Part 10

45 5 0
                                    

[Flashback]
"Mereka tidak akan bisa menolongmu Jayoung.." kata yeoja itu lagi.

"Aniyo... Aniyo!!!!" Jayoung terus berteriak ketakutan karena yeoja itu semakin dekat.

Tiba-tiba yeoja tadi berubah menjadi bocah kecil yang pernah ia temui. Jayoung hanya melihatnya dengan tubuh yang masih gemetar. Bocah itu meletakkan pisau yang di pegangnya. Melihat tajam ke arah Jayoung yang memegang gagang pintu. Lampu berkedip kedip. Semua barang yang ada disana berjatuhan dan pecah. Bergetar seperti gempa. Jayoung hanya bisa menjerit dan menangis. Ia terus merintih dan berharap bocah itu tak melakukan apapun yang membahayakannya. Dan, bocah itu menghilang. Suasana sedikit tenang. Tak ada apapun kecuali lampu yang padam. Jayoung mencoba berdiri dan menghidupkan kembali lampu itu. Saat lampu menyala, sesuatu menyeret kakinya. Jayoung hanya bisa meronta.

"Tolong!!!! Lepaskan aku!!!"

Jayoung mencoba meraih apapun yang bisa menahannya. Tapi, sebuah kabel menjerat lehernya ke atas hingga ia tergantung. Lampu terus berkedip. Jayoung merasakan nafasnya semakin sesak. Lehernya pun terasa menyempit. Di antara hidup dan matinya, ia melihat bocah itu tersenyum licik di depannya. Hingga akhirnya ia tak merasakan apapun.

"Jayoung nuna!!" Teriak Taehyung yang masuk lebih dulu setelah berhasil membuka pintu. Tapi Taehyung terpaku.

"Jayoung nuna!!! Mana dia?" Namjoon berebut melihat. Juga yang lainnya.

"Mana dia?" Tanya Jungkook.

"Jayoung nuna?" Jimin pun masuk. "Dia..."

"mati.." gumam Taehyung. Semua terpaku ke arah Jayoung yang tergantung di atas ranjangnya. Tersimpan rasa bersalah di hati mereka.

~][~

"Pagi ini pembunuhan itu kembali menelan korban. Seorang yeoja bernama Cho Jayoung, pegawai di sebuah pekerjaan swasta telah meninggal tergantung di kamar temannya setelah sebelumnya kamarnya terkunci dan tidak bisa terbuka. Pembunuhan ini masih menjadi misteri di kota ini. Sudah beberapa minggu kasus ini telah ditutup karena memakan banyak korban detektif dan polisi..."

Klik.

        Jimin mematikan televisi yang ada di depannya. Ia menundukkan kepalanya mencoba mencari cara lain untuk mencari informasi. Kali ini ia ada di rumahnya sendiri. Tidak ada yang bisa di ajak diskusi. Hanya ada kucing peliharaannya yang mengeong membuat ramai kamar Jimin.

"Mira, apa yang harus kulakukan?" Tanya Jimin pada kucing berbulu kelabu yang duduk di pangkuannya.

"Apa aku harus bertanya pada Xiao lagi?" Jimin masih mengelus lembut bulu kucingnya.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi, membuat kucing kelabu itu pergi dari pangkuan Jimin.

"Yo? Ada apa Xiao?" Jimin mulai mengangkat telepon.
"Jimin, aku dapat informasi baru tentang cctv itu. Bisa kita bertemu?"
"Baru saja aku ingin ke rumahmu. Oke, tunggu aku"

Jimin menutup telepon dan bergegas pergi ke tempat tujuannya dengan mobil miliknya.

[Apartemen]

Buk buk buk

        Namjoon memukul-mukul bantalnya yang dilewati banyak semut. Taehyung yang duduk di sofa hanya memandangnya. Tak ada yang menyenangkan. Ia hanya menopang dagunya dan menghembuskan nafas berkali-kali lewat mulut.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Namjoon yang menyadari kelakuan Taehyung.

"Mwo? Apa yang kulakukan? Aniyo. Aku hanya bosan. Wae?"

Teddy BearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang