Nana POV
Namja yang tadi pagi ku tabrak, akhirnya muncul juga. Aku benar-benar takut untuk menatapnya. Hatiku benar-benar berdegup dengan kencang. Wajahku seketika memerah ketika dia menatapku sekilas ketika dia melewati bangkuku. Aku benar-benar salah tingkah.
"Kau kenapa? Mengapa wajahmu memerah? Gwaenchanha?"
Aku langsung membungkam mulut sahabatku itu. Dan ketika itu pula guru pelajaran Matematikaku masuk.
Pelajaran berjalan dengan lancar hingga suara bel berbunyi pertanda istirahat pertama.
"Kim Nana! Kau sudah berjanji untuk menceritakan semuanya padaku." kata Bomi antusias.
"Yah. Hmm, jika seandainya kau bertemu seseorang lalu jantungmu berdegup itu artinya apa?"
"Artinya kamu menyukai orang itu, apa kau sepolos itu?"
Mataku tiba-tiba membulat ketika sahabatku berbicara seperti itu.
"Waeyo Nana-ya? Apa kamu sedang menyukai seseorang. Atau jangan-jangan orang itu... Yoongi?" tebaknya.
"Mwoo? Apa yang kau katakan-"
"Kalau bukan dia siapa lagi. Wajahmu memerah saat ia lewat di depanmu tadi."
"Yak Bomi-ya. Apa aku benar-benar menyukainya? Tadi pagi aku tidak sengaja menabraknya blablabla"
Aku menceritakan semuanya kepada Bomi.Bomi hanya tertawa mendengar ceritaku itu. Mungkin ia berpikir jika aku aneh sama seperti Yoongi.
"Nana, aku akan selalu mendukungmu. Tenang saja." ia hanya mengatakan hal itu saja.
"Mendukung apa? Aku dan Yoongi berbicara saja tidak pernah. Apalagi pacaran."
Bomi hanya tertawa mendengar ucapanku. Bel tanda masuk pun berbunyi, kami memutuskan untuk segera kembali ke dalam kelas.
.
.
.
Bel tanda pulang...Yoongi POV
Aku menunggu yeoja itu untuk mengungkapkan semuanya kepadanya. Memang ini terlalu cepat, tapi aku terlalu lelah menyimpan persaanku padanya. Seandainya ia menolak, mungkin aku bisa menerimanya.
"Kenapa dia lama sekali? Apa dia akan menginap disekolahan?" tanyaku pada diri sendiri.
Aku menunggu yeoja itu kurang lebih selama 1 jam. Dan akhirnya orang yang kutunggu keluar juga, dengan waktu yang sangat pas. Dia sedang sendirian.
Ketika dia melewati tempatku bersembunyi aku langsung menariknya untuk ikut masuk kedalam ruangan tersebut.
"Yak!! Nuguya? Apa yang kau inginkan dariku?!" teriaknya cukup keras.
Aku langsung membekap mulutnya dan menyuruhnya untuk diam. Dia sangat kaget ketika melihatku. Matanya membulat sempurna. Aku melepaskan tanganku dengan perlahan. Aku takut ia teriak lagi.
"Yoongi apa yang kau lakukan?" ia menanyakan hal itu tanpa ekspresi di wajahnua.
"Nana-ssi. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu."
Lalu aku mendekatkan wajahku kepadanya. Pipinya sudah seperti kepiting rebus, memerah.
Nana POV
Wajahku seketika memerah. Dan aku yakin wajahku pasti sudah seperti kepiting rebus ketika dia mendekatkan wajahnya. Aku bisa merasakan hembusan nafasnya. Aku takut dia mengapa-apakan aku karena masalah tadi pagi.
"Nana-ssi? Aku menyukaimu, sudah lama aku memendam rasa ini. Aku menyukaimu sejak pertama kali melihatmu." ucapnya perlahan lalu ia memberi senyum kepadaku.
His smile, like sugar.
Rasanya hatiku berhenti berdetak. Aku benar-benar tidak menyangkanya, ia benar-benar akan mengatakan itu kepadaku, hal yang tidak pernah aku prediksi sebelumnya. Kepalaku menunduk, aku tidak berani menatapnya.
Tiba-tiba tangannya mengangkat daguku untuk menatapnya.
"Mwoya? Apa kau bercanda Yoongi-ssi? Kau pasti hanya bercanda kan? Ah, mungkin kau salah menculik orang" tukasku dengan gurauan untuk mencairkan suasana tegang saat ini. Tapi sepertinya ia tidak menanggapi gurauanku barusan.
"Aku tidak pernah main-main soal perasaan." ucapnya dingin.
Dia mendekatkan wajahnya hingga jarak wajah kita hanya 2 cm saja. Dan dia mulai mendekatkan bibirnya ke bibirku. Aku menutup mataku karena takut, dan..
chu
Dia menciumku. Dia merebut first kiss milikku. Dia melumat bibirku lembut. Entah apa yang telah merasuki pikiranku, aku mulai menikmatinya. Dia menggigit bibir bawahku dan refleks aku membuka mulutku, dan dia dengan cepat memasukkan lidahnya kemulutku. Aku mulai membalas ciumannya. Setelah cukup lama berciuman akhirnya dia melepasnya.
"Sekarang kau adalah milikku Kim Nana." ia memelukku. Aku membalas pelukkannya. Rasanya seperti banyak kupu-kupu yang terbang di dalam perutku, like a dream come true. Mungkin sekarang aku bisa mengatakan jika aku menyukainya.
"Mau aku antar pulang?" aku mengangguk dan segera menuju pakiran. Dia mangantarku sampai didepan rumah.
"Gomawo Yoongi-ya" aku akhirnya berbicara. Ia tersenyum lagi.
"Ne.. Sudah sampai, segera masuklah. Aku akan pulang." ucapnya dan segera menyalakan motornya dan meninggalkanku.
Percayalah jika rasa suka itu tidak bisa kau bohongi.
***
Yoongi POV
Ia adalah ciuman pertamaku, cinta pertamaku malah. Aku belum pernah menyukai seorang yeoja, hanya dia. Entah mengapa aku bisa menyukainya.
Sesampainya dirumah aku langsung mandi dan menuju kamar untuk istirahat.
.
.
.
Keesokan harinya, ketika aku memasuki ruang kelas. Nana menatapku, aku hanya meliriknya saja. Aku melihat wajahnya sedikit kecewa. Lalu aku memutuskan menghampirinya."Annyeong chagi" sapaku kepadanya.
Dia menatapku, lalu tersenyum. Sedangkan Bomi yang berada di sebelahnya membulatkan matanya dan memberi tatapan apa-yang-sedang-terjadi?
"Apa yang kau ucapkan barusan? Apa aku tidak salah dengar? Apa kalian berpacaran?" serbu Bomi dengan berbagai pertanyaannya. Nana hanya terdiam, sepertinya ia malu.
"Ya Nana! Jawab aku!?" kata Bomi gemas.
"Uhm i-iya Bomi-ya." jawab Nana gelagapan.
"Waaaahhh daebak!!! Aku tak percaya bahwa kalian saling menyukai. Longlast untuk hubungan kalian, traktiranya nanti ya di kantin(?)" jawab Bomi dengan manja dan mencoba untuk beraegyo dihadapanku dan Nana.
Aku melihatnya hingga ingin muntah dan menahan tawa. Sedangkan hanya Nana menganggukkan kepalanya.
"Nana-ya, apa kau nanti ada acara? Aku ingin mengajakmu pergi jalan-jalan." tanyaku mengganti topik.
"Emm... sepertinya tidak ada." ucapnya sambil menggelengkan kepalanya, "Baiklah, nanti jemput aku di rumah jam 5 sore" lanjutnya.
"Baiklah, arra." Aku tersenyum sebelum meninggalkannya dan kembali ke bangkuku.