Aku dan Perjodohanku

10.2K 505 9
                                    

Anthony baru saja keluar dari ruang perawatan Nathan, ia lalu duduk di deretan bangku yang terletak di lorong rumah sakit. Pikirannya sangat kacau, Nathan yang kecelakaan, dan juga ia harus menerima perjodohan yang dilakukan uminya padahal ia sangat tidak setuju dengan perjodohan tersebut. Ia tertunduk lesu dan mengacak rambutnya frustasi.

Bunyi langkah berlari dari sepatu seseorang menggema dilorong tempat Anthony duduk. Ia lalu menoleh ke arah sumber suara dan mendapati Widya tengah berlari kecil menuju ke arahnya. Anthony langsung berdiri dari duduknya dan menatap Widya saat Widya sudah berdiri di depannya.

Widya tidak menoleh sedikitpun ke arah Anthony, ia hanya memperhatikan pintu lalu berjalan ke arah pintu tersebut dan menggeser kenop pintu ruangan tempat Nathan dirawat.

Widya lalu masuk ke dalam ruangan tersebut. Tampak Nathan dikelilingi berbagai macam alat mulai dari infus, pendeteksi detak jantung, tabung oksigen dan lain-lain. Nathan tampak tertidur dengan damai. Widya lalu menarik kursi lalu duduk disamping tempat tidur Nathan. Ia lalu memegang tangan Nathan dan menatap Nathan dengan tatapan sendu. Berusaha untuk tidak menangis.

"Nathan koma". Kalimat itu lolos dari bibir Anthony yang membuat Widya terkejut namun ia berusaha menutupinya dengan memasang muka datar.

"Pulanglah, lo tampak lelah, biar Nathan gue yang jaga". Ujar Widya masih menatap wajah Nathan.

"Tapi, kamu baru saja pulang dari London".

"Pulanglah, gue udah istirahat dipesawat, dan lo, lo harus istirahat juga, gue tahu semalaman lo belum tidur, jadi lo pulang, istirahat". Ucap Widia datar.

Anthony menghela nafasnya.

"Baiklah, saya titip Nathan" ujar Anthony lalu meraih kunci mobilnya yang terletak di meja yang terletak di sudut ruangan, ia lalu melangkah keluar dari ruangan vvip tempat Nathan dirawat.

Satu tetes air mata meluncur begitu saja dipipi Widya kala melihat Nathan yang tertidur dengan tenang. Widya berusaha menghapus air matanya, namun lama kelamaan air mata tersebut jatuh dengan deras, Widya memeluk tangan Nathan dan menangis dengan terisak. Dadanya sangat sesak melihat kondisi Nathan yang terbaring koma dengan luka disekujur tubuhnya.

"Sayang, bunda disini nak, bunda disini, kamu bangun ya, bunda akan selalu menjaga kamu mulai detik ini, jadi kamu harus bangun ya". Ucap Widya disela-sela isakannya.

Nathan tidak bergeming, Widya tahu akan hal itu, ia terus saja menangis dan juga terus mengusap tangan Nathan yang tidak dipasang infus, dan sesekali mengecup tangan Nathan.

Diluar, Anthony memperhatikan perlakuan Widya terhadap anaknya Nathan, ia menatap sendu Widya yang sedang menangis melihat kondisi anaknya, sebenarnya ia sangat berharap bahwa Widya bisa menjadi bunda untuk Nathan. Ia menghela nafasnya lagi dan berjalan menyusuri lorong rumah sakit.

"Assalamualaykum, maaf nih saya terlambat nak Anthony". Ucap pak Saleh ketika sampai di sebuah meja restoran tempat Anthony dan Pak Saleh ayahnya Widya janjian bertemu.

"Waalaykumussalam, gak apa-apa kok pak" ucap Anthony dan menyalami pak Saleh. Kemudian mereka berdua duduk di bangku restoran.

Setelah memesan makanan, mereka berdua kemudian membicarakan tentang kabar Nathan dan tentang kerja sama dalam pekerjaan perusahaan.

"Haha, saya ini sudah tua lo nak Anthony, sebentar lagi perusahaan ini akan dilanjutkan oleh anak saya Anggi dan suaminya, ya karena Widya sudah punya perusahaan sendiri. Jadi mungkin ini terakhir kalinya saya akan mengadakan kerja sama, untuk selanjutnya nak Anthony akan bertemu dengan mantu saya saja". Ucap Pak Saleh.

"Wah, bener gitu ya pak? Waduh saya bakalan kangen nih sama Pak Saleh rapat bersama". Ucap Anthony yang disambut kekehan dari pak Saleh.

"Nak Anthony ini bisa saja". Ucap Pak Saleh. Makanan yang mereka pesan kemudian sampai, mereka lalu menikmati makanan tersebut, sambil sesekali bercanda. Setelah makanan mereka habis. Suasana kemudian mendadak serius. Saat Anthony tiba-tiba berdiri dari kursinya dan berlutut di depan pak Saleh. Pak Saleh terkejut melihat tingkah laku Anthony.

Aku Ingin Nikah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang