#9:bâbý

36 3 3
                                    

maaf gak bikin chapter chapter nya lagi,pegel dan rada males sih wkwk,ini request dr tmn "woi mana lagi lanjutin" WKWK .

audrey rupanya kelelahan menahan pegal,haus,keringetan. "cuci muka aja" ucap laura.

audrey langsung mengambil air dan mengusapkan di muka nya, "stop drey! bisa panuan" ucap naumi,audrey kaget dan melongo.

audrey langsung mengusap muka nya ke sapu tangan yang dia bawa bewarna pink.

audrey panik setengah mati,membuat wajah nya putih mulus sangat susah. dan membutuhkan banyak biaya.

"ah ah... gimana nih ya ampun" ucap audrey mengusap pipinya sampau kering,dan terbebas dari air.

"upacara telah selesai." ucap protokol dari depan lapangan,audrey dan kawan nya teriak kenceng.

"oiya,shuttt" ucap gabrielle sambil menepuk pundak laura,karena laura paling kencang teriaknya.

"huh semoga aja muka audrey jadi jelek" ucap laura dalam hati,dan tersenyum licik.

"woy,ga mau keluar? apa masih mau di toilet? betah mba?"

laura langsung membenarkan rambutnya,dan keluar dari toilet mengikuti audrey dari belakang.

bruk
audrey menabrak darel, lantas buku yang dibawa darel jatuh ke lantai,dan menjadi lecek.

laura tiba tiba aja ngebantuin darel,untuk membantu mengangkat buku buku yang di senggol audrey. audrey hanya mengangkat alisnya dan menepuk pundak gabrielle dan naumi.

"maafin audrey ya rel" ucap laura sambil bangun membersihkan rok nya dan memegang lengan darel. laura langsung menengok kebelakang,dan ternyata teman nya udah duluan meninggalkan nya.

"eeeeehhh, ninggalin aja lo" ucap laura mengambil kipas di dalam tas nya, "eh cuekin laura" ucap gabrielle, sementara itu setiap laura berbicara gak ada yang ngejawab dan tanggepin.

laura mulai kesel karena dari tadi gak ada yang ngajak ngomong dan semua asik sendiri sama gadget nya, aviola lewat didepan pintu, laura langsung keluar.

"eh ngapain tuh anak" ucap audrey menengok kebelakang, gabrielle dan naumi ikutan bangun dari bangku untuk melihat apa yang di lakukan laura.

laura malahan main bersama aviola, "munafik banget ihhh" ucap naumi merobek kertas dan membuat nya menjadi bulet. gabrielle mengangguk "ih!".

-kring kring bel pulang sekolah-

audrey ngedatengin laura, dia berbicara serius. "maksudnya apa sih lo main sama musuh kita sendiri? mau jadi apa lo? munafik?" ucap audrey sambil menyindir nyindir,aviola yang lagi jalan dan melihat hal itu langsung ngedatengin audrey.

aviola langsung berdehem pelan, serentak audrey menengok kebelakang. gaya aviola yang sedang menggulung gulung rambutnya, audrey langsung berdiri dan menopang dagu.

terjadi lah perdebatan lama banget membahas tentang munafik, audrey bilang "vio, kalau lo mau laura ambil aja gue ga butuh munafik kayak laura" ucap audrey langsung memakai tas nya.

audrey menuju parkiran, cuaca udah mendung. "maaf lama" ucap audrey sambil melihat langit,dan tampaknya dikit lagi ingin hujan, darel langsung mengeluarkan jas hujan nya. darel memberi nya untuk audrey agar audrey gak kehujanan.

"eh ini gak apa apa? lo pakai apa?" tanya audrey sambil memakai jas hujan nya, "gagapa" jawab darel memasang kunci motor dan memutar balik ke arah pintu keluar parkiran.

setengah perjalanan, hujan turun. audrey menuduh di halte sebentar, meskipun memakai jas hujan tetap aja air nya nyiprat nyiprat ke rok dan sepatu.

rania berkali kali menelfon audrey, tapi hape audrey error dan gak bisa nge angkat telefon rania itu. "ah udah mendingan nih ayok pulang" ajak audrey memakai penutup kepala lagi.

-dirumah-

audrey melepas jas hujan nya dan menyuruh darel masuk sebentar, audrey langsung melepas sepatu. dan pintu rumah terlihat kebuka dan ada sepatu 'laki laki' audrey langsung masuk dan melepas tas.

ternyata itu sepatu dokter aufar, "dokter ngapain kesini" tanya audrey salim kepada dokter aufar dan rania, "ini ada keperluan" jawab nya.

audrey membuka laci dapur dan menyari teh, "yah abis air panas nya" ucap audrey mengeluh, audrey gak bisa nyalahin kompor dan dia memberanikan diri untuk memasak air panas. sementara itu, darel menunggu diluar kedingingan dan berharap audrey membawakan teh hangat untuknya.

audrey membuatkan teh untuk darel, dan membawanya keluar. dengan tatapan berharap semoga teh itu hangat dan manis untuk dinikmati darel.

"rel masuk aja yuk kita nonton" ajak audrey sambil menutup gerbang, darel langsung menglepas kunci motor nya dan memasukan ke dalam kantong celana.

audrey menyalahkan tv, "gak ada film bagus" utak atik audrey ke remote tv melihat siaran yang seru, umumnya audrey suka drama korea. dan pada hari itu gak ada drama korea kesukaan nya.

audrey baru ingat, dia punya makanan banyak. audrey menuju kulkas dan mengambil cemilan, "nih cobain dicampur teh enak deh" saran audrey membuka bungkus biskuit pandan kesukaan nya.

akhir akhir ini, darel yang selalu peduli sama audrey menjadi cuek. jarang ngobrol ke audrey, hanya ucapan singkat untuk mengajak pulang. layak nya seseorang yang bisu, untuk mendengar kata kata orang yang dibenci.

"audrey, kamu kenapa bengong" ucap darel menyodorkan biskuit. audrey langsung menggeleng kan kepala nya. "eh gue mau mandi dulu ya udah sore. tunggu sini" ucap audrey mengambil handuk di belakang rumahnya.

belakang rumah audrey terdapat taman sekaligus tempat untuk menjemur beserta ikan ikan unik, pemberian paman nya sehabis memancing. "yah masih hujan" ucap audrey.

audrey langsung mandi, kira kira 20 menit an.

dan memilih baju yang hangat untuk di kenakan pada malam ini, apalagi cuaca nya sedang dingin. audrey turun kebawah sambil memakai handuk di kepalanya.

"hujan hujan keramas" ucap darel, "suka suka gue kali!" ucap audrey nyolot sambil meraih remote tv, audrey langsung memilih untuk melihat drama lain.

"dreyy ajak darel makan tuh" ucap rania sambil mengeluarkan masakan nya dari lemari makan. audrey meraih tangan darel dan menarik nya ke meja makan. "jangan malu malu" ajak audrey mengambilkan nasi untuk darel.

"segini cukup ga" tanya audrey memperlihatkan nasi yang di ambil untuk darel, dan darel mengangguk. darel mengambil ikan tuna kesukaan nya.

"wih kalian udah akrab" ucap rania tersenyum senyum menyentuh dagu audrey, audrey hanya mengernyitkan dahi dan menggeleng, sementara itu darel sibuk makan makanan kesukaan nya.

di selingi tanda tanya, rania sibuk menanyakan hubungan audrey dengan bilal. sementara itu bilal udah gak peduli sama audrey, audrey memutuskan untuk berhenti berhubungan, tapi gimana mutusin nya. bilal aja jarang on hehe.

audrey meminum segelas air putih, dan melepas handuk di kepala nya. darel juga nampak nya udah selesai makan nya, hujan belum berhenti. "rel mau mandi ga?" tanya audrey melihat darel tampak cemas.

darel menggeleng dan tiduran di sofa. audrey sibuk memilih channel tv yang dia favorite kan. gak lama kemudian darel tertidur pulas di sofa. audrey tak memperdulikan nya.

"loh itu darel tidur,ambil selimut gih" ucap rania, "mama aja sana, urusin dokter aufar dulu" ledek audrey sambil ketawa tawa.

rania langsung pergi,sementara itu audrey menuju kamar nya dan mengambil selimut dari dalam lemari untuk darel. audrey turun dan membangunkan darel, "nih pake selimut nya sendiri,jangan manja" ucap audrey melempar selimut nya ke badan darel.

darel langsung berterima kasih dan memakai selimut tersebut.

KALO UDAH BACA JANGAN LUPA DI COMMENT DAN VOTE YAAA MAKASIH SEMUANYA!! :3 SEMOGA PADA SUKA YA SAMA CERITA GUE HEHEHE, JANGAN SIDER AH WKWK :) :v


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang