DUA

25 0 0
                                    

Hari yang membosankan itu akhirnya usai, bel telah berkumandang ke penjuru sekolah tanda semua kegiatan belajar telah usai. Fadia masih saja sibuk mengutuk harinya yang membosankan itu.

"Di, sibuk enggga hari ini? Ke rumah Sierra yuk tadi diajak tuh sama Sierra, Vio juga ikut ko" ajak Airin.

"Boleh deh, ya itung-itung naikin mood gue lagi" jawab Fadia.

"Yaudah yuk cabut sekarang, Sierra sama Vio udah nunggu tuh di gerbang" Airin berjalan memimpin menuju gerbang sekolah.

Sepanjang perjalanan Fadia hanya menatap nanar langit yang cerah siang itu, ia terpikirkan sesuatu,

Zhafran.

Sesampainya mereka, Fadia langsung pergi ke kamar Sierra dan meninggalkan kawan-kawannya itu yang masih sibuk menyiapkan kudapan untuk mereka nikmati bersama, ya Fadia dan Sierra memang sudah lama saling mengenal, wajar saja kalau Fadia sudah menganggap rumah Sierra seperti rumahnya Sendiri.

Zhafran,
Ia kembali terngiang dengan satu nama itu, entah apa yang menderu di alam sadarnya, tiba-tiba saja fikirannya melintaskan satu nama itu.

"Woy, bengong aja kesambet nanti Di" ujar Vio yang membuyarkan lamunan Fadia

"Apasih Vi" balasnya

"Eh kalian kenal Zhafran engga sih? Ko namanya agak aneh gitu ya, gue jarang denger nama itu" Tanya Fadia kepada tiga kawannya yang sedang asik dengan kudapan mereka.

"Engga Di, gue engga kenal, kenapa emang? Lo naksir dia ya?" jawab Sierra seraya memasukkan kudapan yang ada di tangannya ke dalam mulutnya.

"Gue kenal ko Di, dulu kita pernah sekelas" sahut Vio

"Apasih Ra, yakali gue naksir sama Zhafran, sipit gitu, bukan tipe gue haha" ujar Fadia sembari tertawa renyah.

"Lo pernah sekelas sama dia Vi? Dia anaknya gimana? Asik ga?" Tambah Fadia

"Awas aja Di hati-hati naksir, karma lo haha" sahut Airin diiringi dengan gelak tawa dua kawannya

"Ih apaansih Rin, dia bukan tipe gue!" Nada suara Fadia sedikit meninggi, dan ya tiga kawannya itu masih sibuk menertawakannya

Hari itu, hari membosankan Fadia, berubah menjadi hari yang penuh dengan gelak tawa bersama ketiga kawannya.

Sang lembayung senja telah menampakan perawakannya, pekat pun mulai datang, burung-burung kembali ke sarang mereka masing-masing, begitu pula dengan Fadia, kini gadis itu tengah berada di balik selimutnya, sama seperti dimana ia memulai harinya seperti biasa.

'Zhafran, namanya sungguh asing' batinnya

Malam itu Fadia terngiang akan nama lelaki itu,

Zhafran,

Nama yang cukup asing di telinganya, ya tapi entah kenapa itu menjadi amat terngiang di alam sadarnya, ya berharap saja agar alam mimpinya tidak ikut memikirkan nama lelaki itu malam ini.

***********************************

Hari demi hari berlalu, tidak terasa sudah 2 bulan ia berada di kelas yang sama dengan lelaki itu, ya lelaki itu, Zhafran.

Hari ini sekolah akan merayakan hari jadinya yang ke-33, ya tentu saja diadakan outdoor game untuk para siswa, sayangnya Fadia tidak terlalu antusias dengan hal itu, hal itu juga terjadi pada Zhafran.

Seorang gadis tengah berdiri di koridor, pandangannya mengarah ke bawah, wajahnya semakin anggun kala senyum menghiasi wajahnya saat melihat kawannya yang mengikuti kegiatan game.

Aku Kau Dan MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang