4

92 10 3
                                    

RAYANA ZAHRA PRANATA

Tak terpikirkan oleh ku kalau ada kejadian yang begitu mengerikan.

Sehabis berkeliling ke seluruh penjuru sekolah. Aku memutuskan untuk menyusul Kak Rama.
Entah, aku ingin menyusulnya saja.

Saat aku mencari Kak Rama di kantin, aku menemukan seseorang sedang menunjuk nunjuk kepadaku.
Di sebelahnya terdapat Kak Rama.

Ish, cowok alay itu lagi.

Cowok alay itu menyapaku ketika istirahat tadi.

"Hai!! Nama lo siapa? Cantik yah!"
Katanya sambil berjalan disampingku.

"Gausah ganggu gue"
Sahutku.
Aku tau dia kakak kelas, tapi ya gimana lagi. Aku sudah terlanjur kesal padanya. Masa sepanjang jalan dia terus berceloteh tentang mantan mantannya?! Gimana aku gak esmosi? Huh!

Jadi, aku injak kakinya kencang kencang lalu kabur dengan kecepatan super sambil berteriak,
"Rasain lo! Jangan ganggu gue lagi!"

Haish memikirkan cowok itu ingin membuatku menonjok barang satu dua orang.

Lalu aku melihat Kak Rama berjalan keluar dari kantin, aku pun memutuskan untuk mengikutinya.

"Hai cewek! Tadi kita belum sempet kenalan nih, gue Alfano. Panggil aja Alfa"
Si cowok rese menghentikan langkahku.

Ck, rese banget sih ,orang lagi buru buru. Tapi namanya keren juga ya, hem...

"Gue gak peduli ya, udah minggir gue mau lewat"
Kataku sambil berjalan melewatinya.

"Eh tunggu dulu dong! Kok main pergi aja sih?!"
Alfa mengikuti langkah ku.

"Heh, lo tuh ye! Udah gue bilang jangan ganggu gue. Duh ilehhh minggir!"
Sahutku setengah berteriak.
Masalahnya aku kehilangan jejak Kak Rama. Ck, si Alfa ini merepotkan sekali.

Aku menonjok mukanya supaya dia tau rasa. Upppsss terlalu kencang!
Ia jatuh terhuyung ke lantai.

Aku panik, mengingat aku nyaris dikeluarkan gara gara berantem disekolah. Sebenarnya aku tidak takut sih, tapi ya gimana aku khawatir saja.

Gimana kalo si Alfa ini tukang ngadu? Sehingga ia menuntut aku,
"DIA PAK YANG NONJOK SAYA SAMPE SAYA JADI GINI !!HIKS HIKS HIKS.." kan gawat,
atau dia terkapar disini dan gaada yang nolongin?

"Eh aduh gile gue nonjok kekencengan. Eh lo bangun dong" kataku sambil menepuk nepuk pipinya.

"Eh yaampun jangan mati dong gue gamau di hukum nih"
Aku nyaris putus asa dan menangis di tempat kalau dia tidak membuka matanya.

"Heheheh.. lo lucu juga ya kalo khawatir." Katanya sambil bangkit berdiri.

Sialan, aku dibohongi.
Sambil menahan rasa kesal aku pun berdiri.

"Tapi tonjokan lo boleh juga, sampe muka gue nyaris bengep gini"
Alfa berkata sambil memegang pipinya yang membiru.

"Udah gih sonoh ke UKS, gue mau nyusul Rama."

Langkahku terhenti saat dia bertanya,
"Lo kenal Rama? Kok Rama enggak pernah cerita ya?"

Wah keparat emang Kak Rama, masa adek nya yang keren buanget ini gak pernah diceritain sih. Dasar menyebalkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dendam.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang