3

101 8 5
                                    

"Heh Rama!! Sini lo!!"
seseorang berteriak emosi.

"Apaan sih? Lu ada masalah sama gue?" tanya gue sambil menahan emosi.

"LO GA PANTES YA DEKETIN AURELL KAYAK GITU! DIA ITU MASIH CEWEK GUE,MAN!"

Mukanya yang merah padam sangat kontras dengan warna asli kulitnya.

"Heh! Asal lo tau ya! Aurell itu udah gak tahan sama lu!" Sahut gue emosi.

"Halah! Gausah banyak omong lo Ram! Bilang aja lo mau ngerebut Aurell dari gue!Dasar bajingan!"

wah sialan, gue dikatain bajingan. Dasar kampret! Rasain nih!

Gue pun meninju rahang cowok keparat itu, hingga ia jatuh tersungkur.
Gak habis pikir, ngajakin ribut disekolah.

"HEH! LO NGACA DONG DASAR KAMPRET! MANA ADA CEWEK TAHAN SAMA COWOK YANG KERJAANNYA MAIN FISIK HAH?!?"
Gue berteriak tepat di depan muka jeleknya.
(Sebenernya dia gak jelek jelek amat sih, tapi bodo amat deh)

Tanpa kita sadari, sudah banyak murid yang menonton adu bacot kami.
Ck, dasar kurang kerjaan. Bukannya misahin malah nonton.
Tapi sorry, gue lagi serius nih.

Cowok itu meludah. Darah segar mengucur dari bibirnya yang sobek.

"Gak usah bohong!"

bugh..
Tinjunya mengenai mata gue. Gue membalas dengan meninju hidungnya.
Tepat ketika ia mengarahkan tinjunya ke muka gue..

"HEH STOP DONG YAAMPUN!!"
sesosok cewek muncul dari kerumunan. Mukanya yang pucat menandakan ia sangat panik.

"Duh kalian berdua apa apa-an sih?!?"
Kata cewek itu sambil berdiri diantara kami.

"Dia mau ngerebut lo dari gue Rell!"
adu si cowok menyebalkan.

"Udah deh! Gue udah ga ada apa apa sama lo! Yuk Ram! Kita pergi dari sini"
Setelah berkata begitu, dia menarik tangan gue menjauhi kerumunan.

Dia,
Seseorang yang sanggup mengubah segalanya.
Yang sanggup mengubah hari hari gelap.
Yang sanggup mencetak senyum di wajah.
Yang selalu ngedukung apapun yang terjadi.

Bagaikan bintang yang selalu menemani bulan di malam hari.

Tapi, sekarang berbeda.
Dia jauh,
jauh sekali.
Ibarat langit dan bumi,
Ibarat kutub utara dan kutub selatan,
Ibarat minyak dan air,
Yang tak akan pernah bersatu.
Selamanya.

*flashback off*

---------

"Hoiiii Man! Kok bengong mulu sih? Kayak gak pernah dibelai cewek aja! Lo ga liat tuh cewek cewek seger lagi pada MOS?" Seseorang berseru tepat di depan kuping gue.

"Ck, gak tertarik."
Jawab gue sambil mengusap kuping yang "kehujanan" (kesembur ludah) oleh cowok tersebut.

"Wah parah.. Tadi gue liat ada yang cakep loh man! Masa lo gak tertarik? Apa jangan jangan, lo suka cowo ganteng ya?!?" Katanya sambil tertawa ngakak.

"Bukan bego." Sahut gue sambil menjitak kepalanya.

"Gue suka sama cewek lain" lanjut gue.
Cowok itu hanya ber-"oh" ria.

Alfano Quirez
Keturunan "bule" latin. Mata birunya yang cemerlang selalu membuat semua orang terkagum. Dilengkapi dengan tubuh atletis dan rambut yang kekinian. Dia termasuk kedalam "most wanted" di sekolah.
Tetapi sifatnya yang terlalu polos dan agak bodoh (menurut gue sih) membuatnya terlihat konyol.

"Eh ituh tuh, yang kata gue cakep.Gebet ahh.."
Dia menunjuk nunjuk seorang cewek.
Gue mencoba memfokuskan pandangan dan gue sadar.

Lah, itukan si Raya.
Wah, gak kebayang deh ntar Raya nanggepinnya gimana.
Pasti Alfa langsung gak jadi gebet.

"Oh itu.. Lumayan kok Fa, gih kenalan" gue tersenyum.

Kalo gue kasih tau Raya adek gue, gawat jadinya.
Alfa bisa minta kenalan plus nanya Raya terus. Kan bisa gawat.

"Syik asyik, dapet dedeq gemez"
Alfa joget joget, membuat seisi kantin melihat kearah kami.

"Duh, lo kalo mah dangdutan jangan disini. Malu gue." Bisik gue.

"Ck , jutek banget sih" Alfa memutar bola matanya.

"Aqu tuch ga bisa diginiin, mas"
Alfa merangkul lengan gue lalu menyenderkan kepalanya di bahu gue.

Astaga, kenapa gue bisa temenan sama satu makhluk ini..

"Udah deh, gue mau ke gudang osis dulu. Ngambil perlengkapan. Dah"
Kata gue sambil mencoba melepaskan rangkulan Alfa.

"Yah mass, qamu mau ke mana? Aqu ga bisa ditinggal gini mas! Mas!"
Sahut Alfa setengah berteriak.

---------------

Gue memutar kunci gudang dan melihat kedalam. Cukup rapih memang. Tapi karena kurangnya cahaya dan jendela, membuat ruangan ini terlihat seram dan apak.

Gue nyari barang yang diminta Sephine.
Lagi sibuk sibuknya nyari barang itu, gue mendengar suara desahan kesakitan (bukan desahan kenikmatan loh ya,rapihin tuh otak).
Gue mengerutkan alis. Kalau ini manusia, kok bisa masuk? Kan tadi gudangnya kekunci.

Tanpa banyak pikir lagi, gue segera memeriksa seluruh gudang.
Dan mendapatkan sesuatu di pojokan tergelap.

Tubuh gue menegang, melihat seseorang terbujur tak berdaya bersimbah darah. Matanya tertutup, menandakan ia sudah pingsan (atau mati).

Orang itu adalah Dipa, seksi Olahraga OSIS.

-------------------------------------------------------------

Hai gaizz!! I'm Back!!

Maap ye telat nehh, atuh da banyak tugas gaiz.
Maap juga ini kependekan/ ada typo gt dan "kejutannya" gak sesuai harapan.

Gimana? Kabarnya??
Semangat yah, 2 hari lagi Sabtu yeyyy..

Oiya jangan lupa vote and comments yah!! And kalo ada yang mau kritik&saran di comments atau pc aja yah!

See you gaiz!

Love,

Rara

Dendam.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang