One

76.3K 674 16
                                    

Mpphh, ahhh Fra ... ns

Lane sedang menangis sesegukan dengan sesekali menyumpah serapah kekasihnya. Ralat, mantan kekasihnya yang seenaknya berciuman dengan seorang jalang diruangan kerjanya.

Desahan itu terus teringat oleh Lane, pikiran Lane sekarang adalah jika Frans meninggalkannya tiba tiba, berarti sedang mengangkat telfon dari jalang sialan itu.

Dia terlalu bodoh atau bagaimana? Sudah jelas-jelas hampir setiap hari Lane pasti akan kekantor untuk mengunjunginya dan seenaknya dia bercinta disana? Gila.

"Brengsek, brengsek, brengsek!!"

Lane terus mengatakan itu sejak lima belas menit yang lalu, apartement nya sangat sepi.

"ASTAGA, LANE!" Pekik seseorang diambang pintu kamar Lane.

Ashley--sahabat Lane, menghampiri Lane yang terduduk dikasur dengan bahu naik turun dan selimut yang menutupi kepalanya. Ashley mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan ini, terdapat banyak sekali tissue yang berhamburan dilantai.

"Dasar gila, kamu lemah. Cepat bangun!"

Lane tidak mengidahkan perkataan sahabatnya, ia sedang putus cinta dan sahabatnya mengatakan ia gila? Benar-benar bukan sahabat idaman, biatch.

"Apa yang terjadi denganmu, dumbass?"

Lane menggeleng, enggan berbicara.

"Hey! Kamu anggap aku ini apa? Ceritalah denganku," Rayu Ashley sekali lagi.

Lane menatap Ashley yang mulai duduk disebelahnya. Lane kembali menangis, ia memeluk Ashley dengan bahu bergetar.

Lalu mengalirlah cerita, dari ketika ia mengunjungi kantor Frans dan ia melihat Frans yang bercumbu sangat panas dengan seorang jalang disofa ruang kerjanya.

Bahkan, ketika Lane sudah jelas-jelas berada disana, Frans tidak menyadarinya.

"Wanna have fun?" Bukannya memberi saran atau menyemangatinya, Ashley malah mengajak Lane bersenang-senang.

Lane menatap Ashely tidak percaya, Ashley yang merasa ditatap seperti itu, reflek menggaruk tengkuknya.

"You know me so well, Lane. Aku bukan pakar cinta atau pemberi nasehat yang baik. Ayo bersenang-senang, setidaknya kamu bisa meluapkan kekesalanmu disana."

Tidak menunggu jawaban Lane, Ashely menarik tangannya dan mendorongnya ke kamar mandi untuk bersiap. Lane hanya bisa menghela nafas dan mengikuti apa yang Ashley inginkan.

Setelah mandi, Ashley sudah duduk manis dikasurnya. Disebelahnya, terdapat gaun super seksi untuk Lane gunakan.

Lane mendengus, ia mengambil gaun itu dan mengenakannya. Selesai memakai gaun, Ashley membantunya untuk merias wajah dan rambut Lane.

"We are going to have fun, Lane. Come on, wajahmu jelek sekali jika ditekuk seperti itu. Aku malu membawamu, kalau begini."

Lane memaksakan senyum dengan senyum selebar-lebarnya membuat Ashley tertawa. Ia merangkul Lane dan pergi menggunakan mobilnya.

- Lane POV -

Kami berada di depan parkiran club dan diluar sudah semakin gelap. Aku ragu untuk masuk kedalam. Bukan, bukan karena aku tidak pernah menginjakan kakiku kesini, tetapi karena tampang yang menyedihkan ini.

Aahh hampir setiap malam jika aku ingin memuaskan hasratku--well, aku memang perempuan brengsek, aku selalu pergi ke club ini dan tentu saja aku bermain dengan Frans.

Body On MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang