Bagian 8

10.5K 688 5
                                    

TOK TOK TOK

Uh siapa sih yang bernyali besar mengganggu beruang yang lagi berhibernasi, biasanya beruang asli hibernasi didalam goa tapi beruang cantik satu ini bergelung dibalik selimut tebalnya dibuai kipas tornado yang sengaja distel keposisi paling kencang supaya makin siang tidurnya makin lelap.

TOK TOK TOK

Tuh orang nggak punya adat kali ya? Siempunya nggak bukain pintu masih aja ngotot nggedor dengan intensitas makin meninggi.

TOK TOK TOK

Alona mendengus kesal dari balik selimutnya, "Masuk aja Win nggak dikunci kok!" suara paraunya menggema diminggu pagi menjelang tengah hari ini. Meski ingatannya masih berceceran didunia mimpi tapi ia tidak melupakan janjinya untuk mengembalikan novel Winna yang dipinjamnya dua hari yang lalu dan ia akan memulangkannya pagi ini. berhubung matanya masih terlalu sepet dan belum mau diajak kompromi untuk melek terpaksa ia sedikit mangkir dengan Winna. Sorry deh Win, harap maklum nih mata masih ngantuk super berat, desisnya.

Ceklek, pintu terbuka dan kemudian ditutup lagi, "Ambil aja diatas lemari Win, thanks ya dan sorry nih telat mulangin." Alona tak mengubah posisi tidurnya, bergelung membentuk angka empat dengan selimut menutup sampai kepala.

Tak ada sahutan, tepian kasurnya yang terhampar dilantai terasa bergerak menandakan ada orang yang bergabung dibelakangnya. Selimut yang menutup kepalanya ditarik turun membuat alona membuka matanya dengan terpaksa.

"Udah ketemu Win nov....whuaaaaa....!" Alona melompat merapat kedinding kamar, matanya membulat nyaris terlempar keluar dari tempatnya melihat sosok yang duduk bersandar dikepala ranjang dengan kaki diselonjor, "Kau...k...kau, ngapain disini?" kaget yang luar biasa tergambar diwajahnya.

"Kau tak punya jam ya? Seharusnya kau sudah ada dirumahku dan bertugas sekarang, kelupaan atau disengaja he?" suara sinis situan Arrogant menyumpal telinga Alona.

Alona bukannya tak ingat tugasnya, semalam ia tak bisa tidur karena sebelum pulang dari café ia minum kopi amerika yang disuguhkan barita café si Kevin dan sialnya Alona menandaskannya dalam sekali tegukan tanpa menyadari efek sampingnya, alhasil matanya menolak dipejamkan hingga subuh menjelang dan baru tertidur setelah menjalankan kewajiban sholat subuhnya. Well, tak bisa disalahkan matanya masih terkatup sampai siarrogan ini mengusik ketenangannya.

"Sorry, aku tak bisa tidur karena minum kopi sebelum pulang dari café semalam, jadi aku kesiangan."

"Bodo amat, cepat mandi atau aku yang akan menarikmu kekamar mandi!" Jujur, darah Revan berdesir melihat Alona yang begitu alami dengan rambut kusut kayak singa dan muka amburadul khas orang bangun tidur.

Setelah merapikan tempat tidurnya dan membuka tirai Alona melesat kekamar mandi disudut kamar. Mata Revan menyusuri kamar sempit Alona, meskipun sederhana namun tertata rapi dengan banyak buku dan majalah berjejer dirak kecil disebelah ranjang yang menunjukkan cewek itu suka membaca. Tak banyak barang mengisi kamar itu mungkin karena penghuninya sendirian.

Alona keluar kamar mandi dengan pakaian lengkap, tangannya sibuk meremas handuk yang membelit dikepalanya untuk mengeringkan rambutnya sehabis keramas. Tanpa mempedulikan Revan yang mengamati gerak-geriknya ia dengan santai memulas bedak kepipinya dan mengoleskan lipglos kebibir seksinya. Revan mengalihkan pandangan tak tahan menyaksikan lebih lama pemandangan menggoda itu, ia khawatir akan lost control bila terus mempelototi alona yang sedang berdandan.

"Cuma makan mie?" kening Revan berlipat tiga melihat Alona menyantap mie cup sendirian tanpa menawari dirinya.

"Nasib anak kost, stok makanannya cuma mie dan sorry nggak nawarin soalnya kau pasti takkan mau kau kan biasa makan makanan western."

Mr. ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang