Bertemu Dengannya

32.9K 770 3
                                    

Matahari telah menampakkan sinarnya, titik air hujan masih tampak di kaca jendela. Udara dingin yang masih terasa. Harum rumput yang keluar karena baru saja di pangkas. Suasana yang masih sunyi. Jam yang masih menunjukkan pukul lima pagi. Sungguh momen yang pantas untuk dapat menarik kembali selimut dan kembali tertidur. Kebanyakan orang-orang melakukan hal tersebut karena cuaca yang sangat mendukung untuk berbuat demikian.

Tapi tidak dengan seorang wanita yang sedari tadi sibuk di dapur untuk membuat sarapan untuk dirinya. Roti bakar yang telah diolesi selai kacang kesukaannya dan segelas susu coklat low fat siap untuk di santapnya pagi ini. Ia berharap kedua jenis makanan tersebut dapat mengganjal perutnya agar tetap kenyang sampai jam makan siang nanti.

Setelah membuat sarapan, ia kemudian duduk di meja makan dan memakan sarapannya dengan cepat sambil sesekali melihat arlojinya.

"Akhh kenyang". Ucapnya seraya memegang perutnya.

Usai memakan sarapan. Wanita tersebut kemudian mencuci piring bekas sarapannya tadi kemudian melirik jam dinding di dapurnya. Ia tidak mau sekali terlambat. Sudah menjadi kebiasaan untuknya disiplin waktu, apa yang dilakukannya harus sesuai dengan keinginannya. Ia merupakan wanita karir dan merupakan seorang CEO yang cukup sukses diusianya yang terbilang masih 25 tahun.

Setelah merapikan pakaian kantornya. Ia kemudian mengambil tablet yang terletak diatas meja makan dan membuka sebuah dokumen di tabletnya untuk mengecek jadwal yang harus dilakukannya seharian ini.

Getaran handphone di dalam saku jasnya membuatnya terkesiap dan merogoh barang yang bergetar tersebut dari dalam saku lalu menggeser tombol warna hijau dan menekan tombol loudspeker dan meletakkan handphonenya di atas meja makan.

"Ya ada apa?"

"Bu, saya hanya mengingatkan pagi ini kita ada kunjungan ke salah satu pusat perbelanjaan perusahaan yang kemarin baru di resmikan".

"Oke".

"Baik bu, terima kasih".

Klik

"Yaelah, udah gue bilang jangan panggil gue ibuk-ibuk, gue bukan ibuk lu. Gile aje". Ucap wanita tersebut gusar sambil memandangi handphonenya yang tidak tersambung lagi.

"Oke selesai". Wanita tersebut kemudian mengambit tas selempangnya dan berjalan menuju parkiran apartemennya lalu melajukan mobil audy hitam miliknya. Mobilnya melesat memecahkan kesunyian di lingkungan apartemen mewah tersebut.

Mobil tersebut kemudian berhenti di sebuah gedung yang tinggi menjulang. Ia kemudian keluar dari mobil dan melihat arlojinya kembali.

"Oke jam 7 tepat" gumamnya dalam hati. Dan menutup pintu mobilnya. Lalu melempar kuncinya ke pegawai yang bertugas untuk keamanan gedung tersebut.

"Parkir yang bener ya".

"Iya buk".

"Ya ampun, jangan panggil gue ibuk... Emang gue ibuk lo.. Eh terserah deh". Ucapnya gusar.

"Mungkin ibuk lagi PMS". Gumam pegawai tersebut. Kemudian ia menjalankan mobil bossnya untuk diparkirkan di parkiran khusus CEO.

Di lobi kantor. Para pegawai yang bekerja di lobi telah berbaris semuanya untuk menyambut CEO tersebut. Saat memasuki gedung mereka lalu membungkuk memberi hormat dan meneriaki.

"SELAMAT PAGI BU".

"Ye, selamat pagi. Kerja yang bener ye, jangan pada main mulu". Ucap wanita tersebut. Kemudian ia lalu berjalan ke arah lift dan diikuti oleh sekretaris, dan antek-antek lainnya.

Di dalam lift, sekretarisnya kemudian menekan tombol 35 dimana lantai tersebut merupakan letak ruangannya berada.

"Kalian sudah sarapan?" tanyanya memecahkan kesunyian. Sebenarnya ia malas sekali dengan rasa yang sunyi. Ia tidak mau merasakan kekakuan berada di sekitarnya. Hal tersebut dapat mengurangi moodnya untuk bekerja. Tapi bagaimana lagi. Mungkin sikapnya yang cendrung arogan, disiplin, dan semuanya harus perfect membuat para pegawai takut dan tunduk terhadapnya.

Aku Ingin Nikah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang