan Yeonji? Yeonji.. aku janji akan selalu ada di sampingmu. Dan mereka akan merasakan apa yg kau rasakan juga..."

Teddy BearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang