Prolog

84K 626 16
                                    

"Yang ini bag-" saat Lane menoleh, orang yang ia ajak bicara sudah tidak ada ditempat. Kebiasaan buruk yang selalu Lane maafkan.

Dengan kesal ia keluar dari butik tadi dan berjalan sendiri disekeliling Mall dengan wajah ditekuk. Pasti kekasihnya itu sedang mengangkat telfon dari seorang kolega atau kerabatnya, mungkin. Seperti biasa, tanpa pamit. Benar-benar mengesalkan.

Mata Lane tertuju pada stand es krim yang berada diujung barat, ia bergegas berjalan kesana. Biasanya es krim bisa menaiki moodnya.

Baru saja Lane maju satu langkah, seseorang menabraknya dan dingin mulai terasa didaerah dadanya. Mulut Lane terbuka lebar, menatap kearah bajunya. Dress putih bersih yang baru ia beli kemarin baru saja terkena noda es krim coklat yang Lane yakini tidak akan bisa hilang.

Lane menggeram kesal, bersiap-siap memarahi siapapun orang yang menjatuhkan es krimnya ke dressnya. Tetapi kemudian ia terpaku menatap pahatan maha sempurna yang diciptakan oleh Tuhan, rahangnya menandakan dia seorang yang tegas dan juga ... hot?

Setelah berkali-kali berkejap, ia tersadar. Reflek ia menginjak sepatu laki-laki yang berada didepannya ini.

"Kamu ... bisa tidak sih, jalan hati-hati? Kamu tidak tahu harga gaun ini berapa, hah?!" Maki Lane dengan menggebu-gebu.

Lelaki di depannya, bukan meminta maaf malah berdecak kesal, ia mengeluarkan dompetnya dari saku belakang celana lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dan sebuah kartu nama lalu memberikannya kasar pada Lane.

"Harga gaunmu itu tidak sebanding dengan waktuku! Jika kurang, aku menaruh kartu namaku disana. Gara-garamu, waktuku terbuang sia-sia dan aku harus berbalik dan membeli es krim yang baru untuk kekasihku. Benar-benar sial." Lelaki itu balas memaki tidak kalah kesal.

Lane melongo, menatap kepergian lelaki tersebut kemudian menunduk menatap uang yang berada ditangannya beserta kartu nama yang diberikan tadi. Sepenting itukah waktunya? Memang dia siapa?

Lane mengedikan bahunya dan menyimpan uang yang tadi diberikan ke dalam tasnya, lalu dia memilih untuk pulang menggunakan taksi daripada menunggu kekasihnya yang lebih mementingkan pekerjaannya dan tidak tau sekarang berada dimana.

Tetapi lagi-lagi ia menggerutu merasakan lengket es krim tadi menempel yang didadanya.

Lane mengacak ngacak rambutnya karena kesal dress barunya itu terkena noda lengket dan yang paling membuatnya kesal adalah noda itu berada tepat di dadanya.

"Sombong sekali, aku juga sibuk sama sepertimu tuan!" Makinya di dalam taksi dan sang sopir hanya bisa melihat lewat kaca spion tanpa berani bertanya.

"Kamu kemana lagi sih! Dasar bedebah, seenaknya meninggalkan wanita secantik aku sendirian di dalam Mall dan bertemu lelaki yang lebih bedebah darimu! Lihat saja, tidak akan kuberikan apa yang biasanya kau minta tiap malam!"

Racaunya saat sudah turun dari dalam taksi.

[tbc]

Wanna sex with me?

Friday, January 22nd 2016

-ad

Hey, this is our first colab hope you enjoy and plizz dont be a silent reader.

21+

Body On MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang