Sejak kejadian itu Fadia dan Zhafran menjadi sangat dekat, pembicaraan singkat mereka itu, dengan topik mereka yang bisa dibilang agak aneh membuat mereka bisa seakrab sekarang. Ya, ditambah lagi sekarang Zhafran duduk tepat di depan Fadia setiap harinya, itu memang perintah guru tapi mereka berdua tampaknya sama-sama tak keberatan akan hal itu.
Siang itu waktu menunjukan pukul 11.30 siang, waktu istirahat ke-2 mereka. Fadia masih asik menulis kalimat-kalimat serta gambar tidak jelas di binder kesayangannya sama seperti biasanya. Matanya tertuju pada apa yang tengah dikerjakannya saat ini, tapi fikirannya tertuju pada lelaki yang tengah duduk tepat di depannya.
Zhafran memutuskan untuk tidak keluar kelas dan makan siang saat itu. Dia lebih memilih untuk menghabiskan waktu istirahatnya ditemani game clash of clans kegemarannya itu.
Suara Zhafran memecah satu-satunya jarak diantara mereka, ya apalagi jika bukan keheningan. Saat itu di kelas memang hanya ada mereka berdua ya wajar saja jika kelas yang ramai bisa menjadi sangat hening.
"Fad, engga ke kantin?" tanya Zhafran seraya membalikan badannya ke arah gadis yang masih asik dengan bukunya.
Fokus gadis itu pun teralihkan dan berganti pada sang empunya suara. Ia menatap sekilas lelaki yang ada dihadapannya ini. Kemudian ia menggeleng pelan.
"Engga Ran, engga laper, lo sendiri?" jawab gadis itu kemudian ia kembali berkutat dengan buku dan alat tulisnya
"Sama Fad, gue juga engga laper. Eh Fad, download clash of clans dong, abis itu join clan gue deh" tawar Zhafran
"Engga ah males Ran gue engga ngerti mainnya" balas gadis itu
"Yaelah Fad gitu doang, udah nanti gue ajarin, download clash of clans sekarang pokonya" ujar Zhafran
"Oke oke, terserah" Fadia akhirnya mengalah dan mengiyakan permintaan lelaki itu
"Ran, pensi sekolah tahun ini lo jadi panitia ga?" tanya Fadia seraya menatap lelaki di hadapannya
"Engga Fad, males, lo sendiri?" lelaki itu sedikit menggelengkan kepalanya
"Gue jadi panitia tahun ini, ya lumayanlah jadi seksi dekorasi haha" ujar Fadia kemudian ia terkekeh
"Ah acaranya juga masih lama kan Fad?" tambah lelaki itu
"Iya, tapi ya lo kira engga butuh persiapan?" jawab Fadia
"Iyasih hehe" Zhafran menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu
"Eh tahun ini guest starnya gue aja Fad" tambah lelaki itu
"Jayus lo" ujar Fadia seraya memukul Zhafran dengan pena yang sedari tadi belum ia lepaskan
Lelaki itu hanya tertawa. Pembicaraan mereka bisa dibilang sangat random mulai dari pensi sekolah, game, sampai film semua dibicarakan mereka dan anehnya percakapan mereka tak pernah ada habisnya. Mereka masih tetap asik dengan percakapan mereka yang random itu hingga bel pulang berdering, ya maklum setelah istirahat kedua guru yang mengajar kelas mereka tidak hadir jadi ya kau bisa menebak sendiri apa yang terjadi.
***********************************
Malam telah menunjukan pukul 10.30 tapi Fadia masih asik berkutat dengan ponselnya. Rupanya iya tengah berbicara melalui pesan singkat, siapa lagi bila bukan dengan Zhafran. Senyumnya terkembang sempurna kala itu. Entah apa yang tengah mereka berdua bicarakan tapi rasanya asik sekali.
[LINE]
Zhafran : Fad, udah pernah nonton Big Hero 6 belom?
Fadia : Belum Ran, gaada temen nonton haha
Zhafran : Sabtu nonton sama gue mau?
Fadia : Boleh deh, jam berapa Ran?
Zhafran : Jam 1 aja jangan sore-sore gue udah males kalo sore keluar rumah
Fadia : Oke deh, tapi gue mau ke sekolah dulu nyiapin buat pensi h-7 nih woy wkwk
Zhafran : Yaudah tapi jam 1 jangan lupa ok?
Fadia : Siap bos wkwk
Zhafran : Btw lagi ngapain Fad?
Fadia : Cie perhatian wkwkwk, lagi ga ngapa-ngapain Ran, lo sendiri?
Zhafran : Sama, udah ngerjain pr Fad?
Pantas saja Fadia tersenyum-senyum sendiri di depan layar ponselnya. Siapa pula yang tidak akan tersenyum-senyum sendiri bila memiliki percakapan seperti itu apalagi dari orang yang cukup spesial. Aneh bukan dari percakapan singkat soal sepak bola bisa berlanjut seperti itu?
Ya, hidup memang selucu itu.
***********************************
Minggu, 13.00PM
Hari yang ditunggu-tunggu itu tiba, hari ini Zhafran dan Fadia berjanji untuk pergi bersama, walaupun cuma menonton film bersama bukankah itu menyenangkan bila bersama orang spesial.
Fadia mulai melangkahkan meninggalkan sekolah, walaupun hari ini hari minggu ia datang ke sekolah, apalagi jika bukan untuk persiapan pensi sekolahnya itu. Langkah Fadia cukup tergesa-gesa karena waktu telah menunjukan pukul 1.15 siang, padahal mereka berdua berjanji akan bertemu pada pukul 1 siang.
Ia menoleh mencari-cari sosok lelaki bermata sipit itu. Tapi tiba-tiba saja ada seseorang yang memukul kepalanya dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Zhafran?
"Lama banget sih lo" ujar lelaki itu
"Sorry Ran, tadi gaenak izin sama anak-anaknya" jawab Fadia disertai cengiran khasnya
Mereka berdua pun berjalan menuju bioskop yang memang jaraknya cukup dekat dengan sekolah. Selama di perjalanan mereka memperbincangkan banyak hal, termasuk film yang ingin mereka tonton.
"Ran udah jam 1.20 emang keburu nonton Big Hero 6?" ujar Fadia seraya melirik jam tangan kesayangannya
"Yah engga keburu itu mah, udah nonton Interstellar aja mau?" lelaki itu kemudian menoleh ke arah gadis yang ada di sampingnya
"Terserah lo aja" ujar Fadia masih disertai cengiran khasnya
Mereka berjalan hingga akhirnya sampai di tempat yang mereka tuju. Sesampainya disana benar saja mereka tidak jadi menonton film yang ingin mereka tonton sejak awal dan akhirnya mereka memutuskan untuk menonton film yang sudah mereka pilih tadi, Interstellar.
Usai membeli tiket mereka memutuskan untuk duduk di bangku yang ada disana. Mereka membicarakan banyak hal. Mulai dari hobi masing-masing, hingga masalah keluarga mereka masing-masing.
Kala itu Zhafran terus menatap lekat manik mata milik gadis yang ada di hadapannya. Ia tersenyum lebar tiap kali melakukan hal itu. Hal itu juga dirasakan Fadia, jantungnya berdegup agak lebih cepat kala itu.
'Kurasa aku mulai jatuh cinta' batin Fadia
'Ya, tak dapat dipungkiri, aku jatuh cinta, pada lelaki yang awalnya kubilang aku tak akan jatuh cinta dengannya'
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kau Dan Mereka
Teen FictionPernahkah kau merasa jatuh cinta? Sampai benar terjatuh? Ku kira rasasanya indah Ternyata tidak Aku sadar aku belari terlalu jauh Aku bermimpi terlalu tinggi Aku jatuh cinta terlalu dalam Tapi aku tak bisa berhenti berlari Tak bisa berhenti bermimpi...