Chapter 29

8.4K 514 130
                                    

Author's POV

"Malam ini aku dan Louis akan pergi ke club, kemungkinan besar kami baru pulang besok pagi. Kau ikut?" Ujar Niall seraya mengambil posisi duduk di sofa yang berseberangan dengan Harry. Mungkin Niall tidak tahu jika pikiran Harry melayang ke sembarang arah meski ia terlihat serius membaca buku. Niall lebih memilih menyantap snack beserta minuman kalengnya ketimbang memperhatikan raut wajah Harry yang ia sembunyikan dibalik bukunya.

"Aku tidak ikut." Jawab Harry akhirnya setelah ia terdiam beberapa menit.

Kontan Niall menghentikan aktifitasnya dan mengalihkan seluruh perhatiannya kepada Harry. Suatu kenyataan langsung menyadarkannya. Sekarang ia tahu bahwa temannya itu dalam kondisi terpuruk. Ya, Harry sedang tidak baik-baik saja. "Kau serius dengan kata-katamu?" Niall bertanya dengan nada rendah. Sementara itu, Harry menganggukkan kepala terpatah-patah sebagai jawaban. "Whoa, aku tidak habis pikir apa yang mengganggu pikiranmu. Maksudku, apa yang terjadi padamu, Harry? Kau bahkan tidak mengikuti kuliahmu lebih dari seminggu dan kau lebih memilih mengurungkan diri di kamar dengan buku-buku sialan itu."

"Aku baik-baik saja, justru aku menikmati situasi ini. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku." Meski sebenarnya aku sendiri tidak yakin akan hal itu, batinnya.

"Oh, ayolah. Kau harus pergi dan menyenangkan dirimu sendiri." Kata Niall yang tanpa terduga-duga meraih buku yang Harry baca dengan cepat dan meletakannya di meja. Niall memandang Harry dengan tatapan memohon. Ini bukan untuk kepentingannya semata, melainkan untuk kepentingan temannya yang tengah bersedih.

Harry melarikan tangannya untuk memijat pangkal hidung yang terasa berdenyut seraya menghela napas berat. Ia benar-benar merasa frustasi dan ia pikir mungkin sekarang adalah waktu yang tepat agar ia mulai menghapus ingatan-ingatan akan ucapan yang dilontarkan oleh gadis itu. Masa bodoh jika ia ditakdirkan sebagai orang yang tidak akan pernah mengerti tentang cinta, ia akan menerima kenyataan itu.

Persetan dengan gadis itu! Persetan dengan cinta!

"Baiklah. Aku akan ikut kalian."

"Kalau begitu bersiap-siaplah. Kami akan berangkat 10 menit lagi." Ujar Niall setelah bangkit dari duduknya dan melangkah keluar dari kamar Harry. Pun seperti sebelumnya, Harry hanya membalas dengan anggukkan kepala tanpa bergerak dari posisinya.

Menenangkan diri di club memang ide terbaik-untuk saat ini. Harry butuh sedikit hiburan setelah kejadian yang menimpanya tempo lalu. Ia masih punya pikiran yang normal. Ia tidak mau menyiksa dirinya sendiri dengan tindakan gila seperti membunuh diri. Tapi tidak bisa terelakkan, Harry benar-benar merasa kehilangan sosok Ellie di dalam kehidupannya meski mereka belum saling mengenal sepenuhnya.

Begitu sampai di club, baik Louis, Niall, maupun Harry segera mengambil posisi duduk di sebuah sofa dengan botol-botol vodka yang sudah dipesan oleh Louis sebelumnya. Semakin malam, situasi di club itu semakin liar. Louis dan Niall memutuskan untuk mencari gadis incarannya dan meninggalkan Harry yang sibuk meneguk botol-botol vodka. Kira-kira sudah tiga botol vodka yang ia teguk sampai habis.

Keadaan Harry benar-benar mabuk tidak terkendali. Ia sering menggumamkan kata-kata tidak jelas, kadang-kadang ia menangis seperti anak kecil, dan meneriakkan nama Ellie Pavinco berkali-kali. Ia membutuhkan Ellie, tidak ada yang lain. Harry bahkan sudah tidak peduli seberapa banyak orang yang berjalan di sekitarnya melemparkan tatapan risih lantaran terganggu dengan keberadaannya yang begitu berantakan.

Harry meneguk botol vodka-nya yang keempat sambil sesekali mengangguk-anggukkan kepala menikmati alunan musik. Ia sangat merindukan Ellie setelah lebih dari seminggu ia tidak bertemu dengannya. Perasaan takut masih menghantuinya sampai-sampai Harry rela tidak mengikuti kelas kuliahnya agar tidak bertatap muka dengan gadis itu. Lagi pula ponsel Ellie sudah tidak bisa dihubungi. Harry sempat berpikir hendak menemui Ellie di apartemennya, namun bukannya menemui Ellie, ia justru memandang gedung apartemen Ellie dari kejauhan tanpa menampakkan diri di hadapan Ellie.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CRUSHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang