T I G A

234K 10.2K 299
                                    

[Pertemuan pertama]

Sudah tujuh kali Dhea menguap dalam satu jam terakhir ini. Ia sangat kesal karena mamanya melarang Dhea pergi ke sekolah. Alasannya hanya satu, mamanya ingin agar Dhea mempersiapkan diri.

Dhea mendecak sebal. Apanya yang mau di persiapkan? Baginya, ia selalu cantik. Bahkan jika ia baru bangun dari tidurnya, ia tetap saja cantik. Dhea memang termasuk dalam kategori orang percaya diri. Sayang, Dhea memiliki tingkat kepercayaan diri yang begitu tinggi.

Gadis bernetra abu itu mendengus bosan, ia mengambil ponselnya di atas nakas, lantas memasukkan password

DheAmanda : Alikaaaaa.

AlikaHeryansya : Paan?

DheAmanda : masa gue pngen d jdohin sma mama

AlikaHeryansya : yaudh sih. Trima aja.

DheAmanda : what the hell. No. Kok lo ngk belain gue?

AlikaHeryansya : trus gue mesti ngapain? Trma aja keles. Shrusnya lo bersyukur bsa dpt jodoh skrg. Dripada nanti lo prwan tua, mau nggk?

DheAmanda : anjir. Kok lo jhat bgt?

AlikaHeryansya : gue baik kok. Perasaan lo aja kli.

AlikaHeryansya : jdi kpn lo bkal nikah?

AlikaHeryansya : Btw, stelah nikah lo msih skolh?

DheAmanda : nggk tau kpan guw nikahnya. Ya gue ttap sklh lah. Prnkahan gue juga di laksanakan scr kcil2an. Hnya kerabat dekat ortu gue dan ortu dia yg bklan d undang.

AlikaHeryansya : seru banget tuh

DheAmanda : Nggak. Gue tkut, nanti suami gue jlek gimana dong?

DheAmanda : Anjing. Gue typo. Mksd gw calon suami.

AlikaHeryansya : yaelah. Ngk kok. Gue ykin dia ganteng. Pasti nyokap lo plih yg trbaik buat lo

DheAmanda : amin deh.

Dhea menutup aplikasi pesannya yang berwarna hijau itu. Ia segera bangkit, berniat ke ruang tamu untuk bertemu mamanya.

"Ma, orang yang mau di jodohin sama aku umurnya berapa?" Dhea bertanya saat ia melihat mamanya sedang duduk bersantai di ruang tamu.

Jujur saja, gadis itu takut jika pria yang di jodohkan dengannya nanti adalah pria berumur 30 tahun ke atas. Padahal umur Dhea baru saja memasuki 16 tahun. Astaga, ia benar-benar takut sekarang.

"Umurnya 16 tahun."

Dhea menatap mamanya dengan tatapan bingung. Bagaimana bisa? Ini tidak mungkin. Mau jadi apa pernikahannya nanti jika orang yang akan di nikahkan dengannya adalah remaja labil seperti dirinya.

"Ma, kok bisa sih?!"

Riska menutup majalah yang tadi di bacanya, "bisalah, kenapa nggak?"

Dhea mendengus, "mama, di negara kita 'kan, laki-laki nggak boleh nikah di usia yang ke enam belas tahun. Harus tunggu tujuh belas tahun dulu."

Riska menoleh, "Dhea, dia memang masih enam belas tahun, tapi bulan januari nanti, dia juga udah tujuh belas tahun kok. Sekarang 'kan udah bulan dua belas. Tunggu beberapa minggu, calon suami kamu bakal tujuh belas tahun."

Dhea memajukan bibirnya, "terserah deh. Yang penting, kita jalan sekarang. Yuk?"

Riska terlihat sedang menimbang permintaan putrinya itu, "Oke. Kamu siap-siap gih. Kita bakal jalan sekarang. Sekalian beli gaun untuk kamu pakai ke acara malam ini."

(Masih) Putih Abu-abu [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang